Jae-min merasa In-wook masaih ragu dengan perasaannya. In-wook geram, ia berkata “apa kau lihat aku gampang dijahati?”. Jae-min bingung. “aku tidak sepertimu, tak punya kesibukan. Kalau mau bermanja-manja, cari ayahmu saja!” kata In-wook dan pergi meninggalkan Jae-min. Jae-min menahan dan ingin bicara. In-woo berkata “urusan kalian, kalian selesaikan sendiri saja. Jangan ganggu aku lagi!”. Preman klub sudah marah karena mereka mengganggu, ia menghampiri keduanya sambil memegang pundak Jae-min. Jae-min yang sedang kesal mendengar kata-kata In-wook dengan kasar melepaskan tangan preman itu dari pundaknya. Jae-min memperingatkan In-wook jangan berada disisinya lagi karena ia tidak ingin bertemu In-wook lagi. Preman klub tidak senang dan menjorokan Jae-min sambil menyuruhnya pergi. Jae-min kesal kepada preman itu berani mendorongnya kemudia ia berusa memukul preman itu. Preman marah dan mencoba membalas pukulan itu, tapi dicegah In-wook. In-wook menyuruh Jae-min pergi. Soo-jung berusaha meredakan keadaan tapi malah didorong preman klub hingga jatuh. Jae-min tidak terima dan berusaha memukul preman itu lagi. In-wook berusaha membela Jae-min hingga ia juga ikut kena pukul. Mereka bertiga saling pukul. Soo-jung panik, ia minta bantuan kepada orang-orang yang melihat kejadian itu tapi tidak ada yang membantu. Akhirnya Soo-jung mengambil papan pengumuman yang ia pakai sebelumnya untuk memukul kepala preman itu. Soo-jung berusaha membantu In-wook dan Jae-min berdiri. Tiba-tiba teman preman itu datang dan menyuruh menangkap mereka bertiga. Soo-jung, Jae-min dan In-wook lari dari kejaran para preman itu.
Mereka berhasil lolos dari kejaran para preman setelah sembunyi di sebuah gang. Ditempat persembunyian Jae-min malah menyalahkan In-wook kenapa memilih berbicara ditempat seperti itu. In-wook berkata sudah menolak untuk berbicara dengan Jae-min dan akan bicara dengannya di kantor saja. Jae-min tidak terima, ia merasa In-wook tidak sopan. In-wook menanyakan umur Jae-min. “ 27 kenapa?”, In-wook berkata “aku 29 tahun”. Soo-jung marah mendengar mereka bertengkat terus. Ia berkata “asal kalian berdua lolos, masalah akan selesai. Tapi aku dan kakakku akan mati setelah ini”. Jae-min malah berkata “siapa suruh kau ikut campur”. Soo-jung tidak terima ia marah karena bantuannya tidak dihargai. In-wook memperingatkan mereka untuk diam karena para preman masih mencari mereka. Soo-jung bingung harus melakukan apa setelah ini. In-wook meminta maaf. Soo-jung berkata sudahlah dan pamit untuk pulang. Jae-min melihat Soo-jung kedinginan karena berpakaian minim saat bekerja. Jae-min mengucapkan terima kasih kepada In-wook karena telah menolongnya. In-wook tidak menerimanya karena In-wook tidak menolong Jae-min hanya untuk mendengar Jae-min berterima kasih kepadanya. In-wook pergi meninggalkan Jae-min. Jae-min kesal mendengarnya.
Soo-jung berjalan pulang sambil kedinginan saat Jae-min lari mengejar dan menarik tangannya ke sebuah butik. Jae-min membelikan Soo-jung mantel dan berkata “senang bertemu denganmu lagi, sampai jumpa”. Soo-jung berteriak memanggil Jae-min, dengan malu-malu ia menghampiri Jae-min dan meminjam uang untuk ongkos naik taksi. Jae-min memberinya. Soo-jung bilang, ia akan mengembalikannya. Jae-min bertanya “kapan?”. Soo-jung “segera”. Jae-min “terserah” lalu pergi meninggalkan Soo-jung. Begitu Jae-min pergi Soo-jung melihat harga mantel yang begitu mahal, ia ingin mengembalikan ketoko, tapi tidak bisa karena matel itu dibeli dengan kartu kredit. Lalu Soo-jung mertanya halte terdekat ada dimana. Di klub malam Mixi dan kakak Soo-jung ditahan dan dihukum oleh para preman klub. Mixi tidak terima karena ia tidak ada hubungannya dengan masalah ini, ia juga datang keklub sebagai tamu. Mixi memukul-mukul dirinya sendiri. Para preman kaget melihatnya.
Soo-jung yang telah sampai rumah mendapati pintu masih terkunci, sehingga terpaksa menunggu diluar dengan kedinginan. In-wook baru saja sampai. Soo-jung berkata dunia ini kecil sehingga mereka bisa bertemu lagi bahkan menjadi tetangga. In-wook bertanya kenapa tidak masuk. Soo-jung “tidak punya kunci jadi tidak bisa masuk”. In-wook masuk kedalam rumahnya, tapi kemudian ia keluar lagi karena kasihan dan mengajak Soo-jung menunggu didalam rumahnya. Ia juga membuatkan Soo-jung minuman lalu membiarkannya dengan membaca buku. Soo-jung mengantuk tapi tiba-tiba In-wook bertanya kenapa Soo-jung tidak kembali ke Bali. Soo-jung teringat dulu ia pernah berbohong dengan berkata bahwa ia ditugaskan kembali ke Korea oleh kantornya. Lalu Soo-jung beralasan bahwa ia menyukai tempat dingin daripada tempat panas seperti Bali. In-wook bertanya darimana Soo-jung mendapatkan mantel. Soo-jung ingin bercerita tapi kemudian tidak jadi, ia beralasan mendapatkannya begitu saja saat akan pulang. Saat In-wook ingin menanyakan tentang Mixi, Soo-jung telah tertidur. In-wook terpaksa menidurkannya ditempat tidurnya sedangkan ia pulang kerumah ibunya.
Pagi harinya Soo-jung kaget ia karena ia terbangun di kamar In-wook. Ia buru -buru merapikan kamar itu, tapi ia melihat sebuah foto (foto In-wook dengan Young-joo). Tiba-tiba ada suara ketok pintu, Soo-jung mengira itu In-wook dan menyuruhnya masuk karena ia sudah bangun. Ternyata itu adalah Mixi, Mixi marah dan tidak menyangka Soo-jung berani tidur di tempat In-wook. Dirumah mereka Mixi baru tahu ternyata laki-laki yang ditemuinya tadi malam adalah Jung Jae-min. Ia bertanya berapa harga mantel yang diberikan Jae-min untuknya dan apakah Soo-jung telah membuat janji untuk bertemu lagi. Soo-jung berkata bahwa hubungannya dengan Jae-min tidak seperti yang Mixi pikirkan. Mixi tidak percaya, ia menganggap Jae-min telah tertarik dengan Soo-jung karena bersedia menghamburkan uang banyak untuknya. Mixi juga memperingatkan Soo-jung agar ia jangan sampai kehilangan kesempatan untuk dekat dengan orang kaya, sehingga ia mampu keluar dari kemiskinan dan dapat membayar hutang-hutang kakaknya. Tiba-tiba terdengar suara, Soo-jung mengira In-wook telah pulang. Ia keluar ingin mengucapkan terima kasih, tetapi ternyata itu bukan In-wook melaikan para preman yang mencari Soo-jung. Di tempat lain bos Soo-jung, Young Ye-tai ternyata tinggal dijalanan bersama para gelandangan. Ia membaca koran yang dijadikannya selimut. Di koran dikabarkan bahwa pewaris grup Pax “J” berkelahi di sebuah klub malam dan terdapat foto Jae-min dengan Soo-jung. Young Ye-tai tiba-tiba mendapatkan ide dan pergi dari tempat itu.
Dikantor In-wook sedang mempresentasikan hasil laporannya. Kakak Jae-min memuji namun ia memberikan saran agar In-wook juga melakukan penyelidikan terhadap para saingannya dengan melakukan survai. Kakak Jae-min meminta pendapat Jae-min, tapi Jae-min tidak memperhatikan. Kakak Jae-min menjelaskan maksudnya lagi, Jae-min hanya bisa mengatakan itu usulan bagus dan kemudian meminta pendapat In-wook. In-wook menerima usulan tersebut. Selesai rapat kakak Jae-min mengatakan kepada Jae-min “lihatkan ada gunanya In-wook didivisimu”. Jae-min hanya diam. Kakak Jae-min lalu menanyakan hubungannya dengan Young-joo. Jae-min masih diam dan meninggalkan kakaknya. Kakak Jae-min lalu berbicara dengan In-wook, ia berkata “Bagaimana menyenangkan kan? Kelak aku serahkan urusan Jae-min kepadamu.” Lalu ia pergi. In-wook tidak mengerti ia hanya diam mendengarnya.
Jae-min tiba diruang kerjanya, ia mendapat laporan dari asistenya bahwa ibunya, ayahnya dan Young-joo yang mencarinya karena berita dikoran. Tapi Jae-min tidak tertarik. Saat asistennya memberikan laporan tentang Soo-jung, Jae-min mulai tertarik. Asistenya melaporkan mulai dari umur, tinggi badan, berat badan, bahkan ukuran tubuhnya. Ia juga melaporkan bahwa Soo-jung yatim piatu, sekarang tinggal dirumah temannya karena kelakuan kakaknya yang kurang baik. Pendidikan Soo-jung dan pekerjaannya dulu dan sekarang. Saat mendengar pekerjaan Soo-jung sekarang sebagai wanita malam, Jae-min tidak percaya ia menganggap Soo-jung bekerja sebagai pemanggil tamu saja bukan wanita malam. Tiba-tiba Young-joo menelpon ingin bertemu sebelum pertemuan keluarga mereka nanti malam.

Pertemuan makan malam menjadi tidak enak karena ibu Young-joo membading-badingkan kekayaan keluarganya dengan keluarga Jae-min, ia juga menyinggung tentang masuknya Jae-min di koran hari itu. Ibu Jae-min membela anaknya dengan mengatakan bahwa anaknya yang tampan dan tubuhnya tinggi selalu mengundang media untuk memberitakannya. Ibu Young-joo menyindir bahwa anak-anak keluarga Jung tinggi-tinggi tidak seperti ayahnya. Ia juga menyindir kakak Jae-min yang telah bercerai. Tiba-tiba ayah Jae-min marah karena Jae-min tidak kunjung datang.
Jae-min datang bersama Young-joo. Begitu duduk Young-joo mengutarakan niatnya untuk membatalkan pernikahan lalu segera pergi. Ibunya mengejarnya. Keluarga Jae-min menganggap ini semua karena masalah berita di koran. Ibu Jae-min marah pada Young-joo yang menganggap pernikahan ini hanya permainan dan membatalkan pernikahan hanya karena masalah kecil. Ayah dan kakak Jae-min bertanya sebenarnya ada apa dengan Young-joo. Jae-min membela Young-joo dengan mengatakan bahwa ia yang meminta Young-joo membatalkan pernikahan ini karena mereka masih muda. Ayah Jae-min marah mendengar penjelasan itu dan berusaha menghajar Jae-min dengan bangku. Sebelum pergi ia memperingatkan Jae-min agar menetukan hari pernikahan dalam waktu 1 bulan.
Jae-min yang sedang kesal menghabiskan waktu bermain biliard dengan teman-temannya. Temannya menyinggung kenapa Jae-min datang dan berkelahi ditempat jorok seperti di berita. Lalu Jae-min mnegajak teman-temannya ketempat itu. Teman-temannya kaget dan senang karena tenyata itu adalah tempat yang menyediakan gadis-gadis seksi. Jae-min bertanya tentang Soo-jung kepada pelayan diasana. Ia menginginkan Soo-jung menemaninya. Pelayan yang kebetelun adalah Kakak Soo-jung mengatakan bahwa Soo-jung tidak enak badan saat itu. Jae-min lalu mengeluarkan sejumlah uang dan menyuruh pelayan membawa Soo-jung. Teman-teman Jae-min tidak menyangka Jae-min datang ketempat seperti itu karena ada wanita yang ia sukai. Soo-jung sedang dipukuli para preman klub malam karena memukul tamu yang sedang ia layani (Soo-jung tidak mau melayani para tamu). Pelayan datang mengatakan ada tamu yang mencari Soo-jung. Preman memperingatkan agar Soo-jung bersikat baik terhadap tamu atau akan dibunuh.

Young-joo menunggu In-wook didepan rumah kotrakkannya. Ibunya terusa menelponya tapi tidak diangkat, lalu ia melihat In-wook pulang. Namun tiba-tiba ada Soo-jung yanng memanggil In-wook. Young-joo tidak jadi menghampiri In-wook. Soo-jung mengira In-wook telah pindah karena tidak pernah bertemu. Lalu ia mengajak In-wook pergi minum. In-wook sebenarnya menolak dan ingin masuk kerumah tapi ia kemudian melihat Young-joo yang sedang menunggunya dan akhirnya tidak jadi menolak saat Soo-jung menariknya pergi minum.



Soo-jung pura-pura tidur saat kakaknya minta maaf dan membujuknya kembali bekerja. Mixi menyindir itu semua kesalahannya sendiri. Kakak Soo-jung terus-terusan membujuk ia memperlihatkan bekas pukulan para preman itu. Soo-jung tetap pura-pura tidur. Mixi menyindir lagi, kakak Soo-jung memninta Mixi tidak mengurusi urusan mereka. Begitu juga Mixi, ia berkata agar kedua adik kakak ini jangan mengganggunya lagi dan pergi dari tempatnya. Kakak Soo-jung memelas bagaimana mungkin Mixi tega mengusir adiknya dalam keadaan seperti ini. Tentu saja Mixi tidak tega. Mixi pamit menggunakan mantel dari jae-min. Soo-jung masih pura-pura tidur. Kakaknya memukul-mukuli dirinya sendiri untuk minta maaf dan membujuk Soo-jung. Tidak tahan Soo-jung bangkit dan mengambil sebuah kartu nama. Ternyata Soo-jung menghubungi Jae-min.
Jae-min tidak menyangka Soo-jung menelponnya dan ingin bertemu dengannya sekarang. Karena Jae-min sudah pulang mereka janjian temu di apartement Jae-min. Jae-min senang ia bersiap diri dan merapikan apertementnya. Ia menyiakan anggur dan bunga, bahkan Jae-min bingung harus duduk bagaimana. Akhirnya Soo-jung datang.
