Senin, 10 Maret 2014

Sinopsis MIMI Episode 3

Episode 3 dimulai dengan adegan mimi yang sedang di kejar oleh umbrella man di sebuah gang sempit. Tapi  mimi akhirnya terpojok dan si umbrella man pun menyerahkan kotak korek api yang dibuang oleh mimi setelah mimi tahu kalau minwo bisa melihatnya. Umbrella man mengingat kalau sekarang mimi tidak bisa mundur lagi dan harus memenuhi janjinya untuk meninggalkan minwo saat ingatan minwo sudah kembali.
Saat batang korek api yang minwo nyalakan pada waktu ia bertemu mimi padam, minwo pun terbangun di rumah eunhae. Ternyata mimi juga ada di sana saat itu. Mimi juga yang ternyata memasukan korek api ke dalam jaket minwo, karena ia sudah janji dengan si umbrella man.
Saat minwo pergi dari rumah eunhae karena merasa baru mendapatkan mimpi yang aneh, minwo tak sengaja menjatuhkan obatnya. Eunhae sempat menahan minwo di sana dan bertanya apakah mereka sekarang sudah berteman. Tapi Winwo menjawab kalau mereka tidak bisa menjadi teman.
Eunhae pun mengikuti minwo sampai kebawah. Eunhae teringat kejadian semalam saat minwo mabuk setelah acara getering makan malam selesai. Saat itu minwo mengucapkan kata-kata yang sama yang ia ucapkan kepada mimi dalam mimpinya. Yakni minwo yang seseungguhnya berbeda dengan winwo yang ada  di webtoon. Karena minwo yang sebenarnya adalah seorang sampah dan penipu. Eunhae berkata kalau ia melihat minwo bukan orang yang seperti itu. Eunhae menilai kalau minwo itu orang yang baik dan sepertinya tidak bisa bohong atau pun menyakiti orang lain. Dan lagi-lagi minwo menyangkalnya seperti saat ia menyangkal ucapan mimi dalam mimpinya. Minwo berkata kalau ia juga ingin menjadi orang yang seperti eunhae bilang. Tapi kenyataannya ia adalah sampah yang ingin terlihat berhasil dimata orang lain, tapi itu tidak mungkin karena ia sudah salah sejak awal.
Sementara itu minwo terhenti di ujung jalan karena menemukan korek api di jaketnya. Korek api yang sama yang ada di dalam mimpinya. Minwo pun mulai tidak yakin lagi kalau apa yang ia ingat tentang kejadian semalan cuma mimpi.
Minwo kembali ke apartementnya dan mencoba untuk melanjutkan karyanya lagi. Tapi sepertinya pikiran minwo masih buntu karena ia mencorat-coret gambar yang telah ia buat.
Minwo memutuskan untuk jalan-jalan keluar, tapi sebelum itu ia mampir lagi ke apartement tetangganya / si fire warrior. Dan lagi-lagi tidak ada jawaban. Minwo pun teringat perkataan petugas jaga yg berkata kalau si fire warrior biasanya pulang pukul 5 sore dan pergi lagi pukul 9. .
Masih di depan apartement fire warrior, minwo mengeluarkan kotak korek apinya dan ingin menghidupnya. Tapi batang korek api itu terjatuh, minwo pun mengambilnya. Saat akan menghidupkannya lagi, tiba-tiba minwo mendengar sebuah dering lagu yang tak asing baginya. Ia pun mencari kesekelilingnya sumber lagu itu. Dan ternyata itu adalah bunyi dering ponselnya sendiri, yang ia tak ingat telah merubahnya.
Dan bukannya menjawab panggilan itu, tapi minwo malah semakin penasaran dengan apa yang terjadi padanya semalam. Minwo pun buru-buru keluar dari apartementnya, padahal dari arah berlawanan si fire warrior yang minwo cari tadi baru saja tiba disana.
Ternyata minwo pergi untuk mencari cafe tempat korek apinya berasal, yakni cafe lupin. Tapi minwo tidak bisa menemukannya. Ia pun akhirnya mencarinya lewat internet. Minwo mencatat beberapa alamat cafe lupin yang ada disekitar dan kemudian mengunjunginya satu-satu. Tapi ternyata sumuanya bukan cafe lupin yang sama dengan cafe lupin tempat korek api itu berasal.
Minwo mendapat telepon eunhae tapi ia masih enggan menjawabnya. Padahal eunhae ingin memberitahu kalau obat minwo ketinggalan di apartementnya. 
Karena penasaran dengan obat apa itu, eunhae menghubungi seorang professor kenalannya. Professor itu berkata kalau obat yang eunhae temukan adalah obat penenang. Proffesor itu juga berkata kalau orang yang mengonsumsi obat itu biasanya akan bersikap aneh seperti suka cemas dan mengigau. Eunhae pun teringat saat minwo tertidur tadi di rumahnya, saat itu ia melihat minwo senyum-senyum sendiri dalam tidurnya, dan saat senyum minwo itu berubah menjadi kesedihan seiring dengan air mata yang jatuh.
Hari mulai gelap, minwo sampai di sebuah gang sempit yang kumuh. Disana ternyata sudah ada si umbrella man dan mimi. Umbrella man menatap mimi seakan meminta persetujuan. Dan mimi pun hanya memberi anggukan sebagai jawabanya. Minwo merasa ia pernah melalui gang itu, setelah melihat sebuah cermin disana. Minwo pun berjalan lebih dalam dan akhirnya ia menemukan cafe lupin yang ia cari.
Minwo memasuki cafe lupin, di sana hanya ada si umbrella man yang sedang menyamar sebagai bartender. Si umbrella man langsung menyapa minwo. Minwo heran dan bertanya apakan bartender itu mengingatnya. Si umbrella man berkata kalau ia mengingat minwo, karena minwo pernah datang sekali kesana dan duduk dikursi yang sama yang minwo duduki sekarang. Untuk menyakinkan kecurigaannya minwo bertanya kapan ia pernah kesana. Si umbrella man berkata kalau minwo datang kesana taggal 8 desember 10 tahun lalu. Uumbrella man berkata kalau ia sangat ingat hari itu, karena hari itu adalah hari pertama cafe lupin itu dibuka dan saat itu hujan turun dengan desar. Minwo pun bertanya dengan siapa ia berbicara saat itu. Si umbrella man pura-pura tidak ingat, ia berkata kalau hari itu di depan toko, jika bulan bersembunyi, waktu akan kehilangan alurnya.
Karena merasa tidak mengerti apa yang disampaikan oleh bartender itu, minwo pun beranjak pergi dari sana setelah meminum minuman yang sudah disajikan tadi. Tapi tiba-tiba lampu panggung yang ada dibelakang meja bartender mengarah langsung kearahnya. Ditambah lagi tiba-tiba saat itu minwo mendapat telepon lagi. Dering ponsel minwo mengingatkannya kalau ia memang pernah ada di cafe lupin itu dan saat itu ada seorang gadis yang bernyanyi untuknya.
Minwo datang kerumah ibunya. Ia mencari sesuatu dikamarnya, tapi ia malah menemukan barang-barang ayahnya. Ibu yang pernasan dengan apa yang dilakukan minwo di kamar, pun menghapiri minwo. Di sana ibu melihat apa yang barusan minwo temukan. Minwo bertanya kenapa ibunya masih belum membuang barang-barang ayahnya. Ibu malah bertanya balik apakah meraka bisa melupakan orang yang mereka cintai, walaupun mereka ingin. Ibu menjawab sendiri dan berkata kalau ia tau itu tidaklah mudah bagi mereka.
Melihat ibunya yang mulai sedih, minwo pun mengalihkan suasana dengan bertanya apakah ibu minwo melihat ponsel lamanya yang ia gunakan di sma dulu. Ibu berkata kalau ia juga menyimpan barang-barang lama minwo dengan baik termasuk potongan kuku pertama minwo dulu saat ia baru lahir. Tangan ibu mulai mengeluarkan beberapa barang dari laci. Ibu pun menyerahlan ponsel yang minwo cari setelah mengeluarkannya dari laci. Tapi tiba-tiba minwo melihat barang-barang lain yang ibu keluarkan dari laci tadi yang salah satunya adalah jam tangan pemberian mimi. Minwo melihat jam tangan itu dan ia melihat tulisan "minwo cinta mimi" di sana. Minwo pun jadi penasan siapa mimi sebenarnya.
Eunhae menghadiri rapat dengan dewan direksi bersama team leader. Disana eunhae menjelaskan kalau mereka harus mengadakan sebuah acara geratis yang terbuka untuk umum agar webtoon mereka jadi lebih sukses. Eunhae juga menyampaikan kalau ia tau, cara itu akan sedikit merugikan perusahaan. Karena semua majalah, surat kabar yang dibagikan secara geratis tidak bisa meningkatkan pendapatan perusahaan ditambah lagi tersedianya internet saat ini. Salah satu direksi tidak suka mendengar kalau mereka akan rugi. Presdir bertanya apakan dengan mengadakan pameran webtoon adalah solusinya. Eunhae dengan yakin mengiyakannya. Presdir terlihat berpikir sejenak, kemudian ia malah berkata agar mereka menunjukan ciri khas webtoon perusahaan mereka. Atau dengan kata lain ia menyetujui ide eunhae.
Team leder pun ikut bahagia dengan keberhasilan eunhae menyakinkan dewan direksi. Tapi kemudian setelah meeting selesai team leader mengabarkan kalau minwo belum menyerahkan hasil karyanya satu pun, bahkan sekarang minwo susah dihubungi. Eunhae mengerti, ia pun berpikir sejenak dikantornya sebelum akhirnya memutuskan untuk menemui minwo sekaligus menyerahkan obat minwo.
Eunhae datang ke apartment minwo mulanya ia memutuskan untuk menitipkan obat minwo ke penjaga tanpa menemuinya. Tapi kemudian ia kembali lagi dan memutuskan untuk memberikan langsung obat itu ke minwo. Mimi melihat kedatangan eunhae. Eunhae mencoba membunyikan bel tapi tidak ada jawaban. Dan eunhae pun akhirnya membuka sendiri lagi pintu minwo  dengan kode pintu yang ia miliki.
Di dalam apartement minwo, eunhae langsung melihat hasil kerja minwo. Ia pun akhirnya tau kalau minwo masih buntu karena semua gambar-gambar yang disana, semuanya dicoret kembali oleh minwo.
Eunhae kemudian melihat sesuatu di rak buku. Mimi yang berdiri disamping rak buku merasa eunhae akan menyentuhnya. Tapi ternyata eunhae hanya mengambil sebuah buku yang terletak tepat di atas mimi. Buku yang eunhae ambil adalah buku gambar minwo yang berisi tentang memori minwo dengan ayahnya. Yaitu gambar-gambar tentang mercusuar, pantai dan jam tangan.
Minwo sedang mengendarai mobil menuju ke kota tempat dulu ia tinggal sambil mendengarkan radio. Saat berada dilampu merah minwo merasa bosan dan mematikan radionya. Ia melihat kesekeliling dan seperti melihat sesuatu. Saat lampu hijau sudah menyala minwo tiba-tiba membelokan mobilnya. Teman lama minwo yang dulu datang ke fansign sekarang sedang bekerja sebagai pengantur lalu lintas. Karena melihat ada mobil yang sembarang berbelok tadi, teman minwo itu ingin memarahi pemiliknya. Tapi minwo malah tersenyum dan langsung keluar menyapa nama teman lamanya itu, Wang Boo Rai. Teman lama minwo tidak jadi marah karena minwo sekarang sudah mengingatnya. Bahkan Wang Boo Rai  mengajak minwo datang kepesta pernikahan teman sma mereka dulu.
Di tempat pesta minwo bertemu teman-teman lamanya semasa sma dulu. Karena tidak pernah dapat kabar tentang minwo, teman-teman minwo menguji minwo apakah minwo masih ingat nama-nama mereka. Entah karena memang sudah ingat atau asal menebak. Minwo berhasil mengenali satu per satu temannya.
Ucapaca pernikahan dipandu oleh Wang boo rai. Karena cara memandu acara wang boo rai yang kocak minwo pun ikut menikmati dan tertawa bersama teman-temannya yang lain.
Dibelakang minwo tiba-tiba muncul mimi. Mimi yang melihat pasangan pengantin yang begitu bahagia dan minwo juga yang bahagia bergumam "bercintalah yang sebanyak mungkin selama kau masih hidup, karena jika kalian meninggal kalian tak bisa bersama lagi, kalian tidak dapat bersentuhan, tidak bisa mengatakan saling mencintai. Jadi saat kau masih hidup, bercinta sebanyak yang kau mau, pergilah ketempat yang kau mau, lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Dan jika kau mencintainya, katakanlah jika kau mencintainya, katakanlah lagi dan lagi bahwa kau mencintainya". Ini perkataan ini seperti ditunjukan untuk dirinya dan minwo. Kemudian mimi pergi dari sana.
Di acara makan-makan wang boo rai mengeluh karena mereka sudah menyumbang tapi makanan yang disajikan cuma sedikit. Tiba-tiba pasangan pengantin ikut gabung dengan mereka. Pengatin pria berterima kasih karena minwo mau datang dan ikut menyumbang. Teman-teman minwo yang lain jadi penasan berapa uang yang minwo sumbang, secara minwo sekarang sudah jadi penulis terkenal. Tapi minwo membantah dan berkata kalau ia tidak punya uang yang banyak. Jadi ia juga tidak menyumbang banyak tadi, kata minwo sambil malu-malu. Untunglah Wang boo rai menolongnya dengan mengalihkan pembicaran dengan meminta mempelai wanita beryanyi untuk mereka. Maka mempelai wanita pun bernyanyi dengan heboh, minwo dan teman-temanya pun bersenang-senang kembali.
Sementara itu, ternyata eunhae memutuskan untuk menunggu minwo pulang. Tapi karena sudah terlalu lama, eunhae pun memutuskan untuk pergi. Saat akan pergi dari sana, eunhae menginjak sebuah pensil, eunhae pun memutuskan untuk meninggalkan pesan untuk minwo sebelum pergi. Saat selesai menulis memo itu, tiba-tiba sebuah buku jatuh dari rak. Eunhae pun mengambil dan melihat isi buku itu. Ternyata itu adalah buku gambar lain minwo yang berisi gambar-gambar saat minwo bersama mimi.
flashback 
Ternyata minwo dulu setiap malam selalu menggambar apa yang ia lakukan hari itu bersama mimi. Saat mimi diam-diam mengintipnya bermain gitar. Saat mimi terkurung dirung seni. Saat ia mencari mimi yang tiba-tiba hilang dari sekolah. Dan saat kyung jin dulu memintanya menggambar foto seorang gadis, saat itu minwo bertanya siapa nama gadis itu. 
kembali ke masa sekarang
Minwo masih ada dipesta pernikahan temannya, ia bertanya ke teman-temannya tentang siapa mimi sebenarnya. Teman-teman minwo mengingat mimi sebagai gadis pemilik salon yang baru pindah dan sangat manis serta cantik. Minwo pun bertanya apakan mimi masih ada disana. Mempelai wanita berkata kalau sepertinya mimi sudah pindah. Minwo bertanya lagi apa si mempelai wabita yakin mimi telah pindah dengan mata kepalanya sendiri. Si mempelai wanita yakin karena sehari sebelum mimi pindah, ia melihat mimi. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa ia lupakan. Hari itu mempelai wanita melihat pintu ruang seni yang terbuka, ia pun memutuskan melihat siapa yang ada di dalam ruang seni itu. Dan betapa kagetnya ia saat melihat mimi dengan rambut awut-awutan persis seperti hantu sedang berdiri disamping jendela. Mempelai wanita berkata kalau ia tau mimi itu sakit-sakitan, tapi hari itu ia melihat mimi lebih seperti tertekan dan kelehan bukan sakit.
Minwo pun mendesak si mempelai wanita mengatakan kapan hal itu terjadi. Tak terima istrinya didesak. Si mempelai pria pun gantian memarahi minwo yang tiba-tiba pindah ke seoul tanpa pemberitahuan. Suasana pun jadi tegang dan kikuk. Merasa bersalah minwo pun akhirnya pergi dari sana. Tapi baru beberapa langkah minwo kembali dan bertanya tetang kabar Kim kyung jin. Karena suasana masih tegang teman-teman minwo pun tidak ada yang menjawabnya. Minwo terpaksa pergi lagi dari sana tanpa hasil.
Eunhae menuju ke kota tempat winwo tinggal dulu, ia juga membawa buku gambar minwo yang ia temukan tadi. 
Minwo sepertinya berusaha menemukan ingatannya dengan mengikuti catatan di kalendernya lagi. Ia pergi ke sekolah dan melihat ruang seni, tapi ia hanya ingat kalau ia pernah membersikan ruang seni itu.
Kemudian ia juga pergi ke salon mimi, tapi ia cuma ingat kalau ia pernah menunggu seseorang di depan pintu salon itu.
Sementara itu eunhae ternyata berusaha menemukan tempat-tempat yang sesuai dengan gambar yang minwo buat. Ia berhasil menemukan tempat jam menara berada.
Minwo pergi ke taman, disana ia ingat kalau ia pernah mengecat sepeda bekasnya agar bisa digunakan untuk kencan dengan seseorang. Disini kita tau, kalau minwo sepertinya belum bisa mengingat bagaimana wajah mimi karena di adegan-adegan ini wajah mini selalu tidak terlihat.
Disisi lain taman itu, eunhae berhasil menemukan jalanan yang minwo gambar di bukunya. Taman ini adalah taman yang sama yang minwo kunjungi saat ini. Tapi eunhae dan minwo tidak bertemu disana.
Mereka akhirnya bertemu di tempat yang biasa minwo datangi bersama mimi untuk melihat pemandangan kota dari atas. Minwo terkejut melihat eunhae disana. Eunhae menyerahkan buku gambar minwo dan berkata kalau ia minta maaf telah mengambil buku gambar minwo tampa ijin dari apartement minwo. Ia beralasan kalau itu terjadi karena minwo belum menyerahkan karyanya, dan sebagai manager ia harus tetap mengawasi bawahannya, terlebih ia  juga harus  mengembalikan obat minwo yang tertinggal dirumahnya.
Eunhae berkata kalau ia datang ke kota itu karena mengikuti gambar minwo yang tertulis sma ho su tingkat 2 kelas 5. Minwo bertanya bahgaimana eunhae tau ia ada ditempat itu sekarang, Eunhae berkata kalau ia tidak tau, ia hanya tau kalau minwo sedang mencari inspirasi disuatu tempat.
Minwo melihat buku gambarnya tapi ia tidak ingat pernah menggambarnya. Eunhae pun meminta minwo bercerita tentang masalah yang sedang dihadapi minwo saat ini kepadanya. Tapi minwo hanya diam tidak menjawabnya, eunhae pun beranggapan kalau minwo masih tidak mau berteman dengannya. Eunhae pun hendak pergi dari sana. Tapi tiba-tiba minwo menahannya. Minwo berkata kalau ia akan bercerita masalah yang sedang ia hadapi meski ia sendiri tidak tau apa masalahnya.
Eunhae pun duduk lagi disamping minwo. Tidak jauh dari sana ada mimi dan umbrella man yang memperhatikan mereka. Umbrella man berkata kalau sejujurnya untuk menghilangkan perasaan bersalah bukanlah waktu, tapi menemukan sesorang yang lebih baik, sesorang yang lebih baik untukmu. Mimi langsung melirik tajam kearah si umbrella man sebagai tanda kalau ia tidak suka dengan ucapan si umbrella man.
Setelah mendengar masalah minwo yang tidak bisa mengingat masa lalunya, eunhae bergumam pada dirinya sendiri, kenapa ia bisa cemburu dengan minwo kalau keadaan minwo ternyata seperti itu. Eunhae pun berkata kepada minwo kalau ia sepertinya bisa membantu minwo. Eunhae menunjukan gambar-gambar yang ada didalam buku gambar dan berkata kalau sepertinya minwo dulu menggambar semua yang pernah ia alami seperti minwo sedang menulis diary. Sehingga kalau minwo melakukan semuanya kembali, minwo mungkin akan ingat masa lalunya. Minwo pun sepertinya setuju, ia mengajak eunhae untuk ikut bersamanya. Mimi terlihat cemburu melihat minwo dan eunhae bersama, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Minwo dan eunhae pergi kesekolah, keruang seni. Disana eunhae membantu minwo mengingat masa lalunya dengan cara meraut sebuah pensil agar sama seperti apa yang digambar minwo. Tapi minwo tidak bisa mengingat apapun.
Kemudian mereka pergi ketaman. Minwo mengajak eunhae untuk bersepeda dengannya. Meskipun awalnya menolak, tapi akhirnya eunhae bersedia. Bahkan saat minwo sedikit tidak seimbang, eunhae tanpa ragu memeluk pinggang minwo untuk berpegangan. Padahal dulu saat bersepeda dengan mimi. Saat ada jalan yang tidak rata, mimi malah memegang telinga minwo untuk berpegangan bukan pingganggnya.
Karena suasana jadi sedikit canggung. Minwo pun bertanya apakah ia bisa bertanya sesuatu kepada eunhae. Eunhae mengiyakan tapi asal bukan tentang cinta pertamanya. Minwo pun bertanya berapa berat badan eunhae, karena ia merasa berat saat mengayuh sepedanya. lololol. Ternyata minwo bercanda, minwo bertanya lagi apa impian eunhae. Eunhae bertanya kenapa minwo bertanya tentang hal itu. Minwo berkata kalau ia hanya penasaran dengan mimpi seorang putri presdir. Eunhae berkata kalau ia ingin menjual permen kapas, karena permen kapas akan semakin besar jika kita memutarnya, sama seperti permen kapas itu ia ingin membuat perusahaannya semakin besar.
Hari sudah malam minwo dan eunhae pergi ke sebuah cafe. Disana eunhae memesan kue, coklat dan garam. Minwo heran bagaimana eunhae bisa tahu gambar cangkir didalam gambarnya bukan kopi tapi coklat. Terlebih dia tidak suka yang manis-manis. Eunhae berkata kalau coklat yang diberi garam seperti dalam gambar akan terasa lebih manis, dan mungkin minwo dulu suka manis-manis. Saat pesanan datang eunhae menyerahkan minuman coklat yang telah ia kasih garam ke minwo. Minwo mencoba meminumnya tapi rasanya aneh dan minwo tidak bisa mengingat apapun.
Minwo kemudian teringat kalau ia membawa ponsel lamanya. Minwo menunjukan kepada eunhae. Dan eunhae menghidupkan ponsel itu. Tiba-tiba ada pesan suara masuk. Eunhae berkata kalau ia tidak yakin pesan suara itu masih ada setelah sekian lama ponsel itu tidak digunakan. Dan benar saja saat minwo mencoba mendengarkan pesan suara itu, pesan suara itu sudah tidak ada.
Karena minwo masih tidak bisa mengingat masa lalunya, suasana pun jadi kembali canggung. Eunhae diam-diam mencoba minuman coklat garam tadi (berrrr ciuman tidak langsunng nih). Minwo kemudian bertanya apakah maksud sebenarnya eunhae melarangnya bertanya tentang cinta pertama eunhae adalah agar ia menanyakan hal itu kepada eunhae. Eunhae tentu saja menyangkalnya dan jadi malu karena minwo menganggapnya begitu. Eunhae menutupi rasa malunya dengan mengalihkan suasana dan berkata kalau hujan diluar deras sekali. Minwo hanya tersenyum melihat sikap eunhae yang jadi salting. Hari semakin larut dan minwo pun pamit pergi duluan, karena ia akan pulang ke seoul besok jadi eunhae bisa pulang sendiri malam ini.
Minwo mengayuh sepedanya sambil hujan-hujannan. Tapi ditengah jalan rantai sepeda minwo lepas. Ia pun menepi dan mencoba memperbaikinya. Tak lama kemudian mobil eunhae lewat. Minwo berkata kalau ia baik-baik saja dan eunhae bisa pergi meninggalkannya. Mulanya eunhae memang mau pergi, tapi ia kembali lagi dan membantu minwo dengan cara memanyunginya..
Minwo tidak berkata apapun melihat eunhae seperti itu, ia malah seperti mendengar suara orang yang sedang mengajarinya cara memasang rantai sepada yang terlepas. Semakin minwo memutar pedal sepeda untuk membetulkan rantai, semakin jelas bayangan-bayangan masa lalunya datang.
Minwo ingat orang yang mengajarinya membetulkan rantai sepeda adalah mimi. Mimi yang namanya ada dijam tanganya.
Minwo juga teringat saat-saat ia bersama mimi diruang seni.
Saat minwo dan mimi ditaman dan ia berpura-pura marah sama mimi karena mimi mengerjainya.
Saat mimi menemaninya menggambar dan membantunya meraut pensil.
Saat mimi menaruh garam diminumannya dan berkata kalau itu enak.
Saat mimi menciumnya di ruang seni.
Serta saat kyun jin memberi tahu kalau nama gadis dalam fotonya adalah mimi.
Perasaan minwo jadi tak menentu setelah mengetahui siapa mimi sebenarnya bagi dirinya, mimi cinta pertamanya. Minwo berjalan lunglai masuk ke dalam mobil eunhae. Eunhae yang tidak mengerti apa yang terjadi hanya mengikuti minwo masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil dengan wajah seperti orang kebingungan, minwo meminta eunhae mengartarkannya pulang ke apartementnya di seoul. Eunhae pun menurutinya.
Dalam perjalanan menuju seoul minwo hanya diam saja, eunhae pun akhirnya bercerita tentang cinta pertamanya. Dulu eunhae berkata kalau ia cemburu dengan minwo karena ia belum pernah mempunyai cinta pertama. Ia bahkan belum pernah menyerahkan hatinya kepada seseorang pria pun. Minwo pun akhirnya menatap kearah eunhae. Suasana jadi canggung lagi dan eunhae merasa risih dipandangi seperti itu.
Mimi menunggui minwo yang sudah kembali keapartementnya dan mulai melanjutkan karyanya. Kali ini minwo terlihat sangat lancar menggambar. Minwo sekan telah mendapat inspirasi dari perjalanannya kemarin.
Sampai minwo mendapat telepon dari wang boo rai, yang memberitahu kalau ia sudah dapat informasi tentang kyung jin. Minwo pun mendengarkannya secara serius dan menghentikan kegiatan menggambarnya. Wang boo rai berkata kalau kyung jin wajahnya pernah mengalami kebakaran karena selimutnya terbakar, sejak saat itu ia jadi mengurung diri, tapi kyung jin pernah meningkah dengan teman sma mereka yang bernama im chung hee. Minwo pun teringat surat tetangganya yang ia lihat dulu, disana tertulis nama Im chung hee. Itulah kenapa si fire warior tahu tentang diri minwo karena ia dulu adalah teman minwo, kim kyung jin yang juga mencintai mimi.
Minwo yang sudah ingat kebiasaan kyung jin pulang keapartementnya, langsung menemui kyun jin begitu lakil-aki itu sampai ke apartementnya. Minwo kali ini menyapa kyung jin dengan namanya langsung. Kyung jin pun menyapa nama minwo. Minwo bertanya tentang keberadaan mimi sekarang. Kyung jin tidak menyangka minwo bisa melupakan kalau mimi sudah meninggal padahal minwo dan dia ada disana saat itu. Ia pun dengan kesal menjawab kalau mimi sudah meninggal. Minwo kaget mendengar informasi itu dan ia masih tepaku ditempatnya saat kyung jin masuk ke apartementnya.
flashback 
Saat mimi dan minwo memutuskan untuk mengutarakan perasaan masing-masing. Saat itu juga minwo dijemput ibunya di sekolah untuk pindah. Saat itu minwo melihat dari arah berlawanan mimi sedang dalam perjalanan ke sekolah dengan naik sepeda. Minwo pun ingin meminta ibunya membatalkan rencana kepindahan mereka itu, tapi tidak jadi setelah ia melihat tatapan ibunya yang sedih. Minwo pun memegang ponselnya ingin menghubungi mimi, tapi ibu merebut ponsel itu dan melepas baterainya. Ibu memegang tangan minwo dan menyakinkan kalau ini adalah yang terbaik bagi mereka dan mulai saat itu ia akan memberitahu minwo kalau ada yang menghubunginya. Minwo pun menatap kejendela, ia tidak menyangka kalau mimi selama ini membohonginya, karena ternyata mimi bisa naik sepeda.
Mimi sudah sampai di sekolah, tapi ia tidak bisa menemukan minwo di ruang seni. Mimi pun pergi kekelas minwo tapi tidak ada orang disana. Ia pun melihat ukiran dirinya di meja minwo.
Saat mimi ke rumah minwo, ia hanya melihat para rentenir yang sedang merah-marah dan merusak barang-barang disana.
Sampai di rumah mimi berusaha menghubungi minwo. Tapi ponsel minwo tidak bisa dihubungi. Mimi pun jadi mengkhawatirkan keadaan minwo
Hari demi hari berlalu, mimi masih belum dapat kabar tentang minwo. Mimi pun jadi tidak bersemangat. Bahkan saat mimi sudah mulai sekolah yang ia lakukan hanya melamun dan memandangi ukiran wajahnya di meja minwo yang sekarang menjadi mejanya.
Mimi juga jadi malas makan, yang ia lakukan hanya terus memikirkan dan menunggu minwo. Bahkan ia menunggu minwo diluar salon setiap malam, di tempat lukisan minwo berada padahal malam saat itu udara sangat dingin, tapi ia tidak peduli.
Sampai akhirnya mimi drop dan terlihat sangat lemah saat berdiri di dekat jendela ruang seni. Keesokan harinya bibi pun mengajak mimi untuk bertemu dokter. Saat mau pergi itu lah telepon disalon berbunyi. Mimi kembali kedalam salon dan mengangkat telepon itu.
Tapi tidak ada jawaban dari seberang telepon, mimi pun merasa itu adalah telepon dari minwo. Dan memang benar itu adalah telepon dari minwo, yang sedang menelopon dari telepon umum. Minwo mengajak mimi untuk ketemuan nanti malan jam 7 di depan jam menara. Minwo juga berkata kalau ia akan menunggu mimi datang. Kemudian  minwo menutup telponnya sebelum mimi memberi jawaban.
Mimi pun jadi bingung. Bibi kembali untuk mencari mimi dan mengajaknya untuk buru-buru pergi karena dokter sudah menunggu mereka. Bukannya menjawab mimi malah bertanya hari itu tanggal berapa. Bibi menjawab kalau hari itu adalah tanggal 8 desember. Mimi bertanya lagi jam berapa sekarang, bibi menjawab jam 5.50. Mimi pun seakan tersadar, ia berkata kepada bibinya kalau ia tiba-tiba sudah merasa sehat.
Mimi pun jadi terlihat buru-buru ingin bersiap-siap bertemu dengan minwo. Senyum selalu tersungging di wajah mimi saat ia siap-siap.
Jam menunjukan pukul 6.38 saat mimi selesai siap-siap. Saat melihat jam itu lah mimi teringat bayangan-bayangan yang pernah ia liat tentang jam tangan minwo, tentang minwo yang mengalami kecelakaan dan tentang umbrella man. Mimi pun merasa akan ada sesuatu yang terjadi dengan minwo.
Mimi mencoba menghubungi minwo tapi ponsel mimwo masih tidak bisa dihubungi. Mimi akhirnya meninggalkan pesan diponsel minwo, Mimi berkata "Minwo dengarkan baik-baik. aku akan menemui mu, tapi kau tau kan...."
Jam sudah menunjukan jam 7 kurang 1 menit, minwo sudah menunggu sambil berpayungan karena saat itu hujan deras di depan jam menara. Minwo melihat ke jam tangan pemberian mimi, dan benar jam sudah menunjukan hampir pukul 7 tapi mimi tak kunjung tiba. Meski hari itu minwo mengenakan jam tangan pemberian mimi, tapi ditangan satunya terlihat kalau minwo juga memakai jam tangan ayahnya ternyata. Apakah minwo tetap akan mengalami kecelakaan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar