Jumat, 30 April 2010

Memories Of Bali episode 3

Soo-jung mencari bosnya di kantor pusat trevelnya di Seoul, tapi karyawan kantor pusat tidak bisa membantunya karena Soo-jung adalah karyawan trevel yang digaji secara pribadi oleh Young Ye-tai. Karyawan trevel menyuruh Soo-jung melapor ke polisi. Dengan perasaan malu yang dipendam Soo-jung meminta diberi pekerjaan disana namun ditolak karena Soo-jung tidak memiliki sertifikat sebagai pemandu. Karena merasa kasihan salah seorang karyawan memberitahu bahwa ada yang melihat Young Ye-tai di mall Dongdaemon. Soo-jung berkeliling mencarinya dan baru ketemu saat Soo-jung akan meninggalkan mall itu. Soo-jung mengejar Ye-tai namun ia berhasil lolos. Di rumah Mixi yang akan pergi bekerja mencari sepatunya. Ternyata sepatunya dipakai Soo-jung dan telah rusak karena dibuat lari-lari mengajar bosnya tadi. Mixi marah-marah namun tidak ditanggapi Soo-jung. Mixi lalu bertanya apakah Soo-jung berhasil menemui Jae-min, dan apa ia berhasil menemukan bosnya. Soo-jung hanya menggeleng, hal ini sesuai dengan perkiraan Mixi. Mixi membiarkan Soo-jung istirahat dan pergi bekerja.

Jae-min yang masih kesal karena In-wook bekerja di divisinya mengajak In-wook minum-minum dengannya. Jae-min berpikir In-wook akan mengundurkan diri setelah kejadian di Bali. Ia juga berpikir In-wook ada maksud tertentu terhadapnya. In-wook ingin Jae-min membedakan masalah pribadi dengan pekerjaan. Lalu Jae-min menanyakan apakah Young-joo tahu In-wook kembali ke Korea dan bekerja dengannya. In-wook menjawab seharusnya Jae-min tidak menanyakan hal seperti itu dengannya. Young-joo datang, ternyata Jae-min juga mengundanganya minum di bar itu. Melihat Young-joo datang In-wook segera pergi. Young-joo kaget karena In-wook ada disana. Ia bertanya pada Jae-min apa yang terjadi sebenarnya. In-wook pulang ke rumah. Ia melihat ibunya bermesraan dengan kekasihnya. In-wook kesal melihatnya, ia mendiamkan ibunya padahal ia tadi sengaja membelikan ubi jalar untuk ibunya. Ibunya sedih karena In-wook marah dengannya. Ia merasa In-wook tidak berhak marah karena selama ini ia telah banyak berkorban demi membesarkan In-wook termasuk tidak menikah lagi.

Ibu Young-joo sedang berlatih bermain golf saat Young-joo datang dengan Ibu Jae-min. Young-joo langsung pamit karena ada hal yang harus dilakukan. Ibu Jae-min khawatir terhadap sikap Yoo-joo yang terlalu tertutup dan terlalu sopan. Ibu Young-joo beralasan hal ini terjadi karena Young-joo dibesarkan di keluarga yang baik, ia juga memberitahu Ibu Jae-min tidak usah khawatir jika ingin memberikan galeri yang ia kelola kepada Young-joo kelak. Young-joo ternyata gelisah tentang keberadaan In-wook di Korea, ia berusaha menelpon In-wook. Saat itu In-wook sedang mencari rumah kotrakan. Ia tidak mengangkat telpon dari Young-joo. Ternyata rumah kontrakan tesebut bersebelahan dengan rumah Mixi. Mixi terpesona saat melihat In-wook diluar. Mixi masuk rumah dan bercerita pada Soo-jung tentang apa yang ia lihat barusan, ia memperingatkan Soo-jung jangan mendekati tetangga barunya karena itu miliknya. Soo-jung bilang ia tidak tertarik dengan laki-laki dari lingkungan disana (laki-laki miskin). Soo-jung merajuk Mixi agar meminjamkan bajunya. Mixi menolak, ia curiga Soo-jung akan menggunakan baju itu menemui laki-laki kaya itu lagi (Jae-min). Mixi menasihati Soo-jung agar menyerah saja karena Jae-min sudah melupakannya dan seharusnya Soo-jung malu karena telah diusir sebelumnya. Merasa kasihan terhadap Soo-jung akhirnya Mixi meminjamkan baju terbaik yang ia miliki. Soo-jung merajuk lagi ingin meminjam sepatu, tapi kali ini ditolak karena Soo-jung telah merusak sepatunya.

Soo-jung dengan jaket mengkilap, syal bulu, dan kacamata mencoba masuk diam-diam kekantor Jae-min. Namun ia dicegat oleh Satpam yang menanyakan tujuan Soo-jung. Resepsionis yang melihatnya mengenali Soo-jung dan menyuruh satpam mengusirnya lagi. Soo-jung marah, ia menghampiri resepsionis dan bilang bahwa dia adalah Lee Soo-jung teman akrab Jae-min, dan menasiahati resepsionis itu agar jangan bersikap kasar terhadapnya. Resepsionis itu masih tidak percaya dan mengusinya lagi. Kakak Jae-min yang tidak sengaja mendengar penjelasan Soo-jung tadi curiga bahwa Soo-jung adalah artis yang dikabarkan dekat Jae-min mengingat pakaian yang Soo-jung kenakan. Kakak Jae-min lalu mengajak Soo-jung menemui Jae-min. Saat mencari ruang kerja Jae-min, Soo-jung bertemu dengan In-wook. Ia senang bisa bertemu In-wook lagi, tapi In-wook biasa-biasa aja menanggapinya. Ayah Jae-min tiba-tiba marah-marah datang keruang kerja Jae-min. Ia kaget ada Soo-jung diruang itu dan bertanya siapa dia. Soo-jung memperkenalkan dirinya “ nama saya Lee Soo-jung”. Ayah Jae-min menganggap Soo-jung adalah artis yang dekat dengan anaknya. Ia meneruskan marahnya karena Jae-min sudah siang belum juga datang, ia juga marah karena tempat duduk Jae-min terlalu tinggi. Jae-min datang, ia kaget ada ayahnya dan juga Soo-jung diantornya, tapi Jae-min tidak mengenalinya Soo-jung. Ayah Jae-min minta Jae-min menemuinya diruangannya setelah mengantar pulang Soo-jung.

Jae-min kesal karena ayahnya memarahinya. Ia dengan ketus menanyakan Soo-jung itu siapa. Soo-jung mengingatkan bahwa dia adalah pemandu wisatanya saat di Bali. Masih dengan sikap ketus Jae-min menanyakan maksud kedatangan Soo-jung. Dengan malu-malu Soo-jung mengatakan bahwa dia meminta dicarikan pekerjaan, ia juga menjelaskan kempuan yang ia miliki. Jae-min jengah mendengar Soo-jung dan menelpon temannya. Soo-jung meletakkan tasnya dan mengambil kertas untuk menulis nomor telponnya. Ia menyerahkan nomor telpon itu kepada Jae-min. Jae-min menyuruh Soo-jung pergi karena ia sedang telpon. Begitu Soo-jung pergi Jae-min membuang kertas itu, bertepatan saat Soo-jung kembali mengambil tasnya. Merasa bersalah Jae-min mengambil lagi kertas itu. Soo-jung pergi dengan perasaan sedih dan marah. Saat akan naik lift ia bertemu In-wook, ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. In-wook heran kenapa Soo-jung pulang dalam keadaan menangis. Begitu sampai di bawah Soo-jung sudah tidak sedih lagi, dengan sombong ia menghampiri meja resepsionis dan mengucapkan terima kasih sebelum pergi. Si resepsionis syok melihat sikap Soo-jung terhadapnya.

Jae-min baru ingat siapa Soo-jung setelah berada dirumah ia kemudian menelpo Soo-jung, namun ternyata itu bukan nomor Soo-jung melainkan nomor Mixi. Mixi marah karena Soo-jung memberikan nomor telponnya kesembarang orang, tapi ia kemudian menyesal setelah mengingat-ngingat nama Jae-min. Mixi tidak sengaja bertemu dengan kakak Soo-jung. Kakak Soo-jung merayu Mixi untuk meminjamkan uang kepadanya, ia beralasan ia akan menggantinya setelah Soo-jung akan mengirim uang untuknya. Mixi hanya senyum-senyum saja, lalu memberitahu bahwa Soo-jung telah kembali ke Korea dan tinggal dengannya. Mixi juga menyuruh kakak Soo-jung membawa Soo-jung pergi dari rumahanya. Kakak Soo-jung kaget, ia khawatir ada sesuatu yang terjadi dengan Soo-jung. Begitu Mixi pergi kakak Soo-jung bertemu preman-preman yang mencarinya dan mengejarnya.

Soo-jung kesal pada Mixi karena bersikap tidak sopan waktu Jae-min menelponnya. Soo-jung meminjam telpon Mixi untuk menelpon balik Jae-min. Tapi Mixi juga kesal dengan sikap kakak Soo-jung. Mixi bilang bahwa ia tadi bilang pada Jae-min, itu bukan nomor Soo-jung dan jangan telpon lagi. Ia juga bilang tadi ia bertemu dengan kakak Soo-jung dan ia akan menjemput Soo-jung beberapa hari lagi. Soo-jung memohon kepada Mixi untuk membiarkannya tinggal disana sampai ia mendapatkan kerja. Tiba-tiba kakak Soo-jung datang dan membawa preman-preman yang mengejarnya tadi. Ternyata kakak Soo-jung menjual Soo-jung kepada preman-preman tadi untuk menjadikannya wanita malam. Soo-jung sedih dan marah kepada kakaknya. Mixi menguatkan hati sahabatnya tapi tidak bisa membantu banyak. Soo-jung terus-terusan menolak dijadikan wanita malam. Preman-preman itu kesal karena Soo-jung tidak mau dan memukuli kakak Soo-jung. Tidak tega melihat keadaan kakaknya, akhirnya Soo-jung bersedia tapi ia tidak mau menjadai wanita malam.

In-wook kaget melihat Young-joo menunggunya dijalanan menuju rumahnya. Young-joo bertanya kenapa In-wook tidak mengangkat telponya dan mengapa In-wook tidak mengabarinya saat bekerja dan kembali ke Korea. Young-joo juga memberitahu kalau ia boleh tidak menikah dengan Jae-min. In-wook tidak percaya dan berpesan kelak jangan menelponnya lagi, lalu ia pergi. Young-joo mengejarnya, In-wook bertanya apa yang diinginkan Young-joo darinya “apa kau mau akau menjadi kekasihmu?”. Young-joo kaget “apa itu yang kau inginkan?”. In-wook berkata “Jika kau suka aku juga suka”. In-wook berpendapat tidak semua orang bisa menuruti kemauan orang lain, dan ia merasa terhormat menjadi salah satu diantaranya. Ia bilang Young-joo bisa dengan mudah memilih jalan hidupnya, sedangkan ia tidak. Lalu tiba-tiba terdengar keributan dari arah rumah In-wook. Ternyata Ibu In-wook sedang marah dengan kekasihnya karena mencuri uang. Young-joo merasa tidak enak melihatnya. In-wook tidak bisa menahan amarahnya saat ibunya dipukuli balik oleh kekasihnya, ia memukul kembali kekasih ibunya. Namun Ibunya malah membela kekasihnya. Ibunya bilang ia tidak bisa hidup sendiri, ia lebih baik dipukuli dari pada hidup sendiri. In-wook mengatakan bahwa ia telah menemukan rumah dan akan pindah besok. Ibunya sedih tapi tidak bisa mencegahnya.

Jae-min menunggu Young-joo didepan rumahnya yang tidak kunjung tiba lalu ia berpikir untuk menelpon lagi Soo-jung, namun tidak jadi setelah melihat jam dan berpikir itu tindakan gila. Young-joo turun dari taxi, ia melihat Jae-min namun membiarkannya dan langsung menuju kedalam rumah. Jae-min mengejarnya dan bilang bahwa ia telah menggu Young-joo lama. Young-joo yang dalam keadaan sedikit mabuk meminta maaf dan masuk kedalam rumah. Jae-min bertanya dengan siapa Young-joo minum. Young-joo bilang mereka belum menikah jadi bebas minum dengan siapa saja. Young-joo lalu meminta Jae-min pulang karena ia mau tidur dan berganti baju. Jae-min tidak mau dan mempersilakan Young-joo melakukan apa yang dia ingin lakukan karena mereka akan segera menikah ia juga berjanji tidak akan melihat Young-joo berganti pakaian. Setelah selesai berganti pakaian Young-joo masuk kekamar mandi. Jae-min pamit pulang, namun kemudian ia mendengar Young-joo menangis. Ia melihat kedalam kamar mandi dan bertanya apa yang terjadi. Young-joo bertanya apa yang harus ia lakukan karena ia benar-benar mencintai In-wook. Jae-min kesal dan marah mendengarnya lalu pergi pulang. Sampai di ruamah Jae-min terus memikirkan hal itu.

Pagi harinya In-wook telah pindah kerumah barunya. Mixi datang berkunjung dan menawarinya pergi minum sebagai ucapan selamat datang. In-wook menolaknya. Mixi mengatakan teman dan kakak temannya kerja diklub malam. Klub malam tersebut sedang melakukan promosi. Ia juga bilang temannya itu dulu pemandu wisata di Bali. Ia bertanya apa In-wook pernah ke Bali. In-wook hanya senyum mendengarnya. Lalu In-wook menerima telpon dari seseorang yang mengajaknya pergi minum. In-wook menolaknya dan bilang telah ada janji dengan orang lain yakni Mixi.

Soo-jung ternyata dibekerja sebagai gadis penarik tamu yang harus berteriak-triak diluar klub dengan menggunakan baju yang tipis padahal saat itu sedang musim dingin. Mixi tiba bersama In-wook. Soo-jung mengenali In-wook, ia menutupi mukanya dengan tangan dan memberi salam kepada In-wook. Mixi memperkenalkan bahwa In-wook adalah tetangga baru mereka. Soo-jung kaget mendengarnya dan refleks menurunkan tanganya. In-wook mengenali Soo-jung kaget namun diam saja. Soo-jung sudah tidak bisa menutupinya lagi ia memberi salam kepada In-wook. Mixi bertanya kapan Soo-jung selesai bekerja. Soo-jung sambil melirik para preman yang berdiri tidak jauh darinya bilang ia tidak tahu. Lalu tiba-tiba mucul seseorang memanggil nama In-wook. Orang itu ternyata adalah Jae-min. Soo-jung kaget, ia kelabakan harus berbuat apa agar tidak ketahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar