Pagi harinya Mixi terus marah-marah pada Soo-jung sambil menjemur baju. In-wook keluar rumah, Mixi memberitahu bahwa Soo-jung telah mnelpon. In-wook bertanya Soo-jung ada di mana sekarang. Mixi berkata Soo-jung hanya berkata kalau ia baik-baik saja. In-wook terlihat sedikit kecewa. In-wook lalu pergi untuk jalan-jalan. Mixi melihatnya kasihan. Jae-min berdandan rapi di apartementnya. Ia pergi ke apartemnent Soo-jung dengan perasaan gembira. Ia membunyikan bel apartement Soo-jung tapi tidak dibukakan. Jae-min merasa ada sesuatu, ia lalu masuk menggunkan kunci yang ia miliki. Ia mencari-cari Soo-jung di dalam apartement seperti takut Soo-jung akan pergi meninggalkannya. Ia melihat isi lemari dan melihat baju Soo-jung ada di sana, ia jadi lega. Jae-min prihatin melihat baju-baju Soo-jung hanya sedikit. Ternyata Soo-jung baru mandi dan saat keluar dengan hanya mengenakan handuk ia terlihat oleh Jae-min. Soo-jung dan Jae-min kaget melihat mesing-masing. Jae-min berlagak biasa saja dan berjalan keluar apartement. Ia berkata agar Soo-jung ganti baju dulu baru turun menemuinya, ia juga memperingatkan agar Soo-jung jangan lupa memasanng kunci anti maling saat tidur.
Jae-min mengajak Soo-jung membeli baju, ia mengambil banyak baju. Soo-jung merasa tidak enak. In-wook pergi sendiri menonton film. Soo-jung akhirnya bisa menikmati saat Jae-min membelikannya sepatu. Saat mencoba sepatu Jae-min senang melihat Soo-jung senang, ia tiba-tiba membungkuk disebelah Soo-jung. Soo-jung menoleh dan kaget melihat wajah Jae-min begitu dekat dengan wajahnya. In-wook teringat saat ia pergi menonton film bersama Soo-jung. Jae-min juga membelikan Soo-jung tas. Ia sangat senang melihat Soo-jung bergembira mencoba tas. In-wook merapi kesendiriannya si bioskop. Belanjaan Jae-min hingga berkardus-kardu telah samapi di apartement rahasia mereka. Jae-min dengan kikuk memnggil Soo-jung dan berkata bahwa ia harus pergi karena ada pertemuan keluarga, dan bila tidak terlalu malam ia akan kembali kesana. Ia melambaikan tangannya kaku sebelum pergi. Setelah Jae-min pergi Soo-jung membuka semua belanjaan dan mencobanya satu-satu. Ia senang bisa mengenakan itu semua.
Di pertemuan keluarga Jae-min duduk sendiri. Young-joo sibuk minum-minum. Ibu Jae-min memperingatkan anaknya agar memperhatikan Young-joo karena ia sepertinya terlalu banyak minum. Jae-min tidak peduli dan berkata bahwa Young-joo kuat minum. Ibu Jae-mmin lalu menyuruh anaknya ngobrol dengan paman dan keponakannya karena mereka jarang bertemu, tapi Jae-min mneolak karena tidak ada yang bisa di obrolkan. Lalu tiba-tiba bibinya datang dan bertanya apakan Jae-min masih bersama dengan nono “L”, Ibu Jae-min merah karena Young-joo ada di sana. Bibi berkata semua orang ingin tahu siapa nona “L” itu, ia menyuruh Jae-min memberitahunya diam-diam sebelum akhirnya bibinya disuruh pergi Ibu Jae-min. Young-joo yang dalam keadaan mabuk menghampiri Jae-min dan ibunya, ia berkata “kabarnya kau membelikan hp untuk Lee Soo-jung”. Semua orang dirungan itu kaget. Ibu Jae-min berusaha menenangkan, tapi Young-joo terus berkata “malah membantu dia bayar rekening telepon. Jung Jae-min, kau jangan keterlaluan. Kalau kau berani meremehkanku hati-hati akibatnya”. Jae-min berusaha menenangkan dan berkata “Young-joo kau sudah mabuk”. “Jung Jae-min, tak peduli aku mabuk atau tidak. Ini bukan yang terpenting” teriak Young-joo. Jae-min bingung harus melakukan apa. Ibu Jae-min akhirnya menyuruh Jae-min membawa Young-joo keluar dulu untuk menghilangkan mabuknya. Jae-min membawa Young-joo pergi dengan mobilnya, tiba-tiba ia berhenti dan menyuruh Young-joo turun. Ternyata Young-joo berpura-pura telah mabuk, ia berkata seharusnya Jae-min mengatakan niatnya untuk membatalkan pernikahan tadi karena saat itu semua anggota keluarga ada disana. Ia merasa Jae-min tak berguna karena seperti yang sudah ia kira Jae-min tak berani membatalkan pernikahan ini. Young-joo turun. Jae-min pergi dengan kesal.
In-wook dalam keadaan mabuk pulang kerumah ibunya. Ibunya merasa ada sesuatu terjadi, ia bertanya apa ini karena gadis tetangga In-wook. In-wook berkata sepertinya salah datang kesana dan menyuruh ibunya kembali bekerja saja. Kebetulan tamu resteron ibunya kembali datang dalam jumlah cukup banyak sehingga ia menjadi sibuk. In-wook melihat ibunya yang bekerja keras melayani tamu. Mixi datang ke apartemnt rahasia. Ia berkata sejak Soo-jung pergi rumahnya jadi tenang dan sangat bersih. Soo-jung hanya tersenyum karena ia tahu semua itu tidak benar dan sahabatnya sebenarnya rindu keapdanya. Mixi sangat kagum dengan apartemnet itu, ia merasa Jae-min sangat kaya karena ia meminjami Soo-jung uang, membelikan hp, dan sekarang membelikannya apartement. Mixi menyindir agar Soo-jung menguras harta Jae-min saja, dan melihat apa ia juga akan dapat keuntungan karena itu. Soo-jung sebenarnya tidak suka mendengar hal itu, tapi ia sudah paham dengan sikap sahabatnya itu. Mixi membuka lemari Soo-jung dan kaget melihat isinya. Ia bertanya apa semua itu baru dibeli. Soo-jung membenarkan, ia menyuruh Mixi menggambil satu karena dulu ia berjanji akan membelikannya pakaian. Tapi Mixi menolak ia merasa bukan pengemis yang harus dibelikan baju, Soo-jung merasa dirinyalah yang pengemis. Mixi menegur Soo-jung, ia bertanya apakah tunangan Jae-min mengetahui Jae-min berbuat begitu kepadanya. Soo-jung hanya diam. Mixi juga bertanya apa Jae-min akan putus dengan tunangannya kemudian menikahinya. Soo-jung hanya diam. Mixi bertanya lagi “Apa kau mencintai dia?”. Soo-jung hanya diam. Mixi pamit pulang karena ia merasa semua ini aneh.
Saat Mixi berbalik ternyata Jae-min sudah ada di sana dan sepertinya mendengar perkataannya tadi. Mixi kaget, ia dengan menunjukan sikap kesal pada Jae-min pamit pulang pada Soo-jung. Soo-jung merasa sedih mendengar itu semua. Jae-min bersikap seperti tidak terjadi apa-apa menawarkan makan susi yang ia bawa. Ia juga kesal karena Soo-jung menyuruh temnanya datang kesana. “aku berharap tak ada orang luar yang datang ke rumah ini” kata Jae-min. Jae-min memberikan kartu kredit dan pergi meninggalkan Soo-jung dengan perasan kesal. Ia juga memperingatkan Soo-jung agar besok jangan pergi kerka lagi. Soo-jung yang sedih dengan sikap Mixi tambah sedih dengan sikap Jae-mn kepadanya. Ia memakan susi yang di bawa Jae-min sambil terus menangis. In-wook pulang ke rumahnya dalam keadaan mabuk melihat kearah rumah Mixi sebelum masuk kerumahnya.
In-wook dalam keadaan mabuk pulang kerumah ibunya. Ibunya merasa ada sesuatu terjadi, ia bertanya apa ini karena gadis tetangga In-wook. In-wook berkata sepertinya salah datang kesana dan menyuruh ibunya kembali bekerja saja. Kebetulan tamu resteron ibunya kembali datang dalam jumlah cukup banyak sehingga ia menjadi sibuk. In-wook melihat ibunya yang bekerja keras melayani tamu. Mixi datang ke apartemnt rahasia. Ia berkata sejak Soo-jung pergi rumahnya jadi tenang dan sangat bersih. Soo-jung hanya tersenyum karena ia tahu semua itu tidak benar dan sahabatnya sebenarnya rindu keapdanya. Mixi sangat kagum dengan apartemnet itu, ia merasa Jae-min sangat kaya karena ia meminjami Soo-jung uang, membelikan hp, dan sekarang membelikannya apartement. Mixi menyindir agar Soo-jung menguras harta Jae-min saja, dan melihat apa ia juga akan dapat keuntungan karena itu. Soo-jung sebenarnya tidak suka mendengar hal itu, tapi ia sudah paham dengan sikap sahabatnya itu. Mixi membuka lemari Soo-jung dan kaget melihat isinya. Ia bertanya apa semua itu baru dibeli. Soo-jung membenarkan, ia menyuruh Mixi menggambil satu karena dulu ia berjanji akan membelikannya pakaian. Tapi Mixi menolak ia merasa bukan pengemis yang harus dibelikan baju, Soo-jung merasa dirinyalah yang pengemis. Mixi menegur Soo-jung, ia bertanya apakah tunangan Jae-min mengetahui Jae-min berbuat begitu kepadanya. Soo-jung hanya diam. Mixi juga bertanya apa Jae-min akan putus dengan tunangannya kemudian menikahinya. Soo-jung hanya diam. Mixi bertanya lagi “Apa kau mencintai dia?”. Soo-jung hanya diam. Mixi pamit pulang karena ia merasa semua ini aneh.
Saat Mixi berbalik ternyata Jae-min sudah ada di sana dan sepertinya mendengar perkataannya tadi. Mixi kaget, ia dengan menunjukan sikap kesal pada Jae-min pamit pulang pada Soo-jung. Soo-jung merasa sedih mendengar itu semua. Jae-min bersikap seperti tidak terjadi apa-apa menawarkan makan susi yang ia bawa. Ia juga kesal karena Soo-jung menyuruh temnanya datang kesana. “aku berharap tak ada orang luar yang datang ke rumah ini” kata Jae-min. Jae-min memberikan kartu kredit dan pergi meninggalkan Soo-jung dengan perasan kesal. Ia juga memperingatkan Soo-jung agar besok jangan pergi kerka lagi. Soo-jung yang sedih dengan sikap Mixi tambah sedih dengan sikap Jae-mn kepadanya. Ia memakan susi yang di bawa Jae-min sambil terus menangis. In-wook pulang ke rumahnya dalam keadaan mabuk melihat kearah rumah Mixi sebelum masuk kerumahnya.
Jae-min melamun dikantor. In-wook terus menatap Jae-min saat memberikan laporan. Jae-min bertanya apa In-wook ingin bertanya sesuatu dengannya. In-wook berkata tidak. Jae-min menyerahkan laporannya kembali, dan In-wook pun pergi keluar. Jae-min berusaha menelpon ke galeri, ia kesal karena Soo-jung mengkatnya. Di galeri Soo-jung bingung, Young-joo juga heran. Setelah Soo-jung pergi ke belakang untuk membersihkan cangkir, Young-joo berkata kepada ibu Jae-min bahwa sebaiknya Soo-jung di pecat saja. Ibu Jae-min heran, Young-joo beralasan ia merasa tidak enak bila melihat Soo-jung. Ibu Jae-min sekarang yang menolak ia berkata bahwa orang seperti Soo-jung sebaiknya jangan di hiraukan, sehingga bila ia sudah tak tahan ia akan pergi sendiri. Ibu Jae-min berkata ia yang akan mengahadi gadis seperti itu dan tugas Young-joo adalah menjaga Jae-min. Young-joo tak bisa membantah. Ibu Jae-min lalu membahas sikap Young-joo yang buruk sehabis minum, iam unyuruh Young-joo mengendalikan diri. Young-joo hanya bisa berkata maaf dan baik bu. Young-joo pergi ketoilet ia melihat Soo-jung sedang membersihkan canngkir. Young-joo mengajak Soo-jung berbicara nanti malam, tapi Soo-jung berkata ia sudah ada janji. Young-joo jadi kesal karena sikap Soo-jung yang sombong.
Soo-jung pulang ke apartement. Ia ingin menelpon In-wook tapi tak jadi, ia lalu bersiap-siap. Soo-jung membawa banyak makanan pergi ke rumah Mixi, ia melirik rumah In-wook. Mixi belum pulang, ia msuk menggunakan kuncinya, ia senang melihat kamar Mixi tak seperti yang ia bilang menjadi bersih setelah ia pergi. Soo-jung memberishkan kamar Mixi, ia juga menata maknan yang ia bawa. In-wook pulang ia melihat rumah Mixi terang dan menganggap Mixi telah pulang. Soo-jung pulang ia melihat rumah In-wook terang. A menatap sedih In-wook yang ada didalam rumah, tapi ia kemudian cepat pergi saat. In-wook pergi keluar ia heran rumah Mixi jadi gelap. Ia merasa itu tadi adalah Soo-jung, ia lalu lari mencari Soo-jung. Tapi ternyata Soo-jung sembunyi sehingga In-wook tidak menemukannya.
Soo-jung pulang ke apartement. Ia ingin menelpon In-wook tapi tak jadi, ia lalu bersiap-siap. Soo-jung membawa banyak makanan pergi ke rumah Mixi, ia melirik rumah In-wook. Mixi belum pulang, ia msuk menggunakan kuncinya, ia senang melihat kamar Mixi tak seperti yang ia bilang menjadi bersih setelah ia pergi. Soo-jung memberishkan kamar Mixi, ia juga menata maknan yang ia bawa. In-wook pulang ia melihat rumah Mixi terang dan menganggap Mixi telah pulang. Soo-jung pulang ia melihat rumah In-wook terang. A menatap sedih In-wook yang ada didalam rumah, tapi ia kemudian cepat pergi saat. In-wook pergi keluar ia heran rumah Mixi jadi gelap. Ia merasa itu tadi adalah Soo-jung, ia lalu lari mencari Soo-jung. Tapi ternyata Soo-jung sembunyi sehingga In-wook tidak menemukannya.
Soo-jung kembali ke apartement. Jae-min telah menunggunya. Jae-min dengan dingin bertanya Soo-jung dari mana. Soo-jung tak kalah dingin berkata “pergi kemana? Apa aku harus melapor padamu?”. Jae-min dengan dingin memuji gaya pakaian Soo—jung yang telah berubah sehingga ia telihat cantik. “Tadinya aku mau makan malam bersamamu” kata Jae-min lagi dan bersikap tidak terjadi apa-apa. “Kenapa kau tidak telepon dulu?” kata Soo-jung masih dingin. Jae-min bertanya apa Soo-jjung mau memelihara anjing. Soo-jung berkata tidak. Untuk meredakan ketegangan Jae-min menyuruh Soo-jung minum. Soo-jung bertanya “sapa yang pernah tinggal di sini?”. Jae-min heran dan bertanya “kenapa?”. “Tak tahu bekas siapa. Dimana –mana ada barang wanita. Aku sudah buang semua” kata Soo-jung dingin. “Terserah kau” kata Jae-min dingin. “Mungkinkah Choi Young-joo tahu tempat ini?” tanya Soo-jung. “Kalau kau terus pergi ke sana, suatu hari dia akan tahu. Karena itulah kau bersikeras pergi ke sana, agar dia tahu?” kata Jae-min masih dingin. Soo-jung tersenyum mendengarnya. “Meski dia tahu, aku pun tak peduli” lanjut Jae-min. “Kalau begitu aku sudah tenang” kata Soo-jung. Soo-jung berdiri dan berkata ia kelelahan, ia mau mandi dan tidur. “kau tidur saja” kata Jae-min. “Kau tidak pergi?” tanya Soo-jung. “Kenapa harus pergi” jawab Jae-min. Akhirnya Soo-jung berkata “Terserah kau”. Jae-min pusing dengan kelakuan Soo-jung.
Pagi harinya, saat akan naik lift In-wook berpapasan dengan Jae-min, kakak dan ayah Jae-min sehingga ia tidak jadi naik lift itu dan memberi salam. Jae-min, kakak dan ayahnya sedang di ukur untuk membuat baju. Ayah Jae-min memperingatkan kakak Jae-min agar hati-hati menilai orang. Meski kelihatannya pintar tapi ia bisa jadi seorang penghianat. Ayahnya juga berkata “tak peduli sebaik apa pertasi orang alin. Akhirnya yang bisa dipercaya Cuma keluarga sendiri”. Kakaknya hanya berkata ia akan mengingatnya. Ayahnya lalu betanya pada Jae-min apakah gadis bernama Lee Soo-jung itu sudah dibereskan. Jae-min kaget. Ayahnya berkata karena merasa cemas, Young-joo sengaja mengatur dia di geleri. Kali ini kakak Jae-min yang kaget mnedengar Soo-jung bekerja di galeri. Kakaknya memarahi Jae-min karena Young-joo mabuk hari itu karena masalah ini. Jae-min membela diri. Ayahnya berkata “Karena kau terus mengundurkan pernikahan. Bagaimana kalau seperti dulu. Young-joo akan membatalkan pernikahan?”. Ia juga menyuruh Jae-min mengajak Young-joo pergi makan, karena ia ingin berbicara dengannya.
Pagi harinya, saat akan naik lift In-wook berpapasan dengan Jae-min, kakak dan ayah Jae-min sehingga ia tidak jadi naik lift itu dan memberi salam. Jae-min, kakak dan ayahnya sedang di ukur untuk membuat baju. Ayah Jae-min memperingatkan kakak Jae-min agar hati-hati menilai orang. Meski kelihatannya pintar tapi ia bisa jadi seorang penghianat. Ayahnya juga berkata “tak peduli sebaik apa pertasi orang alin. Akhirnya yang bisa dipercaya Cuma keluarga sendiri”. Kakaknya hanya berkata ia akan mengingatnya. Ayahnya lalu betanya pada Jae-min apakah gadis bernama Lee Soo-jung itu sudah dibereskan. Jae-min kaget. Ayahnya berkata karena merasa cemas, Young-joo sengaja mengatur dia di geleri. Kali ini kakak Jae-min yang kaget mnedengar Soo-jung bekerja di galeri. Kakaknya memarahi Jae-min karena Young-joo mabuk hari itu karena masalah ini. Jae-min membela diri. Ayahnya berkata “Karena kau terus mengundurkan pernikahan. Bagaimana kalau seperti dulu. Young-joo akan membatalkan pernikahan?”. Ia juga menyuruh Jae-min mengajak Young-joo pergi makan, karena ia ingin berbicara dengannya.
Saat makan siang In-wook makan bersama asisten Jae-min. Asisten Jae-min bercerita ia telah sering melihat perlakuakan kasar majikannya seperti malam waktu menghampiri Soo-jung. Ia bercerita bahwa nonya direktur hebat dalam menyelesaikan masalah seperti itu, tapi kali ini ia cukup pusing karena melihat putranya begini. Asistenya mengatakan rahasia bahwa Jung Jae-min mempunyai sebuah rumah rahasia yang khusus digunakan untuk berkencan. Ia keceplosan berkata bahwa pegawai seperti dia bekerja seumur hidup pun tak mampu membeli rumah di Jiang Nan. In-wook mendengarnya tak senang. Asisten Jae-min lalu bertanya apakah In-wook sudah sejak dulu saling mengenal. In-wook menyangkal tapi asisten Jae-min tidak percaya. Melihat wajah In-wook tidak senang ditanyai itu, ia lalu berkelu kesah tentang dirinya. Ia merasa seperti kurir antara Jae-min dan Soo-jung, ia disuruh mencari rumah Soo-jung, mentrasfer uang, dan yang paling masalah dia di suruh mencari Young Ye-tai bau itu.
Young Ye-tai yang juga bekerja di sana, datang ke kantin dengan beberapa wanita yang tertarik dengan bisnis yang diceritakan Ye-tai. Melihat Ye-tai datang asisten Jae-min menghindar tapi Ye-tai malah mendekatinya dan duduk bersamanya. In-wook langsung pergi setelah selesai makan. Ye-tai merasa mengenali In-wook, tapi ia lupa. Ye-tai lalu merajuk asisten Jae-min agar membantu ia pindah bagian, tapi asisten Jae-min yang tidak menyukai Ye-tai langsung pergi tidak menghiraukannya dan pergi meninggalkan mereka.
In-wook berjalan gontai, ia melihat ke hall tempat resepsionis dulu Soo-jung bekerja tapi ia malah melihat Young-joo dengan Jae-min. Jae-min dan Young-joo tiba dikantornya, Jae-min sengaja menyuh In-wook membuat teh untuk mereka karena tidak ada orang di sana. In-wook kaget dan malah tersenyum setelahnya. Jae-min bertanya kenapa Young-joo hanya untuk minum teh datang ke kantornya. Young-joo berkata ia disuruh ayah Jae-min untuk mampir minum teh dulu baru pulang. Jae-min heran sekarang Young-joo mulai mendengarkan kata orang tua. Young-joo berkata ia sudah sejak dulu seperti itu, karena ia merasa lelah sekali jika harus membangkang. Young-joo bertanya apa Jae-min ada waktu nanti malam. Jae-min berkata ia sangat sibuk. Young-joo tidak percaya dan menanyakan ada acara apa. Jae-min mengeak ia hanya berkata kalu ia harus sibuk, Young-joo hanya tertawa mendengarnya. In-wook datang membawa teh untuk mereka. Mereka berdua tersenyum dan mengucapkan terima kasih. In-wook hanya diam saja dan langsung pergi. Young-joo pulang dan menyuruh Jae-min tidak usah mengantarnya, Jae-min menurut. Di lift Young-joo berpapasan dengan In-wook. In-wook cuek, tapi Young malah menegornya dan bertanya bagaimana hubungannya dengan Soo-jung. In-wook hanya diam dan pergi begitu saja. Young-joo sedih karena sekarang In-wook benar-benar tidak memperdulikannya.
Young Ye-tai yang juga bekerja di sana, datang ke kantin dengan beberapa wanita yang tertarik dengan bisnis yang diceritakan Ye-tai. Melihat Ye-tai datang asisten Jae-min menghindar tapi Ye-tai malah mendekatinya dan duduk bersamanya. In-wook langsung pergi setelah selesai makan. Ye-tai merasa mengenali In-wook, tapi ia lupa. Ye-tai lalu merajuk asisten Jae-min agar membantu ia pindah bagian, tapi asisten Jae-min yang tidak menyukai Ye-tai langsung pergi tidak menghiraukannya dan pergi meninggalkan mereka.
In-wook berjalan gontai, ia melihat ke hall tempat resepsionis dulu Soo-jung bekerja tapi ia malah melihat Young-joo dengan Jae-min. Jae-min dan Young-joo tiba dikantornya, Jae-min sengaja menyuh In-wook membuat teh untuk mereka karena tidak ada orang di sana. In-wook kaget dan malah tersenyum setelahnya. Jae-min bertanya kenapa Young-joo hanya untuk minum teh datang ke kantornya. Young-joo berkata ia disuruh ayah Jae-min untuk mampir minum teh dulu baru pulang. Jae-min heran sekarang Young-joo mulai mendengarkan kata orang tua. Young-joo berkata ia sudah sejak dulu seperti itu, karena ia merasa lelah sekali jika harus membangkang. Young-joo bertanya apa Jae-min ada waktu nanti malam. Jae-min berkata ia sangat sibuk. Young-joo tidak percaya dan menanyakan ada acara apa. Jae-min mengeak ia hanya berkata kalu ia harus sibuk, Young-joo hanya tertawa mendengarnya. In-wook datang membawa teh untuk mereka. Mereka berdua tersenyum dan mengucapkan terima kasih. In-wook hanya diam saja dan langsung pergi. Young-joo pulang dan menyuruh Jae-min tidak usah mengantarnya, Jae-min menurut. Di lift Young-joo berpapasan dengan In-wook. In-wook cuek, tapi Young malah menegornya dan bertanya bagaimana hubungannya dengan Soo-jung. In-wook hanya diam dan pergi begitu saja. Young-joo sedih karena sekarang In-wook benar-benar tidak memperdulikannya.
Soo-jung menemui Mixi di tempat kerjanya. Ia mencoba merayu Mixi agar tidak marah lagi dengannya, tapi tak berhasil. Soo-jung lalu mengajak Mixi pergi makan, akhirnya Mixi mau. Soo-jung membawa Mixi ke restoran mahal, Mixi sebetulnya khawatir dan merasa mubazir makan makanan seharga 70.000 won sekali makan. Ia berteriak-triak kepada Soo-jung, hingga orang lain melihat mereka. Soo-jung merasa malu, begitu pun Mixi ia akhirnya berhenti berteriak. Soo-jung lalu menanyakan apakah kakaknya datang mencarinya. Mixi berkata ia tidak tahu. Soo-jung allau mengeluarkan dua amplop uang, ia berkata bila kaknya datang untuk menyerahkan itu dan yang satunya untuk membayar uang sewa selama ini. Mixi bersikap dingin, tapi ia tetap mengambil ke-dua amplop itu. Soo-jung juga meminta Mixi tidak memberitahu kakaknya di mana ia sekarang tinggal. Soo-jung juga bertanya keadaan rumah dan apakah In-wook bertanya sekarang ia tinggal di mana. Mixi malah berkata bukankah In-wook akan menelpon Soo-jung bila ia ingin tahu. Soo-jung hanya tersenyum dan berkata kalau ia akan tidur di tempat Mixi. Mixi heran, ia sedikit berteriak berkata pada Soo-jung kenapa membiarkan rumah emasa pemberian Jae-min tidak di tiduri. Soo-jung melihat sekitar ia khawatir orang menddengar pertkataan mereka tentang Jae-min tadi. Dan benar saja ibu Young-joo sedang makan di sana dan mendengar perbincangan mereka. Makanan Soo-jung baru datang, Ibu Young telah selesai. Saat ergi Ibu Young-joo terus melirik melihat Soo-jung.
Begitu sampai rumah ibu Young-joo langsung menemui anaknya di kamarnya. Ia bertanya tentang pegawai wanita baru di galeri. Young-joo kaget mendengar ibunya tiba-tiba mnenyakannya. Ibunya bertanya siapa yang mengatur gadis itu bekerja di sana. Young-joo tambah heran dan bertanya kenapa. Ibunya mendesak, Young-joo berkata dialah yang mengaturnya. Ibunya kaget dan bertanya apa Young-joo mengenalnya. “Kenapa?” KATA Young-joo lagi. Ibu berpikir kemudian ia berkata “Jae-min memelihara wanita!”. “siapa yang bilang?” tanya Young-joo. “Apa latar belakangnya? Kau sudah tahu, malah membiarkan dia bekerja di sana” kata Ibu Young-joo. “bukankah sejak dulu Jae-min begini?”. “Kali ini beda dengan gosip nona A dan nona B”. “Aku akan menyelesaikan”. “Kau bisa menyelesaikan apa? Kalau ada hal seperti ini secepatnya beritahu aku! Sebenarnya dia anggap kita ini apa?”. “Ibu, kau jangan campur tangan”. “Young-joo, kau begini karena Kang In-wook bukan? Wanita itu sepertinya juga mengenal Kang In-wook. apa kau sudah mau menikah? Aku mau mendiskusikan hal ini denganmu”. “Kau jangan mempersulit masalah ini. Aku akan menikah”. “Baiklah. Karena mau suruh wanita seperti itu lenyap, bukan hal sulit. Jika kau tak bisa menyelesaikan, harus beritahu aku”. Ibu Youngjoo pergi meninggalkan anaknya, tapi sebelun itu ia berkata “Kenapa pandangan Jae-min begitu rendah? Tak berkencan dengan orang lain, malah berkencan dengan pembantu” . Young-joo hanya tertawa sedih mendengarnya, ia dikalahkan oleh pembantu pikirnya.
In-wook sedanng lembur. Ia masuk ke kantor Jae-min dan duduk di kursi Jae-min. Ia juga duduk meniru jaga duduk Jae-min jika sedang melamun. Tapi tiba-tiba ada bunyi telepon. In-wook tertawa dengan kelakuannya, ia lalu mengangkat telepon itu. Seseoarang meminta In-wook untuk menemuinya. In-wook dengan dingin bertanya sebenarnya ada urusan apa. Tapi orang itu tetap memaksa. Ternyata orang itu adalah Young-joo. In-wook menemui Young-joo di sebuah bar. Young-joo minta maaf karena menyuruh In-wook menemuinya. In-wook langsung bertanya maksud Young-joo menyuruhnya datang. Young –joo berkata “kabarnya Lee Soo-jung sudah pindah. Dia... kau tahu dia pindah kemana? Kabarnya Jung Jae-min memelihara dia”. In-wook kaget mendengarnya. “Dia malah suruh aku jangan menjahatinya dia. Sebenarnya siapa yanng menjahati siapa?” kata Young-joo kesal. In-wook juga kesal mendengarnya. “Kau mana boleh mengucapkan kata-kata itu padaku karena wanita murahan itu? Rupanya bagimu, aku cuma begini. Aku bisa bertahan apa yang dilakukan wanita murahan itu dengan Jung Jae-min. Mereka... bisa bertahan berapa lama? Tidak akan bahagia! Tapi In-wook, kau tak boleh bersikap begini terhadapku. Aku tak mungkin menikah denganmu. Kau sendiri tahu hal ini. Jika aku mengucapkan kata-kata itu cuma bertujuan membuatku sedih. Sekarang kau boleh minta maaf. Aku bisa memaafkanmu”. In-wook yangsedari tadi diam karena syok dengan terbata-bata berkata “Young-joo”. “Katakan!”. “ Bolehkah kau... melepaskan aku?”. Young-joo kaget. “Aku pulang” kata In-wook lagi. Young-joo menangis karenanya.
In-wook sedanng lembur. Ia masuk ke kantor Jae-min dan duduk di kursi Jae-min. Ia juga duduk meniru jaga duduk Jae-min jika sedang melamun. Tapi tiba-tiba ada bunyi telepon. In-wook tertawa dengan kelakuannya, ia lalu mengangkat telepon itu. Seseoarang meminta In-wook untuk menemuinya. In-wook dengan dingin bertanya sebenarnya ada urusan apa. Tapi orang itu tetap memaksa. Ternyata orang itu adalah Young-joo. In-wook menemui Young-joo di sebuah bar. Young-joo minta maaf karena menyuruh In-wook menemuinya. In-wook langsung bertanya maksud Young-joo menyuruhnya datang. Young –joo berkata “kabarnya Lee Soo-jung sudah pindah. Dia... kau tahu dia pindah kemana? Kabarnya Jung Jae-min memelihara dia”. In-wook kaget mendengarnya. “Dia malah suruh aku jangan menjahatinya dia. Sebenarnya siapa yanng menjahati siapa?” kata Young-joo kesal. In-wook juga kesal mendengarnya. “Kau mana boleh mengucapkan kata-kata itu padaku karena wanita murahan itu? Rupanya bagimu, aku cuma begini. Aku bisa bertahan apa yang dilakukan wanita murahan itu dengan Jung Jae-min. Mereka... bisa bertahan berapa lama? Tidak akan bahagia! Tapi In-wook, kau tak boleh bersikap begini terhadapku. Aku tak mungkin menikah denganmu. Kau sendiri tahu hal ini. Jika aku mengucapkan kata-kata itu cuma bertujuan membuatku sedih. Sekarang kau boleh minta maaf. Aku bisa memaafkanmu”. In-wook yangsedari tadi diam karena syok dengan terbata-bata berkata “Young-joo”. “Katakan!”. “ Bolehkah kau... melepaskan aku?”. Young-joo kaget. “Aku pulang” kata In-wook lagi. Young-joo menangis karenanya.
Soo-jung pulang kerumah Mixi, ia melihat rumah In-wook masih gelap. Mixi berkata mungkin In-wook belum pulang. Di dalam rumah Soo-jung bertanya apa Mixi marah padanya karena mengambil putusan untuk tinggal dengan Jae-min. Mixi berkata ia tidak punya hak untuk marah. “Kau menjalani hidupmu sendiri dan aku menjalani hidupku. Meski semua ini kau dapat bukan mengandalkan kemampuanmu. Jadi agak anu.. kau memulai dari menjadi pembantu paling nanti jadi pengurus rumah. Sebulan dapat 1 juta. Meski tidak makan dan minum. Tabung seumur hidup, bisa dapat berapa? Jika ada seorang pria gila mau memberiku rumah dan uang. Dan beli pakaian untukku tentu aku akan pergi dengan dia. Kadang aku merasa sangat kasihan. Kadang merasa kagum. Kadang juga merasa iri. Suasana hatiku... seperti ini. Tak peduli kau ada dimana, asal aku tahu kau hidup bahagia dan gembira itu sudah cukup. Namun apa kau boleh seperti ini bermalam di luar? Dilihat dari kondisi hari itu, kau sepertinya tak boleh” lanjut Mixi. “Tak apa” kata Soo-jung. Tiba-tiba hp Soo-jung berbunyi. Jae-min menelponnya bertanya ia sedang ada di mana. Soo-jung berkata ia sedang ada di rumah teman. “Aku yang menjemputmu atau kau mau kemari? Mau menjemputmu tidak?” teriak Jae-min. “Aku ke sana saja” kata Soo-jung. Jae-min sedang mengadakan pesta di apartementnya. Ia jadi kesal setelah menelpon Soo-jung. Temannya bertanya kenapa Jae-min jadi seperti itu, mereka merasa hal itu karena Young-joo, tapi teman yang satunya lagi berkata itu tidak mungkin dan berkata itu karena gadis yang dulu. Tiba-tiba Jae-min bertanya kepada temannya apakah ada pekerjaan di hotelnya. Temannya bertanya Soo-jung punya keahlian apa. Jae-min berkata ia pandai bahasa Inggris, sedikit bahasa Japang dan bisa bahasa Indonesia. Temannya bertanya untuk siapa pekerjaan tersebut. Jae-min berkata sebanranya temannya bisa bantu atau tidak. Temannya bertanya pria atau wanita. “Wanita” kata Jae-min. “Usia?”. “25 tahun”. “Lulusan mana?”. “Sudah..” kata Jae-min, ia lalu bangkit menuju kamarnya dan berkata “Baiklah, kalian boleh pergi”. “Apa-apaan ini? Gila” kata teman Jae-min heran.
Soo-jung pergi dari rumah Mixi, ia melirik rumah In-wook yang masih gelap. Tapi saat ia berjalan lagi ia berpapasan denngan In-wook. Soo-jung memberi salam. In-wook bertanya kenapa Soo-jung datang kesana. Soo-jung berkata ia hanya datang untuk menjenguk Mixi. In-wook tidak percaya. Soo-jung kemudian pamit pulang. In-wook bertanya Soo-jung sekarnag tinggal di mana. Soo-jung berkata ia tinggal di rumah teman. “Siapa teman itu?” tanya In-wook. Soo-jung menatap In-wook. “Apa aku juga kenal dia?” tanya In-wook lagi. Soo-jung hanya diam. “Inikah yang kauinginkan? Sekarang.. kau bahagia tidak?”. “Ya. Lumayan”. “Bagus sekali. Sudah tak ada urusan. Hati-hati di jalan”. In-wook menuju rumahnya, Soo-jung diam sedih karena sepertinya In-wook sudah tahu ia tinggal dengan siapa. Soo-jung tiba-tiba berkata “Sebenarnya aku sangat rindu padamu”. In-wook berhenti dan berkata dingin “Kalau begitu kau mau aku bagaimana?”. In-wook masuk rumahnya. Soo-jung menangis sedih. Di dalam rumah In-wook kesal dan bingung, tiba-tiba ia keluar mengejar Soo-jung. Tapi Soo-jung sudah pergi naik taxi, ia hanya bisa memandang sedih taxi itu pergi”.
Soo-jung pergi dari rumah Mixi, ia melirik rumah In-wook yang masih gelap. Tapi saat ia berjalan lagi ia berpapasan denngan In-wook. Soo-jung memberi salam. In-wook bertanya kenapa Soo-jung datang kesana. Soo-jung berkata ia hanya datang untuk menjenguk Mixi. In-wook tidak percaya. Soo-jung kemudian pamit pulang. In-wook bertanya Soo-jung sekarnag tinggal di mana. Soo-jung berkata ia tinggal di rumah teman. “Siapa teman itu?” tanya In-wook. Soo-jung menatap In-wook. “Apa aku juga kenal dia?” tanya In-wook lagi. Soo-jung hanya diam. “Inikah yang kauinginkan? Sekarang.. kau bahagia tidak?”. “Ya. Lumayan”. “Bagus sekali. Sudah tak ada urusan. Hati-hati di jalan”. In-wook menuju rumahnya, Soo-jung diam sedih karena sepertinya In-wook sudah tahu ia tinggal dengan siapa. Soo-jung tiba-tiba berkata “Sebenarnya aku sangat rindu padamu”. In-wook berhenti dan berkata dingin “Kalau begitu kau mau aku bagaimana?”. In-wook masuk rumahnya. Soo-jung menangis sedih. Di dalam rumah In-wook kesal dan bingung, tiba-tiba ia keluar mengejar Soo-jung. Tapi Soo-jung sudah pergi naik taxi, ia hanya bisa memandang sedih taxi itu pergi”.
Soo-jung pergi minum di warung, ia sedih hingga ia tertidu di warung tersebut. Jae-min datang menjemput Soo-jung di warung ia melihat hp Soo-jung dan In-wook sedang berusaha menelponnya. Jae-min melepasa batrai hp, dan membawa Soo-jung pulang. Jae-min menidurkan Soo-jung diranjang, ia melihat dan menyentuh pipi Soo-jung dengan lembut. “Kau jangan pergi keman-mana” kata Jae-min kepada Soo-jung yang tengah tertidur. Jae-min lalu berusaha mencium Soo-jung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar