Selasa, 11 Mei 2010

Memories Of Bali episode 11

Jae-min tiba dihotel, ia melihat In-wook dan Young-joo. Jae-min bertanya “aku tanya kau sedang apa?”. “Kebetulan kau datang. Dia mabuk. Biarkan dia tidur disini saja” kata In-wook seraya memberikan kunci kamar hotel kepada Jae-min. Jae-min menolaknya, ia heran kenapa In-wook tiba-tiba sopan kepadanya. Young-joo sedikit sadar menyadari keberadaan Jae-min dan ingin berdiri. Jae-min mendorong Young-joo untuk duduk kembali. In-wook sepertinya tidak rela melihat Young-joo diperlakukan kasar. Ia lalu menggandeng Young-joo pergi. Jae-min marah dan berkata “lepaskan!”. In-wook tidak menghiraukannya, ia tetap mebawa Young-joo pergi. Ternyata Soo-jung telah sampai di hotel dan melihat semua kejadian itu. Soo-jung melihat In-wook dan Young-joo yang sedang bergandengan. Young-joo melihat Soo-jung kemudaian ia melirik kearah Jae-min. Mereka berempat saling melihat satu sama lain. Jae-min bergerak menghampiri Soo-jung dan menyeretnya pergi. Soo-jung masih melihat ke In-wook begitu juga In-wook.


In-wook membawa Young-joo kekamar hotel dan menyuruhnya istirahat. Ia melihat Young-joo kurang baik keadaannya dan berniat mengantarkanya pulang tapi Young-joo menolak. In-wook lalu bertanya apa Young-joo mau ia temani, Young-joo memohon. In-wook menemani Young-joo tapi ia melihat keluar dan memikirkan Soo-jung yang dibawa Jae-min pergi. Soo-jung dibawa Jae-min ke klub malam tempat teman-teman Jae-min berada. Disana Soo-jung digoda oleh teman-teman Jae-min karena kejadian dirumah Jae-min. Soo-jung menatap mereka marah. Jae-min datang dalam keadaan masih kesal, ia minum banyak tanpa memperdulikan pertanyaan temannya tentang In-wook. Soo-jung berniat pergi karena tidak ada yang ingin disampaikan Jae-min dengannya lagi, tapi Jae-min menyuruhnya menunggu sebentar. Soo-jung berdiri ingin pergi, tapi teman Jae-min menariknya menyuruhnya duduk kembali karena Jae-min menyuruhnya menunggu. Jae-min tidak senang, ia mrah dan berusaha memukul temannya yang berani memegang Soo-jung. Soo-jung ketakutan, tiba-tiba pelayan hotel datang berkata bahwa kamar yang dipesan Jae-min sudah siap. Jae-min lalu pergi menggandeng Soo-jung. Teman-teman Jae-min heran dengan sikap Jae-min.


Di Lift, Soo-jung bertanya maksud Jae-min sebenaranya. Jae-min berkata”hari ini temani aku saja”. Soo-jung tersenyum tidak percaya apa yang ia dengar , ia berkata sinis “Menggantikan tunanganmu?”. “kenapa? Tak mau? Sekarang beri kau kesempatan. Siapa tau mungkin kau bisa menggantikan posisi itu”. Soo-jung melirik Jae-min. Lift telah sampai Jae-min melepaskan genggamannya dan keluar lift terlebih dahulu. Jae-min menunggu Soo-jung keluar lift. Soo-jung keluar setelah berfikir sebenter, Jae-min tersenyum tidak percaya Soo-jung keluar. Mereka lalu berjalan lunglai menuju kamar. Sampai kamar Soo-jung hanay diam saja didekat pintu. Jae-min lalu menariknya kekamar dan berusaha melepasa baju Soo-jung. Soo-jung mengelak dan mendorong Jae-min hingga jatuh. Soo-jung dengan dingin berkata “minggir! aku lepaskan sendiri!”. Jae-min bangkit kesakitan, ia tertawa tidak percaya melihat Soo-jung melepas pakaiannya. Jae-min duduk membelakangi Soo-jung dan berkata “Lee Soo-jung! Masa kau tidak bisa berpura-pura menyukaiku?”. Soo-jung berhenti melepaskan baju dan berkata “kau jangan menuntut banyak”. “Kenapa? Apa karena In-wook? Kau ikut aku kemari juga karena dia. Kau cemburu padanya.” kata Jae-min. Soo-jung menoleh melihat Jae-min dan berkata “Bagaiman dengan kau? Kenapa menyuruhku keluar? Bukankah sengaja menunjukan kepadaku? Namun.. apa yang kau katakatan tadi. Kau bilang mungkin aku bisa menggantikan posisi itu”. Jae-min tersenyum begitu juga Soo-jung (mereka tahu itu tidak mungkin). Soo-jung memakai pakaiannya lagi dan berkata sambil pergi “aku kira kau serius. Soo-jung berhenti di ddepan pintu dan berkata lagi “Aku lupa harus berterima kasih padamu. Dan tolong samapaikan kepada Ibumu. Terima kasih kepadanya. Agar aku pergi, dia telah memberiku 30 juta. Juga terima kasih hp yang yang kau berikan itu”. Soo-jung pergi sambil membanting pintu. Jae-min masih duduk berfikir, ia lalu menangis tersenyum karenanya.


Soo-jung berjalan sambil menangis. In-wook melihat Young-joo sudah tidur ia lalu pergi pulang. Saat In-wook keluar, Young-joo bangun rupanya ia hanya berpura-pura tidur. Di luar In-wook berpapasan dengan Soo-jung. Soo-jung kaget In-wook melihatnya. Namuun In-wook bersikap dingin dan meninggalkan Soo-jung begitu saja. Soo-jung menagis kencang karenanya. (mungkin ia takut In-wook berfikir macam-macam tentangnya). In-wook berjalan pulang sambil berfikir. Young-joo bangun dan melamun. Jae-min masih duduk termangu. Soo-jung setelah sampa irumah tidak bisa tidur, ia lalu mengambil minumna dan meminumnya sendiri. Mixi terbangun, ia bertanya apa Soo-jung sudah bertemu Jae-min. Soo-jung bilang sudah. Mixi bertanya lagi kenapa Jae-min menyuruh Soo-jung keluar menemuinya. Soo-jung bilang tidak ada hal yang penting. Mixi lalu menyindir, seorang gadia yang telah diberi uang dan hp tentu harus segera menemui orang yang baik itu bila diminta. Soo-jung lalu menangis. Mixi khawatir In-wook belum juga pulang.

In-wook ternyata menginap di rumah ibunya. Ibunya merasa In-wook sedang ada masalah. Ibunya bertanya apa hubungan In-wook dengan gadis yang dulu (Soo-jung) sudah berakhir. In-wook hanya diam. Ibunya lalu bilang uang yang dulu ia sudah tabuh buat In-wook beli rumah besok kalo sudah menikah. In-wook lalu bertanya apa ibunya mau hp. Ibunya bilang ia tidak membutuhkan hp karena ia selalu ada direstoran tidak kemana-mana . In-wook berkata ia mendapatkannya gratis dari perusahaan. Ibunya berkata lagi “kalau begitu buat kamu saja”. In-wok “aku sudah punya”. Akhirnya ibunya mau.


Pagi harinya kakak Jae-min mendapat laporan dari asisten Jae-min bahwa Jae-min sakit sehingga tidak dapat mengikuti rapat. In-wook kaget mendengarnya. Young-joo mengunjungi Jae-min yang sedang sakit diapartementnya. Jae-min berkata untuk apa Young-joo datang. Young-joo datang karena ia mendengar Jae-min sakit hingga tak dapat pergi kekantor. Jae-min dengan dingin berkata heran pada Young-joo karena kemarin minum banyak tapi paginya baik-baik saja. Young-joo ingin memasakan makanan buat Jae-min tapi Jae-min tidak mau ia ingin istirahat dan menyuruh Young-joo pergi saja. Young-joo tersenyum ia teringat perkataan Jae-min dahulu yang mengatakan dirinya lumayan, tapi sekarang malah kekanak-kanakan. Young-joo sambil membuat teh berkata “Kau sendiri malah mengajak gadis itu keluar. Sebenarnya apa yang kau harapkan? Aku rasa kau mengajaknya keluar bukan karena berharap aku cemburu bukan? Atau mau membatalkan pernikahan kita?”. Young-joo meminum tehnya dan berkata “atau kau benar-benar cemburu. Dia kelihatan sangat kasihan. Jangan memanfaatkan dia lagi. Dia bahkan dipecat gara-gara kau”. Jae-min menjawab dengan dingin “aku bukan memanfaatkan dia. Tapi aku benar-benar menyukai dia. Seperti kau mencintai In-wook”. Young-joo berusaha tenang walau ia kaget hingga tangannya gemetaran memegang cangkir. Young-joo berkata “mungkin kau bukan suka. Tapi merasa bersalah”. Jae-min tidak meperdulikannya, Young-joo lalu pergi membiarkan Jae-min istirahat.

Jae-min datang kerumah orangtuanya. Sebetulnya ia ingin mencari ibunya tapi ibunya pulang malam sehingga yang ada hanya kakak dan ayahnya. Kakak dan ayahnya sedang bermain catur. Ayahnya hampir kalah bermain catur, kakaknya bertanya apa ia perlu mengalah. Ayahnya tidak mau dan berpikir jalan lain. Kakak jae-min bertanya curiga kenapa Jae-min mencari ibunya. Jae-min hanya diam, tiba-tiba ayahnya senang ia mendapatkan jalan dan berhasil mengalahkan kakak Jae-min. Ayahnya menasehati kakaknya bahwa ia tadi sudah menyuruh kaknya memperhatikan seluruh permainan karena kakaknya kalah karena kerhilangan hal besar gara-gara hal kecil. Jae-min senang melihat ayahnya tertawa senang bisa mengalahkan kakaknya. Ayahnya menasehati lagi “Karena itulah manusia tak boleh terlalu tamak”. Kakanya berjanji akan mengingatnya. Melihat ayahnya senang Jae-min berusaha membujuk ayahnya untuk mengundur pernikahan. Ayahnya bertanya “kenapa”. Jae-min berkata “Begini. Bukankah kau suruh aku mengurus bagian sirkulasi perusahaan?”. Kakak Jae-min tidak senag mendengarnya ia merasa kenapa Jae-min tiba-tiba tertarik mengurus bagian sirkulasi perusahaan. Ayahnya bertanya lagi “kenapa”. Jae-min menjelaskan “maksudku kalau akau sudah mengurusnya, maka aku harus menjalankannya dengan baik”. “lalau?” kata ayahnya. “kalau begitu akau harus bekerja lebih keras untuk bidang itu dan belajar lagi. Belakangan ini aku baru tahu masih banyak yang harus aku pelajari di bagian pemasaran”. Ayahnya berkata “Apa hubungannya sekolah dengan menikah”. “setelah lulus baru menikah pun belum terlambat” kata Jae-min. “setelah menikah baru sekolah pun belum terlambat” kata ayah Jae-min. Jae-min tidak bisa berkata lagi ia merasa kecewa. Kakaknya melirik ke arah Jae-min yang sedang kecewa.


Jae-min berkendara pulang sambil memikirkan kejadian kemarin dengan Soo-jung juga memikirkan perkataan Young-joo tadi yang menyuruhnya jangan memanfaatkan Soo-jung. Jae-min menepi ia tidak bisa memikirkan apa yang harus ia lakukan, ia lalu menelpon In-wook. In-wook saat itu sedang berjalan kaki pulang. Jae-min bertanya “seandainya kau ada diposisiku. Apa yang akan kau lakukan?”. “apa?” kata In-wook. “jika kau melihat wanita yang akan menikah denganmu. Dia masuk ke hotel dengan pria lain didepan matamu. Kau bagaimana?” kata Jae-min menjelaskan. “apa kau serius mau kuberi usul?” kata In-wook meyakinkan. “jika ya?” kata Jae-min. In-wook berkata “Pertama-tama, periksalah tingkahlakumu!”. Jae-min kaget “apa maksudmu”. In-wook menjelaskan lagi “Jika tidak kenapa Young-joo berbuat begitu?”. “Maksudmu semua itu gara-gara aku?”. In-wook berkata “Jika aku, aku takkan membawa wanita lain di depan tunanganku”. Jae-min marah dan berteriak “kau jangan mengganti topik!”. “kukatakan dengan serius. Sejak lama hubunganku dengan Young-joo sudah berakhir! Dan mohon kau jangan memanfaatkan gadis kasihan itu” kata In-wook lalu menutup teleponnya. Jae-min belum mau selesai telepon ia memanggil-manggil In-wook tapi telepon sudah mati, ia lalu mencoba menghubungi kembali tapi tidak bisa. Jae-min tambah bingung apa yang harus ia lakukan, ia memukulkan kepalanya kesetir mobil. Jae-min memikirkan kemabali perkataan Young-joo dan In-wook yang memohon dia jangan memanfaat Soo-jung lagi.

Soo-jung akan berangkat kerja dengan Mixi saat berpapasan dengan In-wook. In-wook bersikap dingin kepada mereka. Soo-jung pun kecewa tapi tak peduli, ia buru –buru pergi. Tapi tiba-tiba In-wook memanggilnya dan berkata bahwa hari sabtu ini ia akan sibuk. Mixi curiga mereka ada janji. Soo-jung tidak mau membhasnya dan mengajak Mixi pergi. In-wook menghamburkan diri kekasur dan berfikir seperti kecewa dan sedih.

Paginya Jae-min berangakat kekantor seperti biasanya. Dikantor Young Ye-tai telah menunggu, Jae-min langsung melihat laporan tentang Young Ye-tai. Young Ye-tai heran kenapa Jae-min ingin bertemu dengannya dan bisa menemukanya padahal ia sering pindah-pndah tempat persembunyian. Ia memuji informan perusaan Jae-min yang lebih hebat dari informan negara. Jae-min kaget ia melihat data yang menyatakan Young Ye-tai mempunyai dua anak yang masih kecil. Jae-min bertnaya kedua anak ini sekarang diasuh siapa. Ye-tai berkata mereka dirawat neneknya karena istrinya meninggalkannya saat ia menjadi miskin. Jae-min kasihan, ini juga berarti Ye-tai tak dapat mengembalikan uang Soo-jung. Jae-min lalu menawarkan perkerjaan kepada Ye-tai mengingat pengalaman kerjanya yang cukup banyak saat di Indonesia. Awalnya Ye-tai menolak, tapi akhirnya setuju. Jae-min memnggil asistennya dan menyuruhnya mengatur kerja Ye-tai seperti yang ia perintahkan sebelumnya. Ye-tai keluar dari kantor Jae-mn dan dilihat In-wook. Asisten Jae-min membawa Ye-tai kegudang pakaian, ia menyuruh Ye-tai berganti pakaian saat itu juga karena Ye-tai sangat bau. Asisten Jae-min juga menjelaskan bahwa pekerjaan Ye-tai adalah menjadi pengawas gudang dan setiap bulan gajinya akan dipotong 50% untuk dimasukkan kerekening Soo-jung. Walaupun sempat kecewa tapi akhirnya Ye-tai maklum. Ia telah berganti pakaian dan merapikan diri saat asisten Jae-min mengajaknya kegudang. Ye-tai melihat kakak Soo-jung, ia lalu bersembunyi. Kakak Soo-jung datang kekantor Jae-min mencari Soo-jung dan berlaga sok. Resepsonis yang menerimanya tidak senang dan memberitahu bahwa Soo-jung sudah berhenti kerja.

Kakak Soo-jung menghampiri Soo-jung dirumahnya. Soo-jung dan Mixi sedang makan saat itu. Kakaknya tidak percaya Soo-jung keluar dari perusahaan itu. Ia merebut makanan Mixi dan menasehati Soo-jung karena berhenti tanpa berdiskusi dengannya padahal mencari pekerjaan susah (betul...betul..betul..). Mixi tidak tahan ocehan kakak Soo-jung dan menanyakan maksud sesungguhnya. Kakak Soo-jung berkata bahwa ia sudah menemukan persembunyian Young Ye-tai, oleh karena itu ia membutuh uang untuk membayar informan dan biaya hidupnya. Mixi dan Soo-jung lalngsung memukul kakak Soo-jung. Kakak Soo-jung mengatakan mereka keterlaluan. Soo-jung melihat kaos kaki kakaknya yang bolong, ia merasa kasihan. Kakak Soo-jung tidak menyadarinya ia malah berkata bahwa Soo-jung tidak perlu khawatir karena ia pasti akan membantu menangkap Young Ye-tai itu. Soo-jung tidak tahan ia pergi keluar. Kakaknya melanjutkan makan, Mixi merasa kasihan pada Soo-jung karena hidupnya dibebani oleh kakaknya. Di luar Soo-jung mencari kaos kaki dijemurannya tapi tidak ada, ia merasa sangat sedih.


Jae-min baru akan pulang saat ia melihat mobil kakaknya dan didalanya terdapat In-wook dan kakaknya. Jae-min curiga ada apa-apa. Jae-min pulang kerumah ia terus memikirkan Soo-jung. Ia lalu mencoba menekan no 1 di hpnya (nomornya Soo-jung) tapi tidak jadi. Kakak Jae-min dan In-wook sedang menyiapkan sesuatu mereka bekerja lembur. Mereka bekerja bergantian. In-wook mandi dan memikirkan apa yang telah ia lakukan.

Mixi dan Soo-jung sedang menjemur baju. Mixi merasa lingkungan disana terasa sepi jika tidak ada In-wook. Soo-jung tidak peduli dengan masalah In-wook. Mixi masih curiga dengan janji yang mereka batalkan. Soo-jung masih tidak peduli. Mixi merasa mereka sedang ada masalah, Soo-juung berkata tidak ada apa-apa. Mixi lalu curiga kenapa akhir-akhir ini In-wook tidak pulang, ia bertanya apa karena wanita yang datang mencari In-wook dulu. Tiba-tiba Young-joo datang. Mixi dan Soo-jung kaget karena ia barusan dibicarakan.


Mereka lalu berbicara di dalam rumah. Young-joo bertanya kenapa Soo-jung tiba-tiba berhenti bekerja. Ia bertanya sambil terus tersenyum sombong. Mixi berkata bukan berhenti tapi dipecat. Young bertanya “kenapa?”. Soo-jung dengan dingin berkata “mungkin aku terlalu meremehkan peringatanmu dulu”. Young-joo bertanya lagi “kalau begitu apa yang kau lakukan sekarang”. Soo-jung bertanya “kenapa?”. Young-joo masih dengan tersenyum “mau kucarikan pekerjaan untukmu?”. Soo-jung tahu maksud Young-joo hanya mengejek, ia dengan menahan kesal menjawab “sekarang aku sudah ada pekerjaan”. Seperti mengejek Young-joo bertanya “pekerjaan apa?”. Soo-jung sudah hampir meledak ia menghala nafas dan menutup mata berkata “apa ini pun harus kuberitahu”. Young-joo masih senyam senyum saja berkata “Melihat kau siang hari ada dirumah. Sepertinya bukan pekerjaan biasa”. Soo-jung kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Mixi berkata “kau mana boleh bicara begini”. Young-joo kembali berkata “berminat tidak?” . Soo-jung berkata “tidak”. Young bertanya “kenapa?”. Soo-jung berkata “tidak ada alasan apa-apa. Kenapa aku harus berhutang budi padamu?”. Young-joo tertawa “kalau begitu kenapa kau berhutang budi kepada Jae-min”. Mixi menjawab “Bukan Soo-jung yang memohon padanya. Dia sendiri yang datang kemari suruh Soo-jung besok pergi kerja. Karena itulah ia bekerja disana”. “Makanya aku pun datang sendiri” kata Young-joo. Mixi dan Soo-jung tidak bisa berkata apa-apa lagi. “Kau mau berhutang budi pada pria tapi tak mau berhutang budi pada wanita. Beginikah?”. Soo-jung diam. Mixi lalu bertanya “Mohon tanya apa hubungan antara kau dan Jae-min?”. Young-joo sambil memandanng Soo-jung berkata “kami akan menikah”. Mixi kaget. Young-joo menjelaskan “pekerjaan yang kurekomendasikan ini mungkin lebih baik daripada resepsionis. Soo-jung yang sejak tadi diam berfikir dan menahan rasa kesal berkata “pekerjaan apa?”. “Galeri yang dikelola ibu Jae-min, kelak aku akan mengelolanya” jelas Young-joo. Soo-jung mengerti benar maksud Young-joo, ia berfikir. Mixi memperingatkan ada hal aneh sepertinya terjadi. Young-joo berkata “Aku akan mengatakan pada Ibu Jae-min. Hal ini tidak perlu kau cemaskan”. Soo-jung yang sudah benar-benar kesal berkata “kalau begitu kapan mulai kerja”. Young-joo senang rencananya berhasil, ia berkata “Minggu depan kalau sempat datang kesini mencariku. Young-joo mengambil kartunamanya dan memberikannya kepada Soo-jung. Soo-jung terdiam kaku, Young-joo kemudaian pamit. Mixi tidak senang mendengar semuanya. Sebelum pulang Young-joo berkata “wanita yang membosankan itu akan pulang”. Mixi lalu berkata kepada Soo-jung begitu Young-joo pergi “Tempramenmu belum apa-apa. Wanita itu benar-benar seram”. Soo-jung tertawa mendengarnya, ia lalu melihat kartu nama Young-joo.


Soo-jung datang kegaleri, ia awalnya takut dan ragu tapi akhirnya ia memberanikan diri untuk masuk kegaleri tersebut. Young-joo melihatnya datang, ia bertanya apa Soo-jung mengerti seni. So-jung berkata ia tidak mengerti. Young-joo lalu menjelaskan tidak perlu seni asalkan Soo-jung suka dengan pekerjaanya itu sudah cukup. Ia juga menjelaskan bila tidak ada pameran hanya ia, Soo-jung dan Ibu Jae-min yang bekerja di situ dan ibu Jae-min pun tidak tiap hari datang. Soo-jung bertanya sebenarnya pekerjaannya apa. Young-joo menjelaskan lagi bahwa tugas Soo-jung nantinya adaah membersihkan galeri, menjaga temperratur dan kelembabab galeri itu, menerima tamu dan telepon, pergi ke bank dan mengurus data-data konsumen, dan hal-hal kecil lainnya. Sebenarnya Soo-jung tidak menyukai pekerjaanya tapi ia tidak bisa mundur lagi. Young-joo bertanya berapa gaji Soo-juung waktu bekerja jadi resepsionis. “waktu itu 700.00 won” kata Soo-jung. Dengan angkuh Young-joo berkata “kalau begitu kuberi 1 juta. Kemari!”. Young-joo mengajak Soo-jung menemui ibu Jae-min. Soo-jung memberi salam tapi ibu Jae-min tidak peduli. Young-joo lalu melihatkan tempat duduk Soo-jung yang ada dalam satu ruangan dengan mereka. Tiba-tiba ada bunyi telepon, Young-joo menyuruh Soo-jung mengangkat teleponnya karean itu tugas Soo-jung. Soo-jung mengangkat telepon, ternyata orang yang menelepon mencari nyonya Song. Soo-jung berkata nyonya Song, Ternyata itu adalah Ibu Jae-min. Ibu Jae-min menyuruh Soo-jung menutup telponya dulu, lalu ia menerima telepon itu dengan ramah. Selesai menelpon lalu Ibu Jae-min mau pergi, ia memberitahu Young-joo bahwa nanti Jae-min akan datang dan ia menyuruh mereka untuk makan enak bersama. Ia juga menyuruh Young-joo menyuruh gadis baru (Soo-jung) tadi untuk membersihkan lantai sebelum ia pulang padahal Soo-jung ada disitu. Setelah ibu Jae-min pergi Young-joo berkata “Lee Soo-jung kau sudah mendengarnya bukan”.



Soo-jung tersenyum kecut menerima perlakuan mereka kepadanya di kantor itu. Ia sedang membawa peralatan pel untuk membersihkan lantai saat Jae-min datang. Soo-jung memberi salam, tapi Jae-min tidak menyadarinya ia terus berjalan pergi. Tapi tidak jauh dari tempat Soo-jung Jae-min berhenti ia menyadari adanya Soo-jung. Ia menoleh dan melihat Soo-jung sedang membawa peralatan pel. Soo-jung langsung pergi menuju ruang kantor, Jae-min masih termangu berusaha menyadari apa yang ia lihat. Jae-min masuk keruang kantor, ia melihat Young-joo kemudia ia melihat Soo-jung yang sedang bekerja membersihkan meja. Young-joo mengajak Jae-min pergi, Jae-min melihat Young-joo marah dan pergi meninggalkannya. Young-joo pergi ia pamit pada Soo-jung dan menyuruh Soo-jung mengerjakan tugas seperti yang ia telah ajarkan.


Young-joo menghampiri Jae-min diparkiran dan bertanya “Mau makan apa?”. Jae-min yang masih marah dan heran bertanya “Choi Young-joo, kau ini kenapa? Bukankah kau bilang dia sangat kasihan?”. “karena itulah aku membantu dia cari kerja. Apa da masalah?” kata Young-joo. Jae-min tidak tahan, ia bertanya “Apa ibu juga tahu?”. “Tentu. Dia kan bos” kata Young-joo sambil tersenyum. Young menjelaskan bahwa ia tidak memaksa Soo-jung bekerja, tapi Soo-jung sendiri yang mau bekerja (iyalah setelah disindir terus). Jae-min kaget dan alngsung pergi masuk lagi. Soo-jung sedang membersihkan lantai, Jae-min datang dan merebut tongkat pel dan membantingnya. Soo-jung kaget. Jae-min langsung marah-marah dan berkata “Kau sudah gila. Baik, aku tahu kau tak punya harga diri. Namun tak boleh merendahkan diri seperi ini. Sedang apa di sini?”. Soo-jung hanya menatap Jae-min seperti menahan marah, Jae-min mengambil uang di dompetnya karena terlalu marah dan buru-buru uang itu jatuh. Jae-min mengambilnya dan menyerahkan kepada Soo-jung dan berkata “dengar pakai ini sebagai biaya hidup kemudian aku akan cari akal. Sebelumnya aku merasa malu sehingga tidak bercerita pada temnku. Aku punya banyak teman, mereka semua punya perusahaan. Aku akan membantumu cari kerja. Pergi!”. Soo-jung hanya diam, Jae-min menariknya dan berkata “cepat pergi”. Soo-jung terjatuh kelantai karena tarikan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar