Rabu, 05 Mei 2010

Memories Of Bali episode 8

Pagi hari In-wook mau pergi jalan-jalan melihat Soo-jung yang sedang menjemur pakaian. Tiba-tiba ia ingin mengajak Soo-jung dan Mixi jalan-jalan juga, tapi Mixi tidak ada sehingga hanya mereka berdua yang pergi. Soo-jung senang sekali bisa pergi berdua dengan In-wook seperti pergi kencan. Soo-jung minta waktu untuk berdandan. Sementara itu Jae-min dan Young-joo pergi kebutik untuk mencoba baju pernikahan mereka. Jae-min sama sekali tidak memperdulikan Young-joo meski Young-joo tampak cantik dengan gaun pengantinnya. Soo-jung dan In-wook pergi menonton film dan membeli popcorn. Saat menonton mereka silih berganti menganbil popcorn yang dibawa In-wook. Tiba-tiba In-wook memindahakan popcorn ditangan yang lain, Soo-jung tidak menyadarinya ia memegang-megang tangan In-wook saat ingin mengambil Popcorn lagi. Soo-jung dan In-wook terseyum karenannya. Sementara itu Jae-min masih tidak memperdulikan Young-joo meski didepan kedua orang tuanya, bahkan saat mengantar pulang Young-joo meminta turun dijalan Jae-min menurutinya dan meninggalkan Young-joo dijalanan. Young-joo kesal dibutnya. In-wook sangat baik pada Soo-jung hari ini ia menolong Soo-jung yang hampir terjatuh saat berdesakan di bus dan Soo-jung senang akan hal itu.


In-wook juga mengajak makan malam dirumahnya. Tiba-tiba ada bunyi hp In-wook, dan ternyata itu dari Jae-min. Jae-min meminta In-wook memberikan telponnya ke Soo-jung, ia tidak tahu kalau Soo-jung ada bersama In-wook saat itu. Jae-min heran kenapa telpon diberikan ke Soo-jung sangat cepat ia merasa Soo-jung dan In-wook tinggal bersama. Jae-min memarahi Soo-jung karena menceritakan hubungannya dengan dirinya kepada orang lain padahal ia pernah bilang tidak menyukai Soo-jung. Ia juga memperingatkan agar Soo-jung jangan bersikap seperti kenal dekat dengannya dihadapan orang lain dan menutup teleponnya. Soo-jung heran sekaligus tidak mengerti kenapa karena masalah seperti itu Jae-min sampai menelponnya melalui telpon orang lain. Makan malam jadi canggung setelahnya.

Tiba-tiba Mixi datang menanyakan Soo-jung pada In-wook. Ia lalu melihat Soo-jung yang sedang makan, ia menjadi tidak senang melihatnya. Mixi langsung menerima saat In-wook juga mengajaknya makan. Di rumah Soo-jung tertidur sambil membaca buku yang dipinjami In-wook. Mixi masih kesal dengan kejadian tadi ia memaki-maki Soo-jung yang tengah tidur, karena dengan keberadaan Soo-jung dirumahnnya ia kehilangan kesempatan dekat dengan laki-laki tampan dan pintar masak seperti In-wook.

Esok harinya In-wook mengikuti para direksi memeriksa mall mereka. Ayah Jae-min menyuruh kakak Jae-min untuk memperhatikan mall mereka karena mall merupakan wajah perusahaan mereka. Kakak Jae-min mengatakan telah menyerahkan urusan tersebut kepada In-wook, jadi direktur tidak perlu cemas. Jae-min terlambat mengikuti para direksi memeriksa mall. Ia beralasan pada ayahnya ia terlambat karena ada masalah. Kakak Jae-min menanyakan ada masalah apa. Jae-min melirik tidak senang mendengarnya karena ia merasa kakaknya sudah tahu tetapi malah memancingnya dihadapan ayah mereka. Ayahnya juga ingin tahu ada masalah apa, tapi Jae-min tidak dapat menjelaskan karena ia tadi berbohong. Kakak Jae-min menasehati Jae-min agar kalau bicara dengan direktur harus jelas dan terperinci. Ayah Jae-min melerai kedua anaknya, rombongan kembali kekantor.

Sampai dikantor ayah Jae-min tiba-tiba berhenti di lobby ia melihat Soo-jung yang bekerja sebagai resepsionis dipintu utama. Para rombongan ikut memperhatikan Soo-jung. Ayah Jae-min ingat siapa Soo-jung, ia melirik anaknya Jae-min. Jae-min tidak enak kepada ayahnya. Soo-jung juga tidak enak diperhatikan para rombongan. In-wook juga heran kenapa Soo-jung ditempatkan sebagai resepsionis dipintu depan, ia terus memperhatikan Soo-jung saat para rombongan pergi.

Jae-min merasa semuanya kacau, tiba-tiba asistennya melapor bahwa ia telah menemukan Young Ye-tai. Jae-min yang tidak mood tidak tertarik lagi dengan masalah Ye-tai lagi. Asistennya kecewa karena Jae-min kemarin menyuruhnya segera menemukan Ye-tai tapi sekarang malah tidak peduli. Jae-min tiba-tiba menemui kakaknya. Ia langsung masuk ruang kantor kakaknya tanpa mengetuk pintu, hal ini membuat kakaknya kaget karena kakaknya saat itu sedang bersama In-woook. Jae-min kesal karena kakaknya memanggil In-wook tanpa sepengetahuannya. Ia ingin kakaknya kelak meminta ijinya dulu sebelum bertemu In-wook. In-wook hanya diam ia lalu diminta pergi kakak Jae-min. Kakak Jae-min menanyakan maksud Jae-min sebenarnya datang kesana. Jae-min ingat ia menghampiri kakaknya karena ia merasa kakaknya juga suka dengan Young-joo makanya ia mempermalukan Jae-min tadi. Kakak tidak mau meladeni lelucon Jae-min. Jae-min minta maaf lalu pergi. Kakak Jae-min heran dengan kelakuan adiknya. (tapi sepertinya itu juga merupakan salah satu alasan kenapa kakak Jae-min membenci Jae-min). Soo-jung dikerjai temannya untuk mengambil sekardus seragam, pegawai curiga kenapa Soo-jung mengambil seragam begitu banyak karena biasanya para pegawai yang akan datang kesanan untuk berganti pakaian bila ada tamu penting yang akan datang. Soo-jung sadar dirinya telah dikerjai.

Saat jam makan siang Jae-min melirik kebawah kearah meja resepsiois ingin melihat Soo-jung, tapi Soo-jung tidak ada. Jae-min terus mencari sampai ditegur asistennya yang datang dengan karyawan lain. Asistennya menanyakan Jae-min mencari apa sampai melihat-lihat kebawah seperti itu. Jae-min beralasan tidak mencari apa-apa, ia lalu menanyankan mereka mau pergi kemana ramai-ramai begitu. Asistennya menjelaskan mereka ingin pergi makan siang di kantin lalu pamit pergi. Tiba-tiba Jae-min memutuskan untuk ikut pergi bersama mereka. Para karyawan heran Jae-min mau makan bersama mereka dikantin. Dikantin Jae-min melihat Soo-jung sedang makan siang. Soo-jung juda melihatnya. In-wook juga melihat Soo-jung. Jae-min duduk membelakangi Soo-jung sedangkan In-wook berhadapan dengan Soo-jung meski mereka dimeja berbeda. Saat Soo-jung selesai makan ia melirik In-wook dan mengangguk ingit pamit. In-wook membalasnya, Jae-min melihatnya kesal ia melirik kebelakang. Jae-min melepasakan kekesalannya dengan membahas masalah pekerjaan dengan para kayawan dan memarahi mereka. In-wook melihat barang Soo-jung ada yang ketinggalan.

Soo-jung kembali kemeja resepsionis, ia dimarahi temannya karena lama pergi mengambil barang. Soo-jung beralasan ia lapar dan mampir makan siang dulu. Temannya marah, ia menanyakan barang yang diambil Soo-jung. Soo-jung lupa akan barangnya, ia dimarahi namun tiba-tiba In-wook datang membawa barang yang ditinggalakan. Dengan ramah ia mengembalikan barang kepada Soo-jung. Soo-jung senang, tapi temannya tambah kesal kepada Soo-jung. Ia menyurh Soo-jung menaruh barang itu kembali kegudang karena ia tidak membutuhkan, ia juga menyuruh Soo-jung menata kantu-kartu pegawai setelah pulang kerja nanti. Soo-jung kesal karena ia tahu ia kerjai.

Soo-jung menata kartu-kartu pegawai satu persatu. Namun kartu pegawai itu begitu banyak, ia hampir putus asa namun tidak jadi ia ingin membuktikan kepada temannya siapa yang akan bertahan. Jae-min kali ini serius bekerja ia meminta asistennya membawa laporan-laporan perusahaan keapadanya. Asistennya mengingatkan kalau sudah lewat jam pulang, tapi Jae-min tetap ingin melanjutkan pekerjaannya dan menyuruh asistennya pulang. Asistennya senang, tapi tidak jadi karena Jae-min bilang akan menelpon asistennya bila ia memerlukan sesuatu. Jae-min bekerja memerikasa laporan hingga lewat tengah malam, ia bahkan tidak menyangka dirinya bisa bekerja selama itu. Jae-min ingin pulang, tapi lift sudah dimatikan. Ia lalu berpikir akan tutun dengan tangga. Ia terpaksa melakukannya meski ia berada di lantai 10 karena tidak ada jalan lain lagi. Ditangga Jae-min mendengar suara-suara aneh dari atas, ia ketakutan dan berlari kelantai bawah. Dilantai bawah ia lega karena bertemu dengan satpam. Ia menanyakan kenapa lift mati, satpam menjelaskan sudah sejak bangunan ini berdiri lift akan dimatikan bila sudah lewat jam kerja. Jae-min lalu mau keluar, tapi dicegah satpam karena direktur meminta pintu utama dikunci bila sudah lewat tengah malam dan tidak bisa dibuka hingga pagi karena menggunakan sistem waktu untuk membukanya.

Tiba-tiba ada suara dari tangga darurat. Soo-jung keluar dari tangga darurat dengan keadaan ketakutan dan menangis. Jae-min dan satpam kaget melihatnya. Jae-min lalu mengajak Soo-jung keruang kantornya. Jae-min curiga Soo-jung ketiduran lagi. Soo-jung menjelaskan kali ini ia benar-benar bekerja, Jae-min tidak mau mendengarnya dan menyurh Soo-jung duduk saja didalam ruangannya. Jae-min melanjutkan memerikasa berkas, ia lalu bertanya kenapa Soo-jung tidak mengenakan mantel yang diberikannya dulu karena Soo-jung sekrang kelihatan kedinginan. Soo-jung beralasan ia meminjamkan mantelnya kepada temannya karena ia belum mapu membayar uang sewa ia juga tidak dapat berganti pakaian karena ruang ganti juga sudah terkunci. Jae-min kaget mendengarnya tapi tidak heran. Soo-jung lalu berkata akan membayar uang ongkos bus yang ia pinjam dulu bersama saat membayar bunga hutangnya. Jae-min tidak peduli. Soo-jung lalu mengungkit perkataan Jae-min ditelpon kemarin, ia heran kenapa Jae-min mengganggapnya ia dekat dengan Jae-min. Jae-min kaget ia tidak ingin membahas masalah itu lagi. Soo-jung heran dengan sikap Jae-min dan meracu sendiri. Jae-min kesal ia lalu keluar dari ruangan. Dirumah Mixi mncari Soo-jung dirumah In-wook tapi tidak menemukan. Ia kesal karena Soo-jung sudah malam belum pulang juga.

Ternyata Jae-min pergi membuat kopi, ia juga membuatkan kopi untuk Soo-jung. Namun begitu kembali keruanngannya ia melihat Soo-jung tertidur dikursi dengan kaki dimeja. Jae-min heran dengan kelakuan Soo-jung, ia heran keanpa Soo-jung bisa tidur dihadapan laki-laki yang telah menciumnya. Jae-min lalu melepas mantelnya dan melemparkannya ke Soo-jung. Soo-jung terbangun, Jae-min menyuruhnya memakai mantelnya. Soo-jung ternyum senang dan tidur kembali. Jae-min juga senang kerana ada orang yang menemaninya dan kelakuan Soo-jung yang menurutnya lucu.

In-wook pergi kekantor pagi sekali. Ia sebenarnya khawatir akan keberadaan Soo-jung. Soo-jung terbangun dikantor Jae-min. Jae-min mengagetkannya dengan bertanya apa tidunya pulas. Jae-min heran kenapa Soo-jung bisa tidur dimana saja. Soo-jung beralasan mungkin karena ia kelelahan kemarin. Soo-jung pamit pergi, Jae-min membiarkannya. Namun tiba-tiba Jae-min bertanya “apakah kita juga takdir”. Soo-jung kaget. Jae-min “bukankah kau bilang kebetulan yang terjadi berkali-kali disebut takdi?”. Lalu tiba-tiba Jae-min menyuruh Soo-jung keluar. Di luar Soo-jung memikirkan perkataan Jae-min, namun tiba-tiba ia mendengar bunyi sesuatu. Soo-jung bergegas pergi ia tidak ingin ada yang tahu ia menginap dikantor Jae-min. Tapi In-wook melihatnya pergi, ia curiga Soo-jung menginap di kantor Jae-min. Lalu setelah itu Jae-min juga keluar dari kantornya. Jae-min menegur In-wook yang datang pagi-pagi. In-wook semakin yakin Soo-jung bersama Jae-min tadi malam. Ditoilet saat membersihkan muka Soo-jung terus memikirkan perkataan Jae-min tadi.

Ibu Young-joo pergi berlatih golf. Pelatih menegurnya karena sepertinya ia sedang banyak pikiran sehingga pukulnnya kurang baik hari ini. Ibu Young-joo ia stress memikirkan persiapan pernikahan anaknya dan juga perasaannya yang hampa. Pelatih ingi menjaknya berjalan-jalan, Ibu Young-joo senang (sepertinya ada hubungan gelap diantara mereka.). Tapi hal ini tidak lam karena Ibu Jae-min datang. Ibu Young-joo panik hingga menumpahkan minuman pada pelatih. Ibu Jae-min lalu membicarakan pakaian pengantin yang sudah jadi. Ibu Young-joo menyindir karena permasalahan anaknya sekarang pihak besan jadi begitu perhatian. Ibu Jae-min berkata asalkan Young-joo bertobat itu sudah baik. Ibu Young-joo membela anaknya dan memuji anaknya bahwa hati anaknya itu sangat lembut. Ibu Jae-min tidak kalan ia berkata memang hati Young-joo sangat lembut hingga orang lain tidak bisa menebak apa yang sebenarnya diinginkannya. Ibu Jae-min menyindir bahwa hal itu sama seperti kelakuan Ibu Young-joo, ia lalu pergi main golf. Ibu Young-joo kesal mendengarnya.

Young-joo stress memikirkan pencampakan yang dilakukan Jae-min dan In-wook kepadanya. Ia tidak tahan dan pergi mencari In-wook dirumahnya. In-wook kaget Young-joo ada didepan rumah menunggunya karena ia tidak melihat mobil Young-joo. Young-joo beralasan memakai mobil ketampat itu terlalu menarik perhatian orang. In-wook melirik rumah Soo-jung yang belum ada orang. Young-joo juga melirik. In-wook mengajak Young-joo bicara diluar tapi Young-joo ingin bicara dirumah In-wook saja. In-wook “aku tak suka tunangan orang masuk kamarku”. Young-joo tersenyum “kenapa? Waktu di Jakarta kau bersikap seperti itu terhadapku”. “dan kenapa kau bersikap begini terhadapku?” kata In-wook. “kau pernah berkata asal aku mau, kau akan menjadi pacarku. Kalau begitu jadi pacarku saja” kata Young-joo. In-wook berpikir lalu berkata “apa kau ingin aku memilikimu? Apa kau mau? masuklah”. In-wook masuk dengan perasaan kesal diikuti oleh Young-joo masuk juga. Soo-jung baru datang ia melihat Young-joo masuk rumah In-wook, ia tidak senang melihatnya. Didalam kamar In-wook melepas pakannya lalu berkata “kenapa? Lepaskan!”. Young-joo kaget dengan sikap In-wook. In-wook “bukankah ini yang kau mau? Perlu ku bantu kau lepas?”. In-wook mencoba melepas pakaian Young-joo, tapi ditampar Young-joo. Young-joo marah dan menyebut In-wook sampah. In-wook tersenyum, sambil marah ia berkata “Pergi! Aku tak mau melihatmu lagi!”. Tapi bukan Young-joo yang pergi dari situ tapi malah In-wook sendiri yang pergi. Young-joo kaget. Di depan In-wook melihat Soo-jung berdiri seperti menunggu seseorang, tapi karena sedang kesal dan ingat kelakuan Soo-jung tadi pagi In-wook tidak memperdulikan Soo-jung dan pergi dari sana. Soo-jung heran ia langsung masuk kerumahnya seperti takut ketahuan Young-joo. Young-joo keluar tepat saat Soo-jung masuk. Young-joo melirik kerumah Soo-jung, ia lalu pergi. Ia teringat tidak membawa mobil, ia mencoba menelpon Jae-min tapi tidak tersambung.

Young-joo pulang naik taxi yang kebetulan lewat disana. Ternyata taxi itu dalah taxi yang habis dipakai ibu In-wook. Ibu In-wook merasa mengenali Young-joo tapi tidak menegurnya. Mixi baru saja pulang saat Ibu In-wook menanyakan alamat rumah In-wook (Ibu In-wook belum pernah kerumah anaknya). Awalnya Mixi bersikap seadanya saja namun setelah ia tahu itu adalah Ibu In-wook, ia bersikap ramah sekali kepadanya. Mixi menanyakan keberadaan In-wook kepada Soo-jung karena rumah In-wook lampunya menyala tapi In-wooknya tidak ada. Soo-jung kaget Ibu In-wook ada disana, ia berkata In-wook sedang pergi keluar. Ibu In-wook mengenali Soo-jung sebagai gadis yang dibawa anaknya makan direstorannya, Mixi tidak senang mendengarnya. Mixi dan Soo-jung menyilahkan Ibu In-wook untuk menunggu di rumah mereka. Soo-jung menyiapkan minum. Mixi bertanya berapa umur ibu In-wook saat melahirkannya, karena Ibu In-wook terlihat masih muda menurutnya, ia menyindir kalau Ibu In-wook melahirkan pada usia belasan. Ibu In-wook membenarkannya. Susana jadi tidak enak. Ibu In-wook lalu bertanya umur Soo-jung. Tapi Mixi yang menjawab, ia menjawab bahwa umurnya 25. Ibu Young-joo memberitahu bahwa ia bertanya kepada Soo-jung bukan Mixi. Ibu In-wook lalu melihat buku-buku disana (sepertinya buku sekenario Mixi). Ia lalu bertanya apa pekerjaan orang tua Soo-jung. Lagi-lagi Mixi yang menjawab, ia menjawab orang tuanya bekerja diladang di desa. Ibu In-wook memberitahu lagi bahwa ia bertanya pada Soo-jung. Soo-jung kaget ia mengatakan kalau kedua orang tuanya sudah meninggal. Ibu In-wook menyindir kehidupan Soo-jung pasti sulit. Ia lalu pamit dan menitipkan lauk untuk In-wook. (Ibu In-wook seperti menjadi tidak suka dengan Soo-jung). Mixi dan Soo-jung menganggap In-wook sebagai anak yang sangat berguna bagi orang tuannya. Mixi membuka titipan ibu In-wook dan memakannya sambil menanyakan kemana Soo-jung kemarin pergi hingga tidak memberi kabar kepadanya. Soo-jung berkata bahwa ia lembur. Mixi tidak percaya seorang resepsionis harus lembur dalam bekerja. Mixi juga memberitahu kalau In-wook juga tahu Soo-jung tidak pulang tadi malam, ia memanasi Soo-jung bahwa ia saat ini sudah masuk daftar hitam bagi In-wook, karena semua orang akan menganggap yang bukan-bukan bila ada seorang gadis yang tidak pulang kerumah dan tidak memberi kabar. Soo-jung kaget dan kesal denga nsikap Mixi.

Asisten Jae-min membawa sekardus besar laporan kerumah Jae-min. Jae-min ternyata hari ini bekerja di rumah. Jae-min bertanya apa ada yang mencarinya hari ini. Asistennya memberitahu bahwa direktur mencarinya beberapa kali hari ini. Jae-min menanyakan alasan yang diberikan asistennya kepada direktur. Asisten Jae-min menjelaskan bahawa Jae-min bekerja lembur kemarin, sehingga hari ini beristirahat diruamah. Jae-min sengang mendengar penjelasan asistennya, ia llau menanyakan bagai mana reaksi direktur. Asistennya bercerita bahwa direktur berkata bahwa Jae-min tidak usah melakkan hal-hal yang tidak bergizi. Jae-min bertanya apa maksudnya meski sepertinya ia tau maksudnya. Asistennya menjelaskan bahwa sebaiknya Jae-min bekerja di siang hari saja. Lalu Jae-min menyuruh asistennya membawa Young Ye-tai kepada dirinya saat itu juga. Asistennya kesal karena kemarin Jae-min bilang ia tidak ada hubungan dengan Ye-tai. Asistennya lalu pergi.
Soo-jung tidak bisa tidur memikirkan apa yang dipikirkan In-wook tentang dirinya saat ini. Ia ingin menghampiri In-wook, ia kemudian teringat dengan Jaket In-wook. Ia membawa jaket tersebut sebagai alasan ingin bertemu In-wook. Soo-jung mengahampiri rumah In-wook tapi ternyata In-wook belum datang. Soo-jung menggatungkan jaket In-wook dan juga menata lauk yang dibawa ibu In-wook di lemari. Saat ia akan keluar dan mematikan lampu, tiba-tiba In-wook datang. In-wook melihat Soo-jung dengan dingin. Soo-jung tidak enak, ia melihat In-wook seperti sdang sedih. Ia lalu bilang bahwa tadi ibu In-wook datang membawa makanan untuknya, kemudian ia pamit pergi. Tapi tiba-tiba tangannya diseret In-wook. In-wook berkata “soo-jung”. “Ya” kata Soo-jung. “apakah kau tahu.. aku menyukaimua?” kata In-wook. Soo-jung kaget mendengarnya. Jae-min sedang dalam perjalanan bersama asistennya mebawa Young Ye-tai. Young Ye-tai tidak tahu kalau ia akan dibawa kerumah Soo-jung. Soo-jung masih tidak percaya dengan yang dia dengar. In-wook juga berkata karena mencintai Soo-jung ia tidak ingin melihat Soo-jung menderita. In-wook mengelus lembut pipi Soo-jung. Soo-jung membiarkannya, ia juga membiarkan In-wook menciumnya. Mereka berciuman. Jae-min tiba di rumah Soo-jung.(aku pikir In-wook hanya melampiaskan perasaannya saja pada Soo-jung, ia hanya kasihan dan tidak ingin Soo-jung seperti dirinya yang dipermainkan Young-joo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar