Rabu, 05 Mei 2010

Memories Of Bali episode 9

Soo-jung pasrah kepada In-wook meski ia sempat ragu. Ia menutup matanya untuk menepis keraguannya itu. In-wook melihat Soo-jung, ia juga merasa ragu apalagi saat melihat kalung Soo-jung. Jae-min tiba di rumah Soo-jung, ia melihat rumah In-wook telah mati lampunya. Jae-min menggedor-gedor pintu rumah Soo-jung. Ia berteriak-triak memanggil Soo-jung. Soo-jung kaget ada orang yang mencarinya, ia langsung bangun. In-wook dan Soo-jung tau siapa yang menggedor-gedor pintu. Soo-jung terlihat bingung dan takut. In-wook menyuruh Soo-jung tetap diam dirumahnya. Jae-min terus memanggil-manggil Soo-jung. In-wook bangun mengambil minuman dan terus melihat Soo-jung yang kebingungan. Mixi keluar dengan marah-marah karena suara Jae-min mengganggunya tidur, namun begitu melihat Jae-min ia menjadi bersikap ramah. Mixi menanyakan Jae-min ada keperluan apa datang kesana. Jae-min bilang ia mencari Soo-jung. Mixi berkata Soo-jung telah tidur, ia lalu masuk berniat membangunkan Soo-jung tapi ia kembali lagi dan bilang kalau Soo-jung tidak ada dan mungkian ia sedang pergi. Jae-min terlihat kecewa. Mixi menanyakan maksud Jae-min mencari Soo-jung malam-mala, ia kawatir Soo-jung melkukan kesalahan dikantor. Jae-min bilang tidak ada apa-apa. Mixi menawarkan Jae-min menunggu Soo-jung didalam rimah karena kemungkinan Soo-jung tidak pergi jauh dan akan segera kembali. Jae-min bilang tidak usah karena mereka akan ketemu lagi di kantor besok. Soo-jung sepertinya sadar atas apa yang ia lakukan dengan In-wook. In-wook terus melihat reaksi Soo-jung. Jae-min pamit pulang. Mixi mencoba menahannya lagi tapi tidak jadi, ia kesal karena Soo-jung pergi tidak memberitahunya.

Jae-min pergi. Soo-jung lega, ia melihat In-wook. Tapi In-wook bersikap dingin kepadanya. In-wook menghidupkan lampu rumahnya. Jae-min kembali ke mobil ia kecewa usahanya membawa Young Ye-tai kerumah Soo-jung sia-sia, ia juga merasa ada yang tidak beres. Jae-min menyuruh asistenya pilang terlebih dahulu dengan Ye-tai. Soo-jung tidak enak pada In-wook, ia lalu pamit pulang. In-wook tidak mencegahnya. Soo-juung minta maaf, tapi In-wook berkata buat apa minta maaf. Soo-jung lalu pulang, In-wook melihat kalung Soo-jung terjatur. In-wook mengembalikan tepat Soo-jung akan masuk rumah dan tepat saat Jae-min tiba kembali disana. Soo-jung berterima kasih, mereka berpamitan lagi. In-wook kembali kerumahnya, ia melihat Jae-min berdiri didepanya melihat kejadian tadi. Tapi In-wook tidak peduli, ia langsung masuk kerumah. Jae-min tidak percaya apa yang ia lihat, ia sedih, marah dan kesal. Soo-jung sedih dan malu tidak percaya apa yang telah ia lakukan dengan In-wook. Mixi setengah sadar menanyakan Soo-jung dari mana dan memberitahu kalau tadi Jae-min datang mencarinya. Mixi juga mengatakan ia merasa Jae-min jatuh cinta pada Soo-jung. Soo-jung minta maaf. Mixi tidak menerti maksunya, ia kembali tidur. Soo-jung dan In-wook terus berpikir dikamar masing-masing. Jae-min pulang berjalan kaki dengan perasaan marah, sampai rumah pun ia masih tidak percaya atas apa yang ia lihat tadi. Jae-min terus berpikir hingga pagi datang.


Soo-jung berangkat kerja pagi-pagi, sepertinya ia tidak tidur tadi malam. Diluar ia bertemu dengan In-wook yang juga akan berangkat kerja. Soo-jung kaget, ia ingin menghindar tapi In-wook keburu melihatnya. In-wook menanyakan apa Soo-jung tidur nyenyak tadi malam. Soo-jung menjawab “Nyenyak sekali”. In-wook meminta maaf atas kejadian kemarin, ia bilang ia terlalu mabuk malam itu. Soo-jung kaget dan sepertinya kecewa. (ini seperti menjelaskan bahwa In-wook tidak melakukan itu karena ia benar – benar cinta pada Soo-jung seperti yang ia ucapkan tadi malam). Mereka berangkat kerja sendiri-sendiri dengan Soo-jung mengikuti dibelakang In-wook. Jae-min juga berangkat pagi. Ia menyapa In-wook ramah begitu tiba di kantor. In-wook dan Soo-jung memberi salam.

Para karyawan kaget melihat Jae-min berangkat pagi. Soo-jung, In-wook dan Jae-min menunggu lift bersama par karyawan lain. Soo-jung sempat ragu naik lift bersama mereka, namun akhirnya ia naik juga setelah melihat In-wook juga naik. Didalam lift tiba-tiba Jae-min bertanya didepan para karyawan lain kemana Soo-jung pergi tadi malam. Soo-jung berteriak kaget “apa”. Karyawan melihat kearah Jae-min dan Soo-jung. Jae-min “kau tidak mendengar”. Soo-jung “aku sudah dengar. Kau ada urusan apa?”. “aku bawa Young Ye-tai kesana mencarimu” kata Jae-min. Soo-jung berteriak kaget lagi “apa?”. Lift telah sampai Jae-min buru-buru turun diikuti para karyawan lain termasuk In-wook. Para karyawan melihat Soo-jung penuh arti. Soo-jung malu dan kecewa karena kesempatan bertemu Young Ye-tai pupus.

Soo-jung terus memikirkan Jae-min yang telah menemukan Young Ye-tai. Ia memberanikan diri menelpon Jae-min melalui telepon kantor. In-wook datang keruangan Jae-min menyerahkan laporan. Jae-min menyuruh In-wook menaruh laporanannya di meja karena ia sedang menerima telepon. Jae-min sengaja berkata tentang Young Ye-tai didepan In-wook agar In-wook tau bahwa yang menelpon adalah Soo-jung. Jae-min juga sengaja menyuruh Soo-jung datang kerumahnya bila ingin bertemu degan Ye-tai. Setelah selesai telpon, Jae-min memeriksa laporan In-wook. Jae-min menyindir kelakuan In-wook tadi malam “In-wook, kau sungguh hebat. Pandai menghadapi wanita dan pekerjaan. Aku tidak salah melihatmu. Terus berusaha. Kau pasti berhasil”. In-wook tahu maksud Jae-min, ia keluar dengan kesal.

Young-joo menerima telepon dari Ibu Jae-min yang mengajaknya pergi kesuatu tempat. Young-joo bersikap sangat sopan dan berkata akan kesan setelah menyelesaikan suatu masalah terlebih dahulu. Ibu Young-joo heran anaknya bersikap sopan kepada ibu Jae-min, ia berkata bukankah Young-joo dulu bersikeras menolak perjodohan ini kenapa sekarang tidak. Ibunya curiga kalau Ibu Jae-min telah menetahui kelakuan Young-joo. Young-joo mengelak dan mengatakan tidak ada apa-apa. Ibunya menyakinkan lagi apa semua terjadi karena In-wook, ia juga memberitahu bahwa perjodohan ini tidak akan dilakukan jika Young-joo tidak bersedia. Young-joo berkata sekali lagi bahwa hal ini tidak ada hubungannya dengan In-wook dan menyakinkan ibunya bahw ia tidak akan menikah bila ia tidak mncintai laki-laki itu.

You-joo pergi kekantor Jae-min tapi kali ini untuk bertemu dengan kakak Jae-min. Kakak Jae-min kaget melihat kedatangan Young-joo, ia menanyakan maksud kedatangan Young-joo mencarinya.Young-joo ternyata ingin meminta bantuan kakak Jae-min untuk memindah In-wook kebagian lain, ia beralasan bahwa telah terjadi kesalapahaman tentang hubungannya dengan In-wook dimata Jae-min. Young-joo menjelaskan bahwa In-wook adalah kakak kelasnya dan tidak sengaja bertemu di Bali. Kakak Jae-min berpura-pura baru mendengar pertama kali nama In-wook dan kesalapahaman yang terjadi ini, ia juga berbohong bahwa posisi In-wook yang mengatur adalah pak direktur langsung jadi ia perlu waktu untuk mengurus massalah itu. Mendengar nama pak direktur Young-joo menjadi tidak senang, ia tidak jadi meminta bantuan kakak Jae-min. Ia pergi dengan kesal.

Saat tiba di lobby Young-joo melihat kearah eja resepsionis, namun Soo-jung tidak ada disana. Young-joo menghampiri meja resepsionis menanyakan keberadaan Soo-jung. Soo-jung ternyata sedang makan siang dikantin. Di kantin para karyawan membicarakan kejadian Soo-jung dan Jae-min di lift pagi tadi. Young-joo mendengar hal itu, ia mengahmpiri Soo-jung yang tengah makan seorang diri. Young-joo menanyakan Soo-jung apa Soo-jung mengenal dirinya. Soo-jung berkata iya tapi tidak terlalu banyak. Young-joo bertanya lagi apa Soo-jung tahu hubungannya dengan In-wook dulu, Soo-jung menjawab iya tapi tidak terlalu bnayak. Terakhir Young-joo bertanya apa Soo-jung tahu ia tunangan siapa. Soo-jung kesal ia menanyakan maksud Young-joo sebenarnya. Young-joo berkata “aku harap kau jangan keterlaluan. Mereka bukan pria yang pantas untuk wanita sepertimu. Kau harus tau diri”. Young-joo pergi, Soo-jung masih termangu mendengar ucapan itu.

Saat pulang di ruang ganti Soo-jung terus memikirkan perkataan Young-joo. Ia jadi kesal, tiba-tiba teman resepsionisnya datang. Teman resepsionisnya menyindir apa Soo-jung bekerja sampingan. Soo-jung mengerti maksudnya ia berkata jika tidak, apa temannya itu mau mengenalkan. Temannya bilang dia tak tahu tempat seperti itu. Soo-jung membalas “atau mau ku perkenalkan?”. Temannya kaget. Soo-jung kesal ia pergi sambil membanting pintu lokernya. Temannya mencegah ia menanyakan apa Soo-jung sudah hafal nomor-nomor telepon. Soo-jung bilang sudah, temannya mengetes menanyakan nomor-nomor telepon kantor bagaian perusahaan. Soo-jung dengan tegas dan percaya diri menjawab nomor-nomor itu, dan menyuruh temannya itu mengecek bila tidak yakin. Soo-jung pergi dengan keadaan kesal. Temannya juga kesal dan tidak menyangka Soo-jung berani bersikap seperti itu.

Ternyata Ibu Jae-min mengajak Young-joo membersihkan apartement Jae-min. Ibu Jae-min berkata pada Young-joo akan membeli rumah untuk ia dan Jae-min karena ia merasa apartement itu terlalu kecil. Young-joo berkata tidak usah, tapi ibu Jae-min memaksa. Young-joo hanya diam saja dan pergi. Ibu Jae-min akhirnya setuju. Young-joo berniat pulang ketika Jae-min datang. Ibu Jae-min mencegahnya. Jae-min kaget ada ibu dan Young-joo di apartementnya. Ibu Jae-min meminta Young-joo tetap tinggal hingga makan malam. Jae-min menolak makan malam bersama, ia beralasan sudah ada janji dan hanya pulang untuk berganti pakaian. Ibu Jae-min menddesak anaknya untuk membatalkan janji karena Young-joo sudah ada disana, Jae-min bersikeras menolak.

Jae-min masuk kamar, ia buru-buru berganti pakaian dan menelpon asistennya unutk mencari Soo-jung apakah ia sudah pulang atau belum. Bunyi bel datang, Jae-min menerima laporan sambil berjalan keluar kamar. Ibu Jae-min dan Young-joo kaget melihat Soo-jung. Jae-min kaget Soo-jung telah sampai dirumahnya. Ibu Jae-min menanyakan Soo-jung itu siapa. Soo-jung mau menjawab, tapi Young-joo keburu menjawab dengan sinis “dia pegawai kantor Jae-min”. Ibu Jae-min menanyakan ada urusan apa hingga datang kerumah Jae-min. Jae-min berkata “karena.. aku ada urusan mau bicara dengan dia. Kusuruh dia kemari. Lee Soo-jung silakan masuk! Duduklah”. Ibu Jae-min kaget akan keputusan Jae-min. Jae-min “ sedang apa kau? Masuk dan duduklah!”. Soo-jung”tidak usah. Aku.. aku pulang dulu”. Young-joo dengan sok ramah berkata “kenapa? Kau kan sudah datang”. Jae-min melirik kearah Young-joo. Young-joo pamit pulang. Ibu jae-min berusaha mencegah tapi tak bisa. Soo-jung kemudian juga pamit pulang. Ibu Jae-min mengenali Soo-jung sebagai pegawai yang bekerja dibagian resepsionis. Jae-min kaget Ibunya tahu. Ibu Jae-min berkata “pak direktur sudah mengatakan”. Jae-min berusaha menjelaskan “bukan begitu. Karena ada urusan lain. Lalu..”. belum selesai Jae-min mnejelaskan Ibunya telah menampar Soo-jung dan berkata “kau kira tempat apa ini? Apa ini tempat bagi perempuan murahan sepertimu untuk berbuat onar? ”. Jae-min berusaha menjegah. Ibu Jae-min melanjutkan perkataannya “kenapa berkeliaran disekeliling putra kesayanganku? Dasar perempuan kotor bagai pengemis! Lihat tampangmu”. Ibu Jae-min berusaha menampar Soo-jung lagi tapi dicegah oleh Jae-min hingga ibunya jatuh. “sayang kenapa kau begini pada ibumu” kata Ibu Jae-min. “Sudah lupakan saja. Kita pergi!” kata Jae-min sambil menggandeng tangan Soo-jung pergi. Ibu Jae-min tidak menyangka anaknya berbuat seperti itu kepadanya, ia lalu menangis.


Soo-jung didalam liftpun menangis, tangannya maasih digenggam erat oleh Jae-min. Jae-min tidak enak, ia minta maaf atas semuanya. Tangis Soo-jung semakin kencang, Jae-min menggandeng tangan Soo-jung lagi keluar lift. Ia terus menggandeng hingga sampai kemobilnya. Soo-jung menolak ikut Jae-min. Jae-min “ikut aku”. Soo-jung “hentikan”. “kalau kau pergi seperti ini hatiku kan tak tenang” kata Jae-min lagi. “masa kau mau aku menghiburmu dulu baru pergi?” kata Soo-jung. Jae-min “bukan begitu maksudku”. Jae-min lalu berniat mengantar Soo-jung pulang, tapi ia tidak mau ia lalu pergi. Jae-min mencegahnya dan berkata “apa kau tidak mau menemi Young Ye-tai”. Soo jung berkata “teserah”, ia lalu pergi meninggalkan Jae-min. Ternyata semua kejadiaan itu dilihat Young-joo dari mobilnya, ia menjadi kesal karena itu.

In-wook sedang rapat saat Soo-jung menelponnya, ia terpaksa keluar ruangan untuk menerimanya. Soo-jung menanyakan keberadaan In-wook. In-wook bilang ia sedang rapat. Soo-jung seperti kecewa. In-wook merasa ada sesuatu yang terjadi, ia menanyakan keadaan Soo-jung. Soo-jung berkata tidak ada apa-apa dan menyuruh In-wook kembali bekerja saja. In-wook khawatir ia menanyakan Soo-jung ada dimana saat itu. Soo-jung ia tidak apa-apa dan berkata bahwa ia menelpon hanya ingin berkata bahwa kejadian kemarin malam jangan ditaruh hati. (Hati Soo-jung sepertinya tidak ingin mengatakan itu). In-wook kembali ruang rapat, tapi ia terus mengingat Soo-jung. Ia ingat saat bersama Soo-jung kemarin dan ia ingat perkataan Soo-jung tadi. Tiba-tiba In-wook pergi meninggalkan ruang kantor seperti telah menyadari sesuatu. In-wook pulang mencari Soo-jung tapi tak ada. Ia lalu pergi ketempat minum langganan Soo-jung dan tempat karoke tapi tak ada. Ia terus mencari Soo-jung dijalaan.

Jae-min menunggu Soo-jung didepan rumahnya. Tapi saat Soo-jung datang ia malah tidak menghiraukan Jae-min dan langsung menuju rumahnya. Jae-min menegurnya. Jae-min berkata “kau pergi kemana. Kau tau aku sudah menunggu berapa lama?”. Soo-jung sepertinya sudah mabuk ia tertawa mendengar perkataan Jae-min. Ia lalu berkata minta maaf. Jae-min kaget kenapa Soo-jung minta maaf. Soo-jung berkata maaf karena telah membuat Jae-min menunggu lama. Ia lalu bertanya kepada Jae-min “apakah kau tau Gelanxi?”. Jae-min kaget. “karana orang kaya selalu memegang hak khusus. Membuat orang miskin seperti kami seperti idiot. Kau tahu bukan?” kata Soo-jung. Jae-min bertanya kenapa Soo-jung berkata seperti itu. Soo-jung melanjutkan “Tuan Jung Jae-min, terima kasih sekali. Terima kasih mengijinkan aku mencari sesuap nasi dikantor. Juga terima kasih telah membuatku menyadari sebenarnya aku mirip seorang pengemis. Sekarang aku benar-benar berterima kasih padamu. Jadi aku boleh pergi bukan?”. Soo-jung pergi tapi Jae-min mencegah dengan memegang tangannya, ia berkata maaf. “aku tahu. Kau boleh melepaskanku bukan? Aku mau tidur”. Genggaman Jae-min lepas, Soo-jung pergi. Jae-min mencegahnya lagi dengan memegang tangan Soo-jung. Jae-min berkata “aku sedang minta maaf”. Soo-jung membalas”kau mau akau bagaimana? Karena kau minta maaf padaku, lalu aku harus berterima kasih kepadamu?”. Soo-jung berusaha melepaskan genggaman lagi, Jae-min menariknya lagi. “aku sedang minta maaf” kata Jae-min berteriak. In-wook datang ia menarik tangan Jae-min. “apakah sikapmu seperti orang yang sedang minta maaf” kata In-wook. “Bukan urusanmu” kata Jae-min. “Meski aku tak tahu apa yang terjadi. Namun kalau minta maaf. Minta maaflah dengan sikap hormat” kata In-wook. Jae-min berkata “aku sedang berbicara dengan nona Lee Soo-jung!”. “Tapi tak ada yang aku ingin bicarakan dengamu. Aku masuk dulu” kata Soo-jung sambil pergi. Jae-min menariknya lagi. “Aku belum selesai bicara” kata Jae-min. “Dia bilang tak ada yang ingin dibicarakan denganmu. Lepaskan!” kata In-wook. “kau lepaskan aku dulu, baru aku lepaskan dia” kata jae-min. In-wook bilang “kau duluan”. Jae-min melepaskan Soo-jung, Soo-jung lalu pergi. In-wook melepaskan Jae-min setelah memastikan Soo-jung pergi. Jae-min memukul In-wook begitu tangannya dilepas. Mereka Saling pukul lalu berhenti setelah masing-masing terluka. In-wook menanyakan kenapa Jae-min sering datang kesana. Jae-min berkata itu bukan wilayah In-wook jadi tak ada masalahnya dengan In-wook. In-wook bertanya “bagaimana dengan Young-joo” (Tu kan yang ia cinta Young-joo, ia Cuma kasihan pada Soo-jung). “bukan urusanmu” kata Jae-min, ia lalu pergi menyusul Soo-jung. Jae-min mengedor-gedor pintu tapi tidak dibuka oleh Soo-jung. Lalu dibalik pintu Jae-min minta maaf atas semua kejadian hari itu. Jae-min pergi, ia berpapasan dengan In-wook. Kali ini Jae-min yang bertanya “apa hubunganmu dengan Soo-jung”. “Young-joo lah yang harus kau perhatikan” kata In-wook sambil masuk menuju rumahnya. Jae-min pergi pulang setelahnya.

Soo-jung bekerja seperti biasa namun kali ini ia ditugaskan dimeja resepsionis pintu belakang. Lalu tiba-tiba teman resepsionisnya datang, dengan tersenyum senang ia berkata bahwa Soo-jung dipanggil pengawas. Diruang pengawas Soo-jung diberitahu bahwa ia dipecat, ia juga diberi gajinya selama 1 bulan. Soo-jung tidak mengerti alasan kenapa ia dipecat. Asisten Jae-min yang juga pengawasnya berkata bahwa karena keberadaan Soo-jung diperusahaan itu telah membuat posisi manager (Jae-min) menjadi sulit, terlebih berita yang beredar tetang hubungannya dengan Jae-min telah diketahui oleh direktur, ibu direktur dan seluruh karyawan termasuk tukang sapu. Soo-jung tidak terima alasan itu karena ia benar-benar tidak ada hubungan apa-apa dengan Jae-min. Pengawas mengatakan Soo-jung jangan seperti itu mengingat kebaikan Jae-min kepadanya. Ia juga mengatakan bahwa Ibu Jae-min menyuruh Soo-jung mengambil saja uang yang dipinjamkan Jae-min selama ini asalkan ia pergi. Soo-jung berkata bahwa ia kan mengembalihkan uang itu. Pengawas bilang “kalau suruh ambil ya ambil saja”, ia lalu pergi meninggalkan Soo-jung. Soo-jung masih tidak terima, tapi ia terpaksa menerimanya dan ia juga terpaksa mengambil gaji yang diberikan tadi.

Jae-min datang keruang ayahnya. Ia bertanya apa direktur yang memerintah memecat Soo-jung. Ayahnya tidak mengerti. Kakak Jae-min yang kebetulan ada disitu menjelasakn ini tentang resepsionis itu. Ayah Jae-min marah dan hampir memukul Jae-min dengan tongkat golf. Namun tidak jadi karena berhasil dicegah kakaknya. Jae-min menjelaskan bahwa ia tidak ada hubungan apa dengan Soo-jung, dan ia ada urusan maka menyuruh Soo-jung datang kerumahnya. Ayahnya berkata bahwa ia selama ini tidak peduli jika Jae-min bermain wanita diluar. Tapi jika ia mengajak teman main wanitanya bekerja diperusahaannya itu masalah yang tidak bisa ia terima. Jae-min menjelaskan bahwa kejadiannya bukan begitu. Kakak Jae-min memanasi dengan berkata “Jae-min! Beraninya kau masih melawan. Cepat keluar!”. Jae-min keluar. Kakaknya menjilat bahwa ia akan mendidik Jae-min lebih baik lagi.

Soo-jung telah mengemas barang-barangnya dan tengah menunggu lift. Ia bertemu dengan Jae-min yang tengah naik lift. Namun sampai lift menutup Jae-min tidak bisa berbuat apa-apa dan Soo-jung juga tidak naik llift tersebut. Jae-min benar-benar merasa bersalah. Soo-jung berpapasan dengan In-wook yang tengah jalan dengan teman-temannya. Soo-jung senang dan berharap In-wook menolongnya dan menghiburnya. Namun ia salah In-wook bersikap dingin seolah tidak kenal. Soo-jung kecewa. (patah hati)

In-wook mendengar dari teman-temannya kalau Soo-jung telah dipecat karena hubungannya dengan Jae-min. Jae-min pulang, In-wook hanya melihatnya. In-wook ditelepon ibunya, ia datang kerestoran ibunya sepulang kerja. Ternyata Ibu In-wook menanyakan hubungannya dengan Soo-jung. Setelah yakin In-wook tidak ada apa-apa dengan Soo-jung ia lega. In-wook bertanya ada apa sebenarnya. Ibunya bercerita, meski Soo-jung wanita baik. Namun seorang lelaki bila ingin menikah harus melihat-lihat wanitanya terlebih dahulu. Ibunya menilai Soo-jung gadis yang selalu menderita karena kehidupannya miskin dan ia sudah tidak mempunyai orang tua lagi. In-wook kesal karena ibunya menilai Soo-jung seperti itu, ia lalu mau pergi pulang. Sebelum pergi ibunya memberi uang agar In-wook pergi dari rumahnya sekarang, karena ia menganggap lingkungan itu memberi pengaruh buruk kepada anaknya. In-wook berkata itu tidak perlu, dan ia pergi dengan keadaan kecewa.

Sampai dirumah In-wook mengetok rumah Soo-jung. Soo-jung keluar. In-wook mengajak Soo-jung berbicara diluar. Tapi Soo-jung menolak. In-wook bertanya tentang berita pemecatan Soo-jung. “apa kau datang kemari hanya untuk memastikan hal ini? atau datang ingin menghiburku?” kata Soo-jung ketus. “terima kasih kebaikanmu. Aku baik-baik saja. Tak apa. Jadi kau tak perlu cemas. Kalau tak ada urusan lain. Aku masuk dulu” terus Soo-jung meneruskan ucapannya. Ia lalu masuk tapi keluar lagi, ia ingin mengembailikan buku yang ia pinjam. “ini.. aku sudah selesai baca” kata Soo-jung ambil menyodorkan bukunya. In-wook menerimanya. Soo-jung juga berkata “Dan ada satu hal yang ingin aku mau jernihkan. Aku takut kau salah paham. Kau jangan terus merasa bersalah kepadaku. Aku.. aku tahu diri. Selamat malam”. In-wook terdiam sedih. (aku rasa ia merasa Soo-jung benar akan perasaannya, ia hanya merasa bersalah terhadap Soo-jung bukan Cinta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar