Minggu, 16 Mei 2010

Memories Of Bali episode 13

Asisten Jae-min datang memberitahu bahwa perintah Jae-min untuk memesan restoran dan membawa Young Ye-tai kesana sudah dilaksakan. Ia juga memberitahu bahwa kakak Jae-min mencarinya. Jae-min heran dan bertanya ada urusan apa kakanya mencarinya. Tapi Asistennya tidak tahu, Jae-min lalu menyuruhnya keluar. Jae-min berusaha menelpon Soo-jung ke hpnya tapi tidak diangkat yang ada hanya voice mail. Jae-min kesal dan berkata “kenapa dia begitu bandel?”. In-wook mendapat telepon, ia pergi bersamaan dengan Jae-min pergi ke kantor kakaknya. Mereka naik lift bersama, Jae-min bertanya In-wook mau pergi kemana. In-wook menjawab ia mau pergi kekantor kakak Jae-min. “Aku juga” kata Jae-min dingin. Mereka sampai bersamaan dan kaget bersama melihat Young-joo ada disana.


Young-joo memberi salam kepada mereka. Kakak Jae-min menyuruh merek duduk bersama. Young-joo memberi selamat pada In-wook karena sudah diangkat menjadi supervisor. Kakak Jae-min bertanya apakah benar In-wook dan Young-joo dulu adalah teman kuliah. In-wook membenarkan. Kakak Jae-min juga bertanya apakah ini peremuan mereka pertama kali setelah pertemuan mereka di Bali dulu. Young-joo menjawab tidak, mereka pernah bertemu sekali waktu ia ke kantor Jae-min. Jae-min tidak tahan dan menanyakan maksud kakaknya memanggil ia kesana. Kakaknya bilang Young-joo mau mentraktir makan mereka merayakan pengangkatan In-wook. Jae-min menatap Young-joo heran. In-wook juga kaget tapi tetap menahan diri untuk tidak memperlihatkan reaksi apapun. Jae-min menolak ajakan tersebut dengan alasan sudah ada janji, begitu pun In-wook ia juga menolak karena ia sudah ada janji juga. Young-joo tahu maksud janji yang dimaksud In-wook, ia bertanya In-wook ada janji dengan siapa?. In-wook tidak menjawab. Kakak Jae-min menyuruh mereka membatalkan janjinya saja. Jae-min menolak untuk membatalkan janjinya. Young-joo bertanya Jae-min ada janji dengan siapa sehingga tidak bisa dibatalkan. Jae-min dengan dingin berkata “Kau tak perlu tahu!”. Young-joo menahan rasa kesal dan malunya diperlakukan begitu oleh Jae-min. Kakak Jae-min tetap memaksa, tapi Jae-min berkata ia ada janji penting, jika tidak janji penting ia akan ikut. Jae-min lalu pergi. Setelah Jae-min pergi In-wook pun berkata ia tidak bisa pergi karena ia merasa tidak pantas jika manajer (Jae-min) tidak ikut. Kakak Jae-min memakluminya, tapi ia juga berkata Young-joo pasti merasa sedih jika In-wook juga menolak ajakannya. In-wook minta maaf pada Young-joo kemudian pamit pergi. Young-joo kesal ditolak oleh dua laki-laki.

Jae-min berusaha menelpon Soo-jung lagi di hpnya tapi tak bisa. Ia lalu menelpon kegaleri, tapi yang mengangkat ibunya. Jae-min kaget ia bertriak memanggil ibunya. Ibunya heran Jae-min tiba-tiba menelponya. Ibunya menanyakan apa Jae-min menelpon karena ada urusan dengan Young-joo. Jae-min menyangkal dan berkata kalau Young-joo ada dikantor kakaknya. Ibunya rehan Young-joo ada disana, Ibunya lalu bertanya apa Jae-min menelpon karena mau mengajaknya pergi makan. Jae-min menyangkal lagi, ia lalu bertanya jam berapa ibunya pulang. Ibunya bilang jam 7. Jae-min lalu berusaha mengakhiri teleponnya. Ibunya heran dengan sikap Jae-min.

Saat jam pulang tiba In-wook berusaha menelpon Soo-jung tapi tak bisa. Ia lalu melihat Jae-min pulang, ia merasa Jae-min ada janji dengan Soo-jung. In-wook berusaha menelpon Soo-jung lagi tapi tetap tak biasa. Di galeri ibu Jae-min akan pergi pulang, Soo-jung yang sedang membersihkan lantai memberi salam tapi tak ditanggapi Ibu Jae-min. Begitu Ibu Jae-min keluar, Soo-jung berlari kekantor ingin menelpon In-wook, tapi begitu sampai ada bunyi telepon. Soo-jung segera mengangkatnya karena mungkin itu dari In-wook, tapi ternyata bukan itu dari Jae-min. Ibu Jae-min kembali masuk lagi (mungkin ada yang ketinggalan). Jae-min marah karena Soo-jung mematikan hpnya, ia lalu bertanya apakah ibunya sudah pulang. Soo-jung berkata sudah. Jae-min menyuruh Soo-jung menunggunya, ia kemudian masuk ke galeri.

Soo-jung berusah menelpon In-wook, tapi kemudian ia kaget karena ibu Jae-min kembali. Ibu Jae-min bertanya “kenapa kaget?”. Soo-jung berkata “kau belum pulanng?”. “Kau mengusirku?” kata ibu Jae-min. “bukan. Kau tidak bermaksud begitu” kata Soo-jung. Ibu Jae-min ternyata kembali untuk mengambil hpnya. Soo-jung ketakutan In-wook akan marah kerena ia belum memberi kaber. Ibu Jae-min pergi bertepatan saat Jae-min masuk kekantor. Soo-jung, Jae-mn dan Ibu jae-min kaget melihat masing-masing. Ibu Jae-min bertanya “kau menelpon kemari karena dia?”. Jae-min tidak bisa berkata apa-apa. Ibunya marah dan menghampiri Soo-jung sambil bilang “Aku sudah bilang”. Ibu Jae-min berusaha memukul Soo-jung tapi buru-buru dicegah Jae-min. Ibu Jae-min menyuruh anaknya melepaskannya, tapi Jae-min tetap memegangnya dan berkata “Maaf.. aku tak bisa apa-apa”. Ibunya marah, Soo-jung berdiri ketakutan. “Asal 1 hari tidak melihat dia, aku jadi gila! Karena itulah aku..” kata Jae-min. Soo-jung kaget mendengar ucapan Jae-min. Ibunya juga, ia tetap merusaha melepaskan diri. “kelak jangan menghiraukan kami lagi. Bu, maaf. Ambil baju, kita pergi” kata Jae-min menyuruh Soo-jung. “Lepaskan Jae-min! Kenapa kau? Syangku, cepatlah sadar! Jangan begini!”. Soo-jung masih syok dengan apa yang ia dengar. “sedang apa kau? Aku suruh ambil jaketmu! Kau tunggu di luar dulu” teriak Jae-min ke Soo-jung. Soo-jung yang masih syok menggambil jaketnya dan pamit pulang pada ibu Jae-min. Setelah Soo-jung keluar, ibu Jae-min menampar anaknya. Ia berkata “Dia seperti pengemis. Apa kau mau mempermalukan ibumu?”. “Maaf” kata Jae-min lalu menyusul Soo-jung. Soo-jung berjalan lunglai, Jae-min menariknya dan membawanya masuk ke mobilnya.


Soo-jung terus berdiam diri dan memandang keluar di mobil. Jae-min menelpon asistenya dan menyuruhnya membatalkan janji dengan Young Ye-tai. In-wook masih dikantor meski semua karyawan sudah pulang, ia jug terus berusaha menelpon Soo-jung tapi tetap tak bisa. Ia jadi kesal kemudian mencoba mnelpon kegaleri tapi tak ada yang mengangkat. Saat ia akan pulang ia teringat perkataan Jae-min dengan Young-joo tadi.

Jae-min mengantar Soo-jung kerumahnya. Didalam mobil Jae-min mengajak Soo-jung untuk pergi makan tapi Soo-jung menolaknya. Jae-min juga mengajak Soo-jung pergi minum, tapi ditolak Soo-jung juga. Tiba-tiba ada bunyi telepon, Jae-min melihat hpnya kemudian dengan malas-malasan ia mengangkat telepon itu. Ternyata telepon itu dari In-wook, In-wook menanykan apakah Soo-jung sedang bersama dengan Jae-min. Jae-min membetulkannya. In-wook tidak senang, ia lalu meminta ijin bicara dengan Soo-jung. Jae-min memanggil Soo-jung yang masih melamun “Nona Lee Soo-jung”. Soo-jung kaget karena ada yang memanggilnya dengan sopan. “Ya” kata Soo-jung. “Telepon” kata Jae-min dingin. Soo-jung berkata “Sari Siapa”. “Kang In-wook” kata Jae-min. Soo-jung ingat akan janjinya dengan In-wook, ia lalu mengambil hp Jae-min cepat dan berbalik untuk menerima telepon itu. In-wook menahan marah dan berkata “Setidaknya kau menelponku bukan?”. “Aku tahu. Tapi hp-ku rusak, tak bisa dipakai” kata Soo-jung. In-wook tidak mau menerima alasan Soo-jung, ia lalu menutup teleponnya. Soo-jung panik memanggil-manggil In-wook.


Soo-jung mengembalikan hp Jae-min dan pamit, tapi Jae-min mencegahnya dengn menggenggam tangan Soo-jung dan berkata “Tak peduli kau mau apa, aku akan mengabulkannya. Tinggallah di sisiku”. Soo-jung kaget dan hanya bisa terdiam. “aku menunggu jawabanmu. Jangan biarkan akku menunggu terlalau lama” kata Jae-min lagi. Soo-jung tak bisa berkata apa-apa ia melepaskan genggaman Jae-min dan berkata “hati-hati dijalan”. Ia lalu turun dari mobil lari menuju rumahnya. Soo-jung berhenti dan berbalik melihat Jae-min, Jae-min terus memandangi Soo-jung dengan harapan besar ia akan kembali. Tapi Soo-jung melanjutkan jalannya meninggalkan Jae-min. Jae-min sedih karenanya.



In-wook pulang dengan keadaan kesal. Soo-jung masih bingung harus melakukan apa dan merasa bersalah kepada In-wook. Saat In-wook sampai rumah ia ingin menghampirinya, tapi tidak jadi. Ibu Jae-min diantar asisten Jae-min pergi kerumah Soo-jung. Asisten Jae-min mengetok pintu rumah Soo-jung dan memngil-manggil namanya. In-wook mendengar seseorang memanggil Soo-jung tapi ia tidak peduli dan meneruskan kegiatan membacanya. Soo-jung keluar dan kaget melihat ibu Jae-min ada di sana. Ia langsung memberi hormat kepada bosnya itu. Ibu Jae-min langsung menampar Soo-jung sampai jatuh begitu melihatnya. Asisten Jae-min tidak bisa berbuat apa-apa, karena ia sendiri ketakutan melihat ibu Jae-min sedang marah besar. Ibu Jae-min berkata ”Aku benar-benar marah. Aku takut malam ini tak bisa tidur, makanya datang mencarimu. Dasar perempuan bagai pengemis. Beraninya menggoda putra kesayanganku. Kenapa perempuan sepertimu. Aku harus dihina putra kesayanganku dan calon menantuku”. Soo-jung hanya bisa terdiam ditanah mendengar semua caci maki ibu Jae-min, In-wook keluar setelah mendengar ribut-ribut dan melihat Soo-jung ada di tanah. “dasar perempuan tengik! Sudah menipu 30 juta won seharunya kau sudah puas. Kau mau apa lagi? Jika kau berani muncul di depan Jae-min lagi. Aku takkan duduk diam!” lanjut ibu Jae-min. Ibu Jae-min pergi dan melihat In-wook berdiri didepan rumahnya. In-wook memalingkan mukanya, ibu Jae-min merasa mengenalinya. “Besok jangan terlambat datang kerja” kata ibu Jae-min sebelum pergi kepada Soo-jung. Soo-jung hanya bisa tertunduk ditanah meratapi nasibnya. In-wook bergegas menolong Soo-jung berdiri, tapi Soo-jung alngsung berbalik menghindari In-wook. Soo-jung sambil menangis menjelaskan apa yang terjadi hari ini “Hari ini hp-ku jatuh ke air. Sehingga tak bisa menelpon keluar atau menerima telepon. Tadinya aku mau menelponmu. Tapi tak ada tempat untuk menelpon. Aku juga tak enak telepon dari telepon kantor. Malam.. Jung Jae-min mendadak datang mencariku. Dilihat ibunya. Mereka lalu bertengkar. Sebenarnya aku tidak melakukan apa-apa. 30 juta itu.. untuk membayar hutang kakakku. Aku tidak berbohong”. In-wook lalu membalikan badan Soo-jung memeluk Soo-jung erat. In-wook merasa bersalah pada dirinya sendiri dan berkata “Sudahlah”.



In-wook tidak bisa tidur karena merasa marah kepada orang –orang kaya seperti Jae-min, begitupun Soo-jung ia masih merasa sedih dengan apa yang ia alami. Mixi pulang dalam keadaan mabuk, ia iri dengan Soo-jung yang mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dia. Mixi juga bercerita ia bertemu seorang sutradara hari itu, dan sutradara itu berjanji akan mengajak ia main film jika Mxi mau oprasi plastik. Mixi bilang tentu itu tidak mungkin karena ia tidak mempunyai uang, kalaupun punya banayk uang ia akan gunakan untuk makan. Mixi juga memperingatkan Soo-jung agar berhenti mengganggu pria yang sudah punya pacar dan jangan sampai membuan In-wook sedih, kalau tidak ia akan membunuh Soo-jung. Ia juga menyuruh Soo-jung jangan menangis karena bila Soo-jung menangis maka In-wook akan lebih sedih daripada Soo-jung. Mixi tertidur, Soo-jung makin sedih dan bingung. Soo-jung teringat perkataan Jae-min di mobil tadi.

Pagi harinya In-wook berdiri melamun di depan rumah dengan baju rapi. Soo-jung yang akan berangkat kerja melihatnya dan mendatangi In-wook. In-wook bertanya apa yang dilakukan Soo-jung, ia juga bertanya apa Soo-jung harus bekerja disana “Kesal, harga diri, atau kau sama sekali tidak keberatan?” tanya In-wook dingin. Soo-jung kaget dan kesal, ia berkata “Apa itu sangat penting?”. In-wook kaget dan berkata “Kondisimu, beda dengan aku bekerja di bawah pimpinan Jae-min. Jangan kerja lagi!”. Soo-jung terseyum dan dengan dingin berkata “Jangan kerja lagi? Kemudian? Kalau nasibku baik, aku bisa menikah. Kemudian akan bekerja dimana-mana. Semua waktu habis untuk mencari kerja. Kemudian hidup ini pun berakhir”. “Yang ingin kukatakan bukan ini!” teriak In-wook. Soo-jung berkata “Kau pernah menjadi pendamping KTV tidak? Tahu tidak, pekerjaan itu Cuma mengandalkan tip. Dari awal sampai akhir harus berpura-pura sangat gembira. Dan hurus menyesuaikan diri dengan bebagai tamu. Kalau beruntung bsa dapat 1 juta. Dan galeri tempat kukerja sekarang. Sudah janji, gaji bulanan 1 juta. Pekerjaannya sangat mudah. Cukup menerima telepon dan bersih-bersih. Kadang pergi ke bank, itu sudah cukup. Tidak seperti dulu bekerja sebagai resepsionis. Sepanjang hari harus berdiri. Sekarang aku punya waktu sendiri. Bisa membaca, menambah pengetahuanku. Pekerjaan sebagus ini, kenapa harus berhenti”. “Dimarahi sebagai benalu. Alasanmu tidak mau berhenti, apakah Cuma ini?” teriak In-wook marah. “Benalu? Kecoa? Sampah? Pengemis? Memangnya kenapa dibilang seperti ini? Sejak berusia 9 tahun, aku dibesarkan dengan mendengar kata-kata seperti ini. Baik di sekolah. Di rumah panti asuhan dan di rumah keluarga. Sudah ratusan kali aku mendenngarnya” Kata Soo-jung sambil menangis. “Kau bisa memilih untuk menjalani hidup tanpa mendengar kata-kata seperti ini” kata In-wook. “Kenapa?” teriak Soo-jung. “Apa kau takut ditertawai Nona Choi Young-joo? Akku mau pergi kerja” lanjut So-jung. In-wook tidak percaya Soo-jung berkata demikian dan tetap pergi kerja. (kalau nasehati yang baik-baik jangan marah-marang pasti Soo-jung nurut)


Jae-min ternyata sudah menunggu Soo-jung di jalan. Soo-jung kaget, In-wook datang. Jae-min menyurh In-wook pergi dulu karena ia ada urusan dengan Soo-jung. In-wook menoleh meihat Soo-jung dingin lalu pergi. Soo-jung merasa tidak enak. Setelah In-wook pergi, Soo-jung bertanya Jae-min ada urusan apa mencarinya, tapi Jae-min malah menyuruh Soo-jung naik mobilnya. Soo-jung naik mobil Jae-min dan di jalan ia melihat In-wook yang sedang berjalan kaki. Soo-jung terus melihat In-wook melalui kaca spion, Jae-min tahu tapi membiarkannya. In-wook meliat mobil Jae-min dan tidak habis pikir dengan Soo-jung. Soo-jung bertanya Jae-min akan membawanya pergi kemana, tapi Jae-min tidak memberitahu. Soo-jung memberitahu bhawa ia harus pergi kerja, Jae-min melarang Soo-jung datang kesana lagi. Soo-jung berkata “Kenapa kau begini? Selalu mempersulitku?”. Jae-min haaya diam dan tetap membawa Soo-jung pergi.


Jae-min ternyata membawa Soo-jung kesebuah apartement. Soo-jung tidak mau turun tapi Jae-min memaksa. Jae-min membuka sabuk pengaman Soo-jung dan menariknya keluar. Jae-min terus menggenggam Soo-jung hingga ke unit apartement. Soo-jung diam di depan pintu saat Jae-min menyurhnya masuk. Karena Soo-jung tetap diam, akhirnya Jae-min menariknya masuk. Didalam apartement Jae-min menanyakan apakah Soo-jung sudah memikirkan perkataannya. Soo-jung hanya menunduk diam. Jae-min lalu bertanya apa Soo-jung menyukai apartementnya. Jae-min berkata “Tak peduli kau suka atau tidak pindah ke sini dulu”. Soo-jung kaget menoleh memandang Jae-min. “Mengenai pertanyaan itu, kau pertimbangkan lagi” kata Jae-min sambil menyerahkan kunci apartement. Jae-min berkata ia ada rapat pagi itu sehingga ia harus pergi. Ia lalu berkata ‘sampai jumpa nanti” dan perg imeninggalkan Soo-jjung di dalam apartement. Di luar Jae-min berhenti di depan pintu seakan berharap Soo-jung akan tetap di sana hingga nanti saat ia kembali. Jae-min pergi dengan senang. Soo-jung melihat-lihat isi apartement dan ia kagum karena semua barang-baranya bagus-bagus. Ia menjadi bingung apa yang ia harus lakukan.

Kakak Jae-min memberi saran ayahnya untuk menunda pernikahan Jae-min hingga ayah Young-joo pulang. Ayahnya hanya manggut-manggut. Kakak Jae-min lalu bilang bilakangan ini Jae-min serius bekerja, jadi tidak ada salahnya jika menuruti permintaannya untuk menunda pernikahan. Ia juga beralsan bahwa pernikahan ini juga sudah tertunda lama jadi tidak ada masalah jika ditunda lagi. Ia juga memberitahu ayahnya bahwa perusahaan ayah Young-joo sudah lama ditinggalkan oleh karenannya perusahaan jadi kacau dan sekarang tidak ada banyak uang seperti hasil penyelidikan yang ia suruh lakukan oleh In-wook dan berkata sekarang pernikahan bukanlah jalan yang tepat. Ayahnya merasa seharusnya dulu saat menagajukan penikahan segera melakukan pernikahan tersebut. Tiba-tiba In-wook datang. Kakak Jae-min menyuruh In-wook jangan sungkan berkata pada pak direktur. Ayahnya membenarkan. In-wook menjelaskan proyek besar yang ia ajukan yakni proyek peputaran uang. In-wook menjelaskan dengan baik sehingga ayah Jae-min menyukainya dan menyetujuinya.

Setelah selesai Kakak Jae-min berterima kasih kepada In-wook karena rencana rahasianya akan berjalan lancar. Kakak Jae-min lalu menyinggung tentang rencana makan malam kemarin yang batal. In-wook meminta maaf sekali lagi. Kakak Jae-min bertanya In-wook ada janji penting apa hingga tidak bisa di batalkan. “Janji pribadi” jawab In-wook. “Janji dengan pacar? tanya kakak Jae-min lagi. In-wook kaget hingga berhenti berjalan. “Dugaanku benar” kata kakak Jae-min melihat reaksi In-wook. In-wook membantahnya. Kakak Jae-min sedikit tidak percaya, tapi ia mengalihkan pembicaraan dengan bertanya apakah In-wook sudah mulai bersiap-siap pindah rumah. In-wook berterima kasih akan kebaikan kakak Jae-min tapi ia menolak untuk pindah. Kakak Jae-min kecewa tpi ia tidak memaksa In-wook, ia lalu pergi meninggalkan In-wook. In-wook pergi mengikutinya.

Mereka masuk keruang rapat. Kakak Jae-min menanyakan Jae-min yang belum datang. Tiba-tiba Jae-min datang terburu-buru. Dengan wajah gembira ia minta maaf kepada semua orang disana. Ia lalu duduk disamping kakaknya. In-wook yang melihat Jae-min begitu gembira merasa ada sesuatu yang terjadi. Jae-min melihat In-wook memperhatikannya tapi ia tidak peduli.

Di galeri ibu Jae-min sedang berusaha mengingat – ingat In-wook. Young-joo bertanya kepada ibu Jae-min sedang memikirkan apa. Tapi ibu Jae-min menyangkal. Young-joo heran karena Soo-jung terlambat. Ibu Jae-min berkata Soo-jung tidak akan datang. Young-joo heran dan bertanya apa alasannya. Ibu Jae-min mengatakan ia telah memarahi gadis itu karena ia melihat gadis itu telah kurang ajar. Ia juga merasa gasi seperti itu secara diam-diam menyusun taktik dengan perpura-pura seperti penuh harga diri dan terluka sehingga ia tidak akan datang. Young-joo tetap tidak mengerti, ibu Jae-min berkata Young-joo tidak perlu tahu jelasnya bagaimana dan menyuruh Young-joo menelpon nona Wang untuk bekerja lagi saja.

Tiba-tiba Soo-jung datang dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Ia menyapa kedua orang itu ramah dan duduk dimejanya. Ibu Jae-min dan Young-joo heran melihatnya. Young-joo bertanya kenapa Soo-jung datang terlambat. Soo-jung beralasan ia pergi memperbaiki hp dulu sehingga terlambat. Youung-joo tidak senang mendengarnya. Soo-jung dengan lugu bertanya apakah sudah ada telepon yang masuk. Semua orang heran dengan sikap Soo-jung yang seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Soo-jung mulai bekerja seperti bisa dan bertanya apakah ada yang mau minum teh. Tapi tidak ada yang mau. Kemudian tiba-tiba ibu Young-joo datang ke galeri. Ibu Jae-min dan Young-joo menyambutnya ramah. Ibu Young-joo beralasan ia datang kesana karena ia ingin mengajak Ibu Jae-min pergi makan. Ibu Young-joo melihat Soo-jung dan bertanya apakah ada gadis baru yang bekerja di sana. Ibu Jae-min membenarkan dan menyuruh Soo-jung membuatkan kopi. Young-joo melihat Soo-jung kesal dan ibunya tidak sengaja melihat Young-joo bersikap seperti itu. Ia juga ikut memperhatikan Soo-jung.

Young-joo mendapat telepon, ia pergi keluar untuk menerimanya. Ternyata telepon itu dari In-wook yang memintanya untuk bertemu. Young-joo menemui In-wook dengan perasan senang di restoran karena tidak biasanya In-wook mengajaknya bertemu. Mereka makan siang bersama, Young-joo bertanya kenapa In-wook menolak ajakannya kemarin karena ia tidak suka bersamanya padahal ia sudah meminta kakak Jae-min mengundangnya dan kakak Jae-min menyuruhnya membatlkan janji. In-wook hanya tersenyum dingin. Young-joo jadi kesal. Young-joo bertanya apakah In-wook setelah itu pergi menemui Soo-jung. In-wook tidak menjawab dan balik bertanya “waktu itu kau sengaja bukan?”. “ Ya. Dia tinggal disebelahmu, sudah membuatku tak senang. Di depanku, dia malah berjanji akan bertemu denganmu. Aku benar-benar tak tahan melihatnya” kata Young-joo dingin. In-wook dengan sedikit perasaan menahan marah bertanya kenapa Young-joo menyuruh Soo-jung bekerja bersamanya. In-wook bertanya “apa karena aku atau karena Jung Jae-min?”. “Dua-duanya” jawab Young-joo santai. In-wook tidak tahan dan berkata “Kau anggap hingga kini aku masih mencintaimu? Dengarkan baik-baik aku tak pernah mencintaimu. Aku mengejarmu karena latar belakang keluargamu. Jadi mohon jangan menjahati Lee Soo-jung”. In-wook kemudian pergi. “Aku merasa kau benar-benar cocok dengan Jung Jae-min. Aku serius” lanjut In-wook sebelum pergi dengan perasaan marah. Young-joo merasa sedih dan terhina karenanya. (aku rasa sebagian yang diucapkan In-wwook bohong, dulu pasti dia mencintai Young-joo dan bukan karena keluarganya)

In-wook berjalan pulang dengan perasaan sedih, begitu pun Young-joo ia pulanng mengendarai mobil dengan menangis. Young-joo menangkan diri dan membetulkan makeup di toilet sebelum kembali kekantor. Ia menjadi tambah kesal pada Soo-jung dan benar saja begitu sampai kantor dan melihat Soo-jung sedang makan bekal ia langsung marah. Soo-jung langsung membereskan bekalnya dan minum, tapi Young-joo terus memperhatikannya hingga ia tersedak.

Pulang kerja Soo-jung mengambil hpnya yang sudah diperbaiki. Tiba-tiba Jae-min menelponnya. Soo-jung menerima dengan kesal, ia merasa Jae-min memperhatikannya. (tau aja kalo hpnya dah bener kali ya) Jae-min berkata ia akan menemui Soo-jung nanti. Soo-jung merasa bingung, tapi ia putuskan untuk pulang kerumhnya. Jae-min pulang dengan perasaan gembira, di luar ia melihat In-wook yang juga akan pulang tapi ia tidak peduli dan langsung pergi. Di lift Jae-min sengaja langsung menutup lift padahal In-wook ingin masuk juga. In-wook tertawa melihat sikap Jae-min yang kekanak-kanakan.

Jae-min tiba di apartement rahasianya, ia mencari-cari Soo-jung tapi tak ada. Ia jadi heran karenanya. Soo-jung baru sampai di rumahnya dan elihat kakaknya sedang menunggunya. Ia sebeteulnya kesal melihat kakaknya sehingga bersikap tidak peduli. Kakaknya berkata ia telah kedinginan karena telah menunggu lama. Soo-jung berkata ia tadi ada urusan. Kakaknya merajuk Soo-jung agar bersikap baik kepadanya karena ia terus berusaha mencari keberadaan Young Ye-tai dan ia sekarang membutuhkan uang untuk dana pencarian. Tiba-tiab Soo-jung bertanya “ongkosnya berapa?”. Kakak Soo-jung kaget adiknya akan memberinya uang, ia berkata semakin banyak semakin bagus. Ia meminta 500 ribu won. Soo-jung menggenggam kunci rumahnya erat karena menahan kesal. Melihat sikap Soo-jung yang tak senang kakaknya terus mengecilkan angkanya. Soo-jung teringat Jae-min yang dengan mudah memberinya uang. Soo-jung menawarkan makanan kakanya dan bertkata bahwa Young Ye-tai seudah bekerja. Kakaknya kaget, ia langsung amsuk kerumah begitu pintunya terbuka. Kakaknya bertnya Ye-tai bekerja dimana dan apakah Soo-jung sudah meminta uangnya. Soo-jung yang sedang mau menyiapkan makan malam melihat dapurnya sudah tidak ada bahan makanan lagi. Ia lalu mengajak kakaknya makan daging panggang di luar.

Mereka lalu pergi keluar, di luar mereka berpapasan dengan In-wook yang baru pulang. Soo-jung menghindari tatapn In-wook yang terus memandangnya dingin. Kakak Soo-jung menyapa In-wook dan bertanya apa ia mau pegi bersama mereka daging panggang. In-wook terus menatap dingin Soo-jung dan menolak ajakan kakak Soo-jung. In-wook lalu masuk ke rumahnya. Kakak Soo-jung minta maaf karena dulu merepotkannya dan berjanji akan mentraktirnya makan lain kali. In-wook berkata dengan dingin “tak usah” dan masuk rumahnya. Kakak Soo-jung merasa In-wook sombong, Soo-jung mengajak kakaknya segera pergi.

Soo-jung senang melihat Kakaknya makan dengan lahap. Kakaknya bertanya sekarang Soo-jung bekerja di mana. Soo-jung berkata ia kerja di galeri. Kakaknya bangga karena Soo-jung mempunyai bhasa Inggris yang baik sehingga dapat bekerja di tempat-tempat yang bagus. Ia merasa harus lebih giat mencari kerja. Soo-jung hanya tersenyum mendengarnya. Kakaknya menyuruh Soo-jung makan karena ia dari tadi tidak melihat Soo-jung makan. Soo-jung lagi-lagi hanya tersenyum dan mulai makan. Kakaknya lalu bertanya apa Soo-jung ingat saat mereka di panti asuhan mereka sempat mencuri makan ikan di dapur, kakaknya merasa daging yang ia makan kali ini 100 kali lebih enak daripada ikan ynag mereka curi. Soo-jung tertawa mengingatnya.

Jae-min terus menunggu Soo-jung di apartement rahasianya. Soo-jung bingung harus melakukan apa ia terus memandangi kunci yang di berikan Jae-min dan ia teringat kejadian di Bali dulu dengan Jae-min, ia juga mengingat masa-masa susahnya saat tak punya uang, dan juga perlakuakan – perlakuan Jae-min, In-wook dan Young-joo kepadanya saat di Korea. Soo-jung akhirnya memutuskan untuk pindah ke apartement yang diberikan Jae-min meskipun dengan terpaksa ia melakukannya. Saat membereskan baju, Mixi pulang ia kaget melihat Soo-jung berkemas-kemas. Soo-jung berjanji akan melunasi hutangnya kepada Mixi. Mixi tidak mengerti dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. “kalau kesampatan kali hilang. Aku akan seperti yang kau katakan, seumur hidup hanya bisa begini. Karena itulah jangan menghalangiku” kata Soo-jung. Soo-jung pergi, Mixi berusaha mencegah dan minta penjelasan sambil berteriak. In-wook mendengar perkataan mereka. Di luar Mixi terus membujuk Soo-jung, ia berkata hari sudah malam dan Soo-jung tidak ada tempat tujuan. Soo-jung berkata agar Mixi membiarkannya pergi karena bila ia tidak pergi sekarang seumur hidupnya ia takkan bisa pergi. Mixi tidak mnegrti, Ia merasa Soo-jung melakukan ini karena marah padanya. Soo-jung berkata tidak. In-wook keluar. Soo-jung melihatnya tapi tak peduli, ia minta maaf pada Mixi dan berkata akan menghubunginya nanti. In-wook menarik lengan Soo-jung berusaha mencegah. “Kenapa” tanya In-wook. Soo-jung melepaskan genggaman In-wook. “selama ini, terima kasih. Jaga dirimu baik-baik” kata Soo-jung kepada In-wook sebelum pergi. Mixi terus mengejar Soo-jung, In-wook hanya terpaku dan tersenyum sedih melihat kepergiaan Soo-jung.


Soo-jung pergi dengan taxi dan ia menangis terus sepanjang jalan. In-wook sedih sekaligus kecewa Soo-jung menggambil tindakan gila. Soo-jung samapai di apartement, ia kaget melihat Jae-min tertidur di sofa. Jae-min terbangun dan melihat Soo-jung ada disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar